SURAT #16

5.1K 592 154
                                    

Cara membuka surat.

My Sugar!

Aku kangen sama Teddy Juan.

Your Juan!

"Loh kok sama Teddy Juan bukan sama aku?" Cara memajukan bibirnya. "Awas ya kamu!" Cara melipat kembali surat tersebut.

Kini ia menatap loker kanan yang tengah tertutup. Ia memicingkan matanya, menatap sebuah kelopak bunga yang terhimpit di bawah pintu loker.

Pelan ia menyentuh dan menariknya. "Kelopak mawar?!"

Cepat ia buka pintu loker tersebut. Hanya ada sebuah surat berwarna merah.

I LOVE YOU.

Hanya ada sebuah kalimat di sana.

"Ck, kirain ada bunga mawar banyak!" ketus Cara. Ia menutup loker dan memilih untuk pulang ke rumahnya.

~~~

Cara merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Ia menoleh dan memandang boneka Teddy Bear coklat. Lekas ia menarik dan mendekap erat.

"Teddy masa kamu yang dikangenin sama Juan, bukan aku!" ucap Cara yang merebahkan kepala pada badan boneka tersebut.

Cara terdiam. Ada sebuah suara yang mengetuk pintu kaca balkonnya.

Cara berlari dan membuka kain penutup pintu tersebut. "Juan," pekiknya.

Juan tersenyum dan menundukan tubuh, ia menyelipkan secarik kertas pada bagian bawah pintu kaca balkon. Kertas tersebut berpindah pada Cara.

Cara mengambil dan dibukanya.

A song before sleep, My Sugar.

Cara tersenyum. Di bukanya pintu dan menatap Juan yang tengah berdiri bersandar pada pagar pembatas dengan bunga mawar di tangannya.

"Untukmu," sodornya.

"Thanks," Cara menggigit bibir agar tidak tersenyum terlalu lebar karena terlalu senang. "Kamu kenapa nggak masuk lewat pintu depan aja sih?" ujar Cara yang menghampiri.

"Pacarnya datang itu, dipeluk dicium, kau tidak kangen denganku?" goda Juan.

Cara memutar mata malas. "Keluargaku nggak ada yang tahu Maluma itu apa dan siapa. Jadi, kau tenang aja kalau ingin masuk lewat pintu depan!"

"Kenapa tidak bilang? Balkonmu tinggi juga ternyata. Aku tadi sudah berniat membawa tangga."

Cara menarik napas. Susah payah ia menahan tawa.

"I miss you," ucap Juan.

Juan melangkah menghampiri Cara. Terhenti saat jarak keduanya cukup dekat.

Ia menarik dagu Cara yang tengah menundukan wajah. "Apa kau siap di akhir konser nanti, aku akan mengumumkan tentang hubungan kita?"

Cara menatap lekat-lekat wajah Juan. "Apa kau tidak malu punya pacar hanya orang biasa? bahkan dia salah satu dari fans-mu?"

"Aku justru bangga menjadi pacarmu. Menjadi satu-satunya pria yang ada dihatimu. Aku ingin dunia tahu kalau kau hanya milik aku seorang," Juan menangkup wajah Cara dengan kedua tangannya. "I'm crazy about you."

Juan mendekatkan wajahnya perlahan. Memandang wanita yang ia cintai dengan perasaan penuh kebahagiaan. Menatap kedua matanya dalam-dalam. Ada cinta di sana. Ada kasih sayang di sana. Ada rindu yang selalu menunggunya.

Kini jarak keduanya semakin dekat. Cara bahkan bisa merasakan napas hangat Juan di atas bibirnya.

"Ck," Juan melepaskan kedua tangan yang menangkup wajah Cara.

Dengan saling melangkah mundur dan bergerak kikuk, keduanya hanya saling melirik.

"Maaf, aku ...." ucap Juan terbata sembari menggengam handphone miliknya yang terus berbunyi.

Cara menganggukan kepala dan kembali menunduk.

Juan melangkah semakin menjauh dari Cara. "Papi, teleponnya tidak tepat banget sih?!"

"Loh memangnya lo lagi apa? lo di mana? sejam lagi kita latihan."

Juan terdiam dan menoleh pada Cara yang tengah menupu kedua tangan pada pagar pembatas dan menatap langit sore.

"Gue tau. Lo lagi ena-ena sama Cara ya?"

"Ena-ena itu apa? Indonesia, please?" ucap Juan pada ayahnya.

"Lupa gue kalau punya anak bule. Udah cepetan ke studio biar selesainya nggak pagi."

"Iya!" Juan mematikan telepon. Dan menghampiri Cara. "Maaf tadi Papi."

Cara menoleh. "Iya, tidak apa-apa Sunset hari ini lagi indah, biasanya tidak seindah ini," ucap Cara yang memandang langit yang mulai memerah.

"Tidak ada yang lebih indah selain memandang wajah orang yang paling aku cintai, yang sedang berdiri tepat di samping aku sekarang ini."

Cara menoleh, menatap sebentar pada Juan, lalu menundukan wajahnya.

"Setelah konser ini, aku akan World Tour ke Eropa. Apa kau sudah dapat jadwalnya?"

"Sudah. Kau yang email atau manager-mu?" tanya Cara menahan tawa.

"Sang manager yang menyebalkan itu!" balas Juan yang juga menahan tawa.

LPapi kamu asik ya orangnya?!"

"Begitulah. Dia sayang banget sama Mami. Tengo Un Amor, terinspirasi dari cerita cinta mereka berdua. Itu lagu kesukaanmu bukan?"

Cara menganggukan kepala.

"Cinta mereka diuji selama 6 tahun lamanya. Menunggu dalam doa. Hingga, Tuhan tergerak untuk menyatukan mereka kembali," Juan menatap matahari yang mulai menghilang dari balik awan. "Aku akan World Tour dari satu negara ke negara lain, hampir setengah tahun. Apa kau tidak keberatan kita tidak bertemu selama itu? Apa kau percaya sama cintaku? Apa kau ...."

"I'm Oke," Cara memotong ucapan Juan. "Aku paham, Juan. Aku ada di!sini dan akan selalu ada di sini. Mendukung karirmu. Menjaga ... cintamu!"

Juan menggengam tangan kiri Cara sembari menatapnya dengan senyuman. "I love you ... I love you so much, my Sugar!" Juan menarik tangan Cara, diciumnya punggung tangan itu dan ditaruhnya di dada kiri.

"I love you too, my Juan!" balas Cara.

Juan menarik tangan Cara dan mendudukan tubuhnya di kursi kayu. Cara ikut duduk di sampingnya.

Ia kini menarik gitar, "A song for you."

Cara menggeser tubuh agar mendekat pada Juan, dirangkul lengan kanan Juan dan merebahkan kepala di bahunya.

Juan tersenyum, ia mencium lembut kepala Cara dan mulai memainkan gitarnya.

You are my sunshine, my only sunshine
You make me happy when skies are grey
You never know, dear, how much I love you
Please don't take my sunshine away

The other night, dear, as I lay sleeping
I dreamt I held you in my arms
When I awoke, dear, I was mistaken
So I hung my head, and I cried

You are my sunshine, my only sunshine
You make me happy when skies are grey
You never know, dear, how much I love you
Please don't take my sunshine away

I'll always love you and make you happy
If you will only say the same
But if you leave me to love another,
You'll regret it all one day

You are my sunshine, my only sunshine
You make me happy when skies are grey
You never know, dear, how much I love you
Please don't take my sunshine away

DON JUANWhere stories live. Discover now