...

"Secepat ini?" Sehun masih tidak habis pikir denga apa yang dilihatnya saat ini.

Undangan pertunangan Sewoo dan Kim Jongin tertumpuk didepan matanya. Ia masih tak habis pikir dengan sahabatnya itu, setahunya Sewoo baru saja bertemu dengan Jongin bagaimana bisa secepat ini memutuskan untuk bertunangan? Mengapa secepat ini? Sewoo juga tak pernah menceritakan apapun padanya.

"Aku juga masih tidak percaya" balas Sewoo kemudian menatap Sehun dengan wajah yang sulit diartikan. Tapi Sehun mampu mengartikannya, wajah takut, bingung dan apa boleh buat. Sewoo sedang merasakan tiga hal itu saat ini. Sehun telah menghabiskan waktunya bersama lebih lama bahkan dari ayah sewoo sendiri, ia tahu betul bagaimana Sewoo yang sebenarnya.

"Bagaimana dengan Chanyeol sunbae?" Oke, Sehun tahu pertanyaannya pasti akan membuat Sewoo marah padanya, ataupun membuat hati Sewoo merasa sakit. Ia Tahu itu, dan Benar. Hati Sewoo sedikit perih tapi ia tidak marah.

"Ia mengucapkan 'selamat' padaku" balas Sewoo pandangannya tak lagi pada Sehun melainkan pada jendela tembus pandang kearah lorong didepan ruangannya.

Sehun terdiam, ia mengerti apa yang sedang dirasakan sahabatnya itu. Ia memutuskan untuk meraih beberapa undangan didepannya kemudian mendekat kedepan meja kerja milik Sewoo.

"Siapa saja yang kau undang, aku akan membantumu menyebarkan undangan ini"

Sewoo menatap Sehun dengan tatapan lemas, kemudian tersenyum kecil. "Gomawo Sehun-ah"

...

Setelah kejadian penyebaran undangan pertunangannya dengan anak pemilik rumah sakit tersebar, Sewoo sukses menjadi bahan pembicaraan terpanas. Juga ratusan ucapan selamat selalu ia dengar setiap ia melewati sudut demi sudut rumah sakit. Entah mengapa, ia merasa perih akan hal itu.

Andai saja...

Sewoo menggeleng, melepas seluruh andaian yang tidak berguna yang saat ini menggerogoti pikirannya. Bagaimanapun ia harus melupakan semua hal itu, namun rasa perih itu kini memiliki teman, bersama rasa bersalah setelah melihat sosok lelaki jangkung berbadan tegap dengan rahang yang tegas tersenyum manis sambil berjalan mendekatinya.

"Kau menunggu lama?" Sapanya dengan santai.

Sewoo tersenyum kemudian menggeleng. "Aku baru saja sampai" ungkap sewoo.

Wajah tenangnya membuat sewoo semakin merasa bersalah. Senyumnya tak luntur sedikitpun, memang pada dasarnya ia orang yang baik. Tak sepantasnya ia diperlakukan seperti ini.

"Aku baru saja kembali dari incheon" katanya sembari mengangkat tangannya memanggil pelayan retoran. "Biasa, menangkap penjahat" katanya kemudian tertawa kecil. Sewoo ikut tersenyum, ia terlalu baik. Batin sewoo.

"Sukses?" Tanya Sewoo.

"Tentu saja" balasnya, kemudian pelayan datang. Ia memesan beberapa makanan yang Sewoo juga setujui untuk dimakan bersama siang ini.

"Maafkan aku" ungkapnya. Sewoo terkejut kemudian bertanya. "Wae?"

Jongin tersenyum kemudian menatap Sewoo dengan pandangan hangat khas miliknya. "Disaat seperti ini masih harus menangkap penjahat" kemudian ia tertawa lagi.

UNFAIR #hurtRain (CHANYEOL - KAI)Where stories live. Discover now