PENUH DENGAN SURAT

4.5K 639 79
                                    

Baca dulu sampai habis baru klik mulmed. Jangan kebalik. Nanti salfok.

~~~


Cara berdiri di depan lemari loker. Sudah hampir 10 menit ia hanya menatapnya. Ia menimang-nimang apa akan membukanya atau tidak.

Setelah kemarin, ia melihat Juan meninggalkan balkon kamar dengan susah payah dan nyaris terjatuh. Kini, ia berharap tidak ada satu pun surat yang diterima hari ini. Ia hanya tidak ingin memikirkannya sekarang ini.

Cara menarik napas panjang dan mulai membuka loker.

Saat loker terbuka, tumpah semua isi di dalamnya. Entah mungkin puluhan surat berada di dalamnya. "Ya ampun Juan!" pekik Cara yang menatap di bawah kakinya yang sudah penuh dengan surat yang berjatuhan. "Ck, ngeselin banget sih!"

Setiap orang bahkan kini melihatnya.

Cara mengambil sebuah dari surat yang masih berada di loker.


My Sugar!

Aku minta maaf. I love you.

Your Juan!


Ia mengambil sebuah lagi.


My Sugar!

I love you. Aku hanya sayang denganmu.

I'm Juan and your Juan!


Cara melemparnya ke dalam loker. Ia lekas mengambil sebuah tas kain dan memasukan semua surat ke dalamnya dengan kesal.

Ia lekas melangkah menghampiri sebuah tempat sampah. Saat ia ingin menumpahkan semua surat ke dalam, gerakannya terhenti. Ia ragu dan menurunkan tangan.

Menghentikan niatnya. Dengan raut wajah sedih, ia memilih untuk berjalan ke arah taman. "Ini orang ngeselin banget. Sampe segala nyampah di loker," Cara bermonolog sembari menendang sebuah batu kecil.

"Kalau sampah kenapa dibawa?" bisik Juan yang ternyata sudah berada di belakang tubuh Cara.

"Kau!" pekik Cara kaget.

"Hola, Mi Sugar!" sapa Juan sembari tersenyum.

Cara hanya mengerutkan kening dan kembali berjalan.

"Sugar," panggil Juan yang menyamakan langkahnya.

Cara tetap terdiam.

"Sugar," panggilnya kini yang terdengar seperti sebuah rengekan.

Juan akhirnya menarik lengan Cara.

"Jangan marah lagi dong," pintanya yang kini memandang Cara.

Cara menarik napas panjang. "Ini suratnya ambil semua," Ia memberikannya pada Juan dan melepaskannya cepat. Beruntung Juan menangkapnya agar tidak terjatuh.

"Sugar," ia kembali mengejarnya.

"Kau nggak pakai tudung jaket, cuma pakai topi sama kacamata. Nanti kalau ada yang sadar, ada Maluma di sini bisa ramai lagi.l," ketus Cara.

"Biarkan," ucapnya santai.

Langkah Cara terhenti. "Senang banget sih nyari sensasi," sinis Cara.

Juan menarik napas dan menurunkan bahunya. Ia menekuk wajah. Berusaha terlihat sedih.

"Jangan kaya anak kecil. Jelek banget tuh muka," Cara berusaha menahan tawa dengan sekuat tenaga.

"Ikut aku yuk," pinta Juan.

"Nggak!"

"Sesekali bolos. Rajin banget kau itu!" Juan mencolek ujung hidung Cara. "Temani aku latihan koreo hari ini, please ?!" Juan menupu kedua tangannya di depan dada memohon.

DON JUANWhere stories live. Discover now