8

680 135 42
                                    

09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09.05 A.M KST, Kamar Eunsol

Aku mematut diriku di depan cermin untuk kesekian kalinya. Sekali lagi meyakinkan diriku bahwa kali ini aku benar-benar tak akan dikenali oleh siapapun.

Hoodie hitam milik Kak Chanyeol yang membuat badan kecilku tenggelam dan topi hitam milik Jihoon yang berhasil menutup setengah dari wajahku dipadupadankan dengan jeans hitam sobek-sobek tiga perempat dan sneakers Puma dengan warna serupa.

Terakhir, jangan lupakan masker hitam untuk melengkapi penyamaran.

Bahkan Sowon dan Umji tidak akan mengenalimu, Sol.

Aku mematut diriku untuk terakhir kalinya dengan puas lalu menyambar tote bag berisi buku-buku kuliah dari atas meja belajar.

Kelas pagi ini pukul sepuluh tapi aku akan berangkat kuliah saat ini juga.

Sendirian.

Tentu saja aku hanya akan membawa diriku sendiri. Tidak bersama seorang namja yang kemarin malam tiba-tiba saja menyimpan nomor ponselku kemudian mengajakku berangkat bersama.

Aku sengaja berangkat satu jam sebelum kelas dimulai untuk menghindari Jeon Jungkook.

Hari ini aku berencana bersembunyi darinya. Aku bahkan menyamar dengan memakai pakaian longgar, topi, dan masker.

Aku hanya masih shock untuk melihatnya lagi pasca kejadian yang dilakukannya kepadaku kemarin siang.

Nyaliku memang ciut sekali. Begitu saja aku trauma.

Aku terperanjat kaget tiba-tiba saja bunyi klakson mobil yang keras menghantam telingaku. Ralat, bukan hanya telingaku. Namun juga telinga beberapa orang yang ada di halte bus ini.

Kepalaku buru-buru mengarah ke sumber suara. Kedua mataku memandangnya dengan tatapan gusar. Pengemudi mobil ini benar-benar tak sopan.

Mobil sport putih berhenti tepat di depanku. Sedetik kemudian kaca jendela mobil mewah itu turun, memperlihatkan pengemudi yang membuatku kesal sepagi ini.

Seketika itu aku langsung ingin mengumpat.

Jeon Jungkook menatapku dari kemudi dengan tatapan tajamnya.

"Naik," ujarnya dingin.

Aku langsung gelagapan. Aku takut sekaligus bingung. Takut dengan Jungkook dan bingung bagaimana cara membuka pintu mobil sport ini.

Aku menurunkan maskerku hingga ke dagu, berusaha memperlihatkan senyuman termanisku kepadanya.

"Ah. Jeon Jungkook... Aku tak menyangka kita bisa bertemu disini," saat ini juga aku langsung merutuki diriku sendiri mengapa kata-kata itu yang keluar dari mulutku.

Kulihat ia langsung mengernyit kepadaku. Ekspresinya terlihat seperti sedang marah.

Tidak, ia memang sedang marah.

You Owe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang