Scene Eight

25 3 0
                                    

Jetfox benar-benar keren.

Benda setengah melayang itu seperti Roswel, NM* dengan ukuran yang sekiranya tidak terlalu besar, jari-jari sekitar 20 meter. Benda itu jelas berbentuk bulat, seperti piringan terbang. Memiliki ujung lekukan ke atas dengan persegi panjang seperti kaca namun berwarna hitam gelap sedangkan Jetfox berwarna silver.

Daniel mendekati Jetfox dengan tekagum-kagum. "Wow! Tak kusangka, memang benar adanya benda ini," gumam Daniel terpukau. Tangannya menyentuh kendaraan tersebut di bagian sisinya dengan hati-hati, seakan kendaraan tersebut rapuh dan bisa hancur kapan saja.

"Hei, kau mau apa? Jangan macam-macam dengan Jetfox-ku!" ancam Felix.

Aletha menekan kembali tombol Snobix secara acak. Lalu tiba-tiba Jetfox membuka perlahan. Daniel sedikit tersentak begitu bagian tangga menyentuh tanah.

"Oh astaga! Jangan buka pintunya!" teriak Felix pada Aletha.

Aletha tak menghiraukan teriakan Felix. Menuruti rasa penasarannya, gadis itu langsung memasuki Jetfox disusul oleh Daniel.

"Wow! Benar-benar keren!" ucap Aletha semringah, seraya mengedarkan pandangan ke sekeliling Jetfox. Matanya membulat sempurna. Ujung-ujung bibirnya tertarik ke atas tanpa disadari.

Jetfox tersebut memiliki lorong yang memutar juga beberapa pintu yang menghubungkan pada ruangan-ruangan tertentu. Aletha menyusuri setiap lorong dengan riang, seolah baru mendapatkan mainan baru. Dia tidak membuka semua pintu hanya pintu menuju--mungkin kamar, dan ruangan seperti aula.

Langkah Aletha terhenti pada sebuah tangga lain. Tangga itu menuju pada bagian lebih atas. Di sanalah tempat seluruh kinerja Jetfox. Ratusan tombol yang Aletha tidak tahu fungsinya, beberapa lampu yang berkedip menyala, juga sebuah kemudi. Tidak lupa sebuah layar yang menampakkan galaxy bima sakti. Satu titik berkedip dilayar tersebut. Titik itu berada pada planet Bumi. Mungkin tempat Jetfox berada.

Ekspresi Daniel tak jauh berbeda dengan Aletha. Laki-laki itu tak henti-hentinya berdecak kagum. Lalu, matanya melihat sebuah benda di salah satu meja dekat lemari yang berisi benda-benda asing yang membuatnya otomatis berjalan mendekat.

"Hei, Aletha! Apakah ini kotakmu?" tanya Daniel sambil membolak-balikan kotak di tangannya.

"Hei, jangan sentuh kotak itu! Berikan padaku!" teriak Felix yang kini berdiri di belakang Aletha.

Aletha yang baru tersadar dari ketersimaannya pada Jetfox lantas berseru, "Jangan berikan padanya, Daniel!"

Aletha berlari mendekati Daniel, namun kalah cepat dengan Felix. Felix lebih dahulu mendekati Daniel. Sontak Daniel membuat posisi pertahanan. Mengapit kotak tersebut dengan satu tanga. Tangan yang lain dia posisikan untuk bertahan, apabila Felix menyerang.

"Berikan kotak itu padaku!" Felix berusaha merebut kotak itu dari tangan Daniel.
Felix hendak menarik kotak itu, tetapi Daniel dengan lihai menghindar. Felix tak tinggal diam, dia segera menjagal kaki Daniel, membuat laki-laki itu hampir limbung. Tangan Felix yang lain, yang tak memegang kotak sontak menyentuh salah satu tombol Jetfox untuk mempertahankan keseimbangan. Tombol tersebut membuat Jetfox sedikit bergerak maju. Ketiga orang di dalamnya mau tidak mau ikut bergerak.

Felix memanfaatkan situasi itu untuk kembali merebut kotak dari tangan Daniel. Dan Felix berhasil mendapatkan kotak tersebut, tapi Daniel tidak melepaskan pegangannya pada kotak itu. Selama beberapa saat terjadilah saling tarik menarik.

Aletha berseru frustrasi, "Tidak, Daniel. Jangan lepaskan kotak itu!"

Mendengar teriakan Aletha, Daniel menendang tulang kering Felix cukup keras. Menyebabkan Felix mengaduh kesakitan sampai perlu berjongkok dan melepaskan tangannya dari kotak.

Daniel berlari keluar ruangan namun Felix mengejarnya. Daniel menuruni tangga dan menyusuri kembali lorong yang sebelumnya dia lewati, hingga sampailah dia pada pintu utama. Dia berusaha mempercepat larinya. Namun Felix mencengkram kerah baju Daniel dari belakang ketika mereka berhasil keluar dari Jetfox. Daniel menoleh dan langsung dihadiahi sebuah pukulan di pipi kirinya. Laki-laki itu tersungkur. Kotak yang sedari tadi dibawanya terlepas dari genggaman.

Aletha baru sampai di ambang pintu Jetfox, terkesiap. Gadis itu berlari mencoba menangkap kotak tersebut namun sia-sia. Kotak itu kini tergeletak di atas tanah dalam keadaan terbuka.

"Oh tidak! Dasar bodoh kalian berdua!" ujar Aletha marah.

Daniel dan Felix hanya saling pandang tanpa membalas ucapan Aletha.

Aletha mendekati kotak itu. Saat kotak itu akan disentuhnya, tiba-tiba sebuah asap berwarna hijau pekat muncul dari dalam kotak. Terdengar suara gemuruh yang memekakkan telinga, membuat mereka bertiga terkejut dan cemas kala melihat asap yang semakin membumbung ke atas, menyatu dengan udara di sekitar.

Aletha mundur beberapa langkah.

"Aletha, a-apa itu?" tanya Daniel ngeri.

***

Note:

*Roswel, NM: lihat foto di media.

Pandora [Collaboration Project]Where stories live. Discover now