07 ☀ Caper

195K 15.8K 886
                                    


Jika kalian menemuka kata 'Maneh' dan 'Urang', arti kata itu adalah Kamu dan Aku.


☀☀☀


Pulang sekolah. Ira, Sisy, Dea, dan Cilla memutuskan untuk pergi ke kantin sebelum mereka semua kembali kerumah masing-masing. Sudah lama mereka tidak makan mie ayam langganan mereka, yaitu mie ayam Pak Tatang. Selain ayamnya banyak, mie ayam itu juga sangat enak, masih mengutamakan ketradisionalan bumbu dalam pembuatannya. Tidak seperti mie ayam jaman sekarang yang hanya menyuguhkan mie, kuah, pangsit, dan semur ayam yang di keringkan alias instan.

Seperti biasa mereka berempat selalu duduk di meja dekat pohon Mangga sekolah. Sadar akan kehadiran pelanggan setianya, Pak Tatang langsung berseru sambil melambaikan tangannya.

"Neng!!"

Keempatnya menoleh.

"Pak! Kayak biasa ya?" ucap Sisy.

"Sip neng!!"

Setelah memesan mereka berempat kembali berbicara. Membicarakan beberapa tugas yang akan mereka kerjakan bersama nanti. Saat sedang seru-serunya bicara, mereka berempat mendengar suara berisik dari arah lapangan futsal. Suara itu sangat cempreng dan melengking, bahkan sangat tidak enak untuk di dengar. Ira yang sedang bicara dengan ketiga temannya langsung menoleh ke belakang dan mendapati empat cewek sedang berjalan sambil tertawa dan menjerit tidak jelas. Membuat beberapa orang di kantin menoleh dan menatap risih mereka berempat.

Ya, Sinta dan gengnya kembali.

"Berisik banget! itu mulut apa toa sih?" umpat Sisy menatap sinis Sinta dan teman-temannya.

"Ngelebihin maneh, Sy." celetuk Dea.

Sisy mengernyit, "Enak aja! Masih mending aku kemana-mana kali."

Ira diam, ia masih saja menatap Sinta, Ririn, Salsa, dan Joana yang kini sedang berdiri di depan gorengan. Mereka berempat seperti menertawakan sesuatu yang sebenarnya tidak lucu, dan sesaat kemudian Sinta dan gengnya itu menoleh ke arah Ira dan menatapnya dengan tatapan sinis.

"Ira, udah jangan di liatin." ucap Cilla memegang bahu Ira, membuat gadis berambut poni itu menoleh dan mengangguk.

Empat posrsi mie ayam datang, membuat keempat gadis itu meneguk salivanya sendiri karena tak sabar ingin menyantap makanan itu. Dengan cepat keempatnya meraih sendok dan sumpit yang ada di tengah meja dan memakan mie ayam tersebut.

Di tengah-tengah kegiatannya memakan mie ayam, perhatian Ira sedikit teralihkan oleh segerombolan cowok yang datang sambil tertawa seru. Ira dan ketiga temannya menoleh, mendapati Gusti, Mahesa, Aldo, dan Ivan sedang berjalan menuju tukan jus dengan menggunakan seragam futsal. Untuk seketika ira ingin tertawa karena melihat Gusti memakai kaus kaki yang berbeda warna.

"Orang sinting." ucap Dea menatap risih ke arah Gusti.

Ira menoleh menatap Dea.

"Ehh! Liat deh! Si Sinta mau ngapain tuh?" ucap Sisy sedikit berbisik, membuat Ira, Dea, dan Cilla menoleh ke arah tukang jus.

"Hai Gusti!" sapa Sinta sok akrab. Mahesa, Aldo, dan Ivan langsung mundur tiga langkah dan menatap Gusti sambil menahan tawa mereka. Gusti memejamkan mata frustasi dan langsung menoleh ke arah Sinta yang ada di belakangnya.

"Apa?" balas Gusti seadanya.

"Gus, kamu habis futsal ya?"

"Gak liat urang pake baju futsal?" Gusti menunjukan ekspresi tidak sukanya.

GUSTIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang