XVI ~ Seperti Gelas yang Pecah

Bắt đầu từ đầu
                                    

Baru Changwook akan meninggalkan kediaman Yoona dengan langkah terhuyung. Ditengah jalan ia malah bertemu Sehun dan Ibunya. Nasipnya benar-benar tidak beruntung hari ini.

Ia langsung gelagapan dan ketakutan. Sehun yang melihat Changwook di depan matanya langsung geram apalagi ia sadar changwook muncul dari arah rumah Yoona. Berani sekali pria brengsek yang sudah menghancurkan hidup kakaknya memunculkan wajahnya didepan matanya dan ibunya.

Tanpa berkata-kata Sehun langsung melompat ke Changwook menarik kerah baju Changwook dan tampa Changwook siap sebuah bom mentah melayang ke wajah Changwook.

"Siapa yang mengizinkan kau bertemu dengan kakak ku dan Yoo rin! Berani-beraninya kau brengsek! Jangan ganggu lagi hidup kakak ku!"

Sehub tak henti-hentinga memukuli Changwook yang sama sekali tak melawan bahkan sampai Changwook jatuh kejalan Sehun masih berniat memukuli dan menedang Changwook seperti sampah.

Sayang sang ibu tidak tega melihat bekas menantunya di puluki oleh Sehun. Ibu Yoona berdiri menghadang sehun dan memeluk Sehun agar emosi anak itu redah dan berhenti memukuli Changwook yang sduah tak berdayah dengan sudut bibirnya yang berdarah.

"Sudah! Nak sudah! Kau tidal boleh main hakim sendiri."

"Eomma!! Lelaki ini kalau bisa aku ingin sekali membunuhnya sejak dulu! Berani-beraninya dia memfitnah Noona dan membuat karir noona hancur lalu mentelantarkan noona serta Yoo rin. Memangnya noona salah apa pada mu hah!!" teriak Sehun sampai air liurnya nuncerat saking lebarnya ia membuka mulut dan berteriak.

Changwook hanya terdiam, pikirannya melayang kemana-mana benar kata Sehun memangnya Yoona salah apa padanya? Yang memulai semua itu kan dia dan Yoona hanya sebagai korban tapi kenapa harus Yoona yang menderita karna perbuatan bodohnya. Dia memfitnah orang yang ia cintai. Ia meninggalkan Yoona dan yang paling buruk ia mentelantarkan anak kandungnya sendiri. Benar-benar tak berguna.

"Sehun!!!" teriak Changwook. Dan mencoba berdiri dengan sempoyongan lalu ia tertawa tapi air matanya keluar. "Pukul aku sepuas mu sehun! Aku pantas mendapatkannya! Pukul ayoo pukul jika semua ini dapat membalikan keadaan!"

Sehun mendengus kesal. Sang ibu hanya menatap Ibah Changwook yang seperti ini.
Sehun seperti di beri angin segar ia langsung memukul Changwook dengan sekuat tenaga sampai idung dan mulut  Changwook mengeluarkan darah segar.

"Sehun! Eomma bilang hentikan!" teriak ibunya langsung menyeret Sehun. Jika tidak di cegah bisa saja Changwook mati di tempat mati ditangan Sehun.

Changwook merangkak-rangkak tak berdaya ia memegangi kaki ibu Yoona. changwook masih ingat sekali bagaimana ibu Yoona sangat sabar ketika mengetahui Yoona hamil karna dirinya dan selalu memperhatikan Changwook selama satu tahun menjadi menantunya seolah-olah Changwook adalah anak kandungnya sendiri. Tapi ia masih merusak putrinya yang menjadi tulang punggung keluarga.

"Eomma maafkan aku ampuni aku eomma." rintih Changwook tak berdaya.

Ibu Yoona berjongkok menatap Changwook yang sangat menyedihkan itu. "Kenapa kau jadi seperti ini? Padahal aku sudah menasehati mu berkali-kali, bahagiakanlah Yoona rawatlah Yoorin jika mereka bahagian kau juga akan ikut bahagia kau tidak akan kehilangan apapun. Hidup di kelilingi keluarga yang kamu cintai dan ia juga menyukai mu lebih baik dari pada hidup dengan ambisi yang tak ada habisnya."

Changwook tiduran di jalan dan menagis sejadi-jadinya kenapa dadanya terasa begitu sesak. Sakit sekali. Kenapa penyesalan selalu datang belakangan?

Sehun manarik Changwook untuk berdiri. Ia memapah Changwook sampai ke ujung jalan dan memberhentikan taksi dijalan.

Sehun memasukan Changwook yang sudah tak berdaya dan setengah sadar ke kursi penumpang.
Sehun memberikan uang kepada Supir taksi dan berkata "ajjusi tolong antarkan dia kerumah sakit terdekat pastikan ia langsung ditangani di UGD."

Si supir memanggutkan kepalanya dan menuruti perintah Sehun lalu segera menjalankan mobilnya Membawa Chang wook pergi.

***

"Astaga kenapa bajumu banyak sekali tetes darah?"

Yoona terkejut ketika melihat kemeja putih yang di kenakan Sehun banyak bercak darah segar ketika sehun baru saja datang bersama ibunya.

"Aku baru saja hampir membunuh seekor tikus." jawab Sehun asal.

"Kau ini! Apa sih maksud mu?" tanya Yoona tidak mengerti.

"Dia menghajar Changwook ketika bertemu dijalan tadi. Ibu melerainya jika tidak sehun bisa saja membunuh Changwook." jelas sang ibu sambil berurai  air mata.

Yoona dan Siwon pun shock mendengarnya.padahal Changwook baru saja meninggalkan rumahnya. Yoona segera memeluk ibunya pasti ibunya kaget sekali melihat adegan perkelahian Sehun dan changwook.

Tapi Kenapa adiknya bisa seganas ini. Mungkin itulah hasrat terpendam Sehun. Dari darah yang melekat di kemeja Sehun yoona percaya perkataan ibunya kalau changwook bisa saja mati di tangan Sehun.

"Kalau saja Noona tak menceritakkan tentang noona sudah baikkan dengan Siwon Hyung dan semua hanya salah paham bisa saja aku juga akan menghajar Siwon Hyung sampai tak berdaya. Karna pernah meninggalkan Noona ketika lagi sedang sayang-sayangnya." ucap Sehun dengan nada bicara yang bikin orang lain kesal padanya.

Siwon terkejut mendengarnya.

Pletakk...

Yoona menjitak kepala sehun dengan sekuat tenaga sampai Sehun merintih kesakitan dan tak bisa diam seperti cacing. Tingkah sehun yang kesakitan membuat Yoo rin yang belum paham soal pembicaraan orang dewasa ini jadi tertawa ia mentertawakkan pamannya sendiri yang terlihat lucu dimatanya.

Sadar ia ditertawakan Yoorin, Sehun bangkit dan menangkap Yoorin kepelukannya dan mengkeliti perut Yoorin menbuat Yoorin tertawa kegelian.
"Yoo rin harus Minta maaf karna sudah mentertawakan oppa!"

"Tidak mau" ledek yoorin sambil memeletkan lidahnya.

"Kalau gitu oppa gak mau beri ampun!" Sehun terus menggoda Yoorin.

"Sudah sudah becandanya cepat kau ganti pakaianmu. Di lemariku ada kemeja putih universal juga digantung."imbuh Yoona mengehentikkan candaan Sehun dan Yoorin.

"sejam lagi pentas Yoorin akan di mulai nanti dia terlambat."
sehun segera bergegas mengganti pakaiannya.

***

Selesai acara pentas seni sekolah Yoorin Siwon mengantarkan keluarga Yoona pulang kerumahnya ia tidak lansung pergi karna ibu yoona, menyuruh Siwon untuk santai-santai dirumahnya sambil menunggu jam makan malam tiba.

Sedangkan Yoona sedang sibuk di dapur bersama ibunya membuatkan masakan makan malam. yoorin tertidur sejak tadi karna terlalu lelah. Tinggal Siwon dan Sehun duduk berhadapan di ruang tengah.

"Jadi kali ini kembalinya hyung ke korea benar-benar untuk menemui Yoona noona dan ingin merebut hati noona lagi." tanya sehun dengan wajah Serius.

Siwon ingin ketawa rasanya dulu saat ia masih berpacaran dengan yoona di SMA Sehun masih SD masih sangat kecil dan nakal tapi sekarang bocah itu sudah tumbuh tinggi dan dewasa. Bahkan ia mampu menjaga dan melindungi kakak dan ibunya.

"Memangnya aku terlihat tidak serius ya? Tentu saja aku akan memperjuangkan cinta lamaku dan merebutnya kembali!" jawab Siwon dengan penuh tekad yang kuat.

Sehun menaikkan alisnya dan bibirnya mencibir Siwon tapi hanya sesaat. setelahnya ia kembali memasang wajah serius.
"Hyung tidak masalah kalau noona sudah pernah menikah dan memiliki Yoo rin."

Siwon menggelengkan kepalanya "itu konsekuensi yang harus aku terima karna telah menyia-nyiakan waktu selama itu. Lagi pula hari ini kau telah memberi pelajaran berharga pada Changwook. Aku merasa lega aku tidak harus mengotori tanganku untuk menghajarnya."

"Jadi kapan Hyung akan melamar Noona?" tanpa basa-basi Sehun langsung mengutarakkan pertanyaan itu kepada Siwon.

"mwo?" seru Siwon terkejut.

****

Oke bersambung dulu kalau ada waktu di sambung lagi.
Jangan Lupa Vote dan commentnya ya^°^

Baca juga Ff oneshoot kucek karya ku ya ^°^
http://my.w.tt/UiNb/Enk4rWsVXE

A Circle DestinyNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ