Bab 26: Pengakuan

1.9K 204 162
                                    

Mobil Audi R8 hitam Tiara dirancang khusus untuk kegiatan vigilante-nya sehingga tahan peluru. Meskipun demikian, butiran peluru yang menghantam atap mobil memberikan impak yang cukup kuat. Tiara memutar kemudi mobilnya untuk menghindari tembakan.

"Kenapa kita selalu dikejar-kejar saat naik mobilku?" serunya.

"Karena kalau pakai mobilku, itu mobil dinas. Mereka nggak mau ngerusak mobil dinas," jawab Bagus sambil tertawa pahit. Ia memandang ke atas untuk melihat helikopter yang mengejar mereka. "Astaga, mereka pakai helikopter polisi! Kita dianggap apa?"

"Aku barusan membobol kantor Pak Naryo. Wajar kalau dia marah," kata Tiara.

DUAR! Sebuah granat nyaris mengenai mobil. Untung meleset.

"Mereka benar-benar mau membunuh kita!" seru Bagus. "Anti peluru pun nggak bisa ngelawan granat. Kalau mobil terguling, kita tetap aja celaka. Dan aku udah nggak punya pistol."

"Aku punya senjata di bagasi. Buka jokmu lalu ambil," ujar Tiara sambil mengarahkan mobilnya ke terowongan.

Helikopter tak dapat mengikuti mereka di dalam terowongan. Tiara menghentikan mobilnya untuk beberapa saat sementara Bagus melepas seat belt-nya. Mobil Audi R8 hanya memiliki dua tempat duduk. Bagus mendorong joknya ke depan, lalu memajukan sandarannya agar dapat meraih benda di bagasi. Ia menyorotkan senternya untuk memeriksa senjata apa saja yang tersedia di sana. Ada bazooka dan pistol EMP (electromagnetic pulse) yang memuntahkan arus elektromagnet yang dapat mematikan mesin kendaraan. Ia mengambil keduanya.

"Kamu benar-benar Batman, ya," ujar Bagus. "Dari mana kamu mendapat senjata ini semua?"

"Ya, pesan, dong," jawab Tiara. "Sudah kubilang, aku nggak main-main saat ingin menjadi vigilante. Kamu sudah siap?"

"Siap," jawab Bagus.

Tiara mengemudikan mobilnya keluar dari terowongan. Helikopter kembali mengejar mereka. Kali ini ditambah sejumlah mobil polisi di belakang mereka. Namun Tiara tidak khawatir dengan mobil polisi karena mobil Audi R8 memiliki kapasitas mesin yang jauh lebih besar.

Bazooka dapat menjatuhkan helikopter, namun Bagus tak ingin rekan-rekannya tewas apabila helikopter terjatuh. Ia memutuskan untuk menembakkan arus elektromagnet dari EMP gun ke arah baling-baling helikopter. Karena dampaknya tidak instan, pilot helikopter akan memiliki waktu untuk menurunkan helikopter ke daratan.

Bagus mengarahkan EMP gun ke baling-baling helikopter dan menarik pelatuknya. Arus elektromagnet mengganggu aliran listrik yang menggerakkan baling-baling. Perlahan-lahan terbang helikopter menjadi tidak stabil. Untuk menyelamatkan nyawa para polisi di dalamnya, mereka terpaksa turun dan menghentikan pengejaran.

"Great job, Gus!" seru Tiara. "Sekarang tinggal kabur dari polisi-polisi itu."

Seorang polisi di dalam mobil yang paling dekat dengan mobil Tiara menembak ke arah mereka, namun pelurunya tidak menembus bodi mobil. Ia mengarahkan tembakkannya ke ban mobil. Namun ban mobil itu tak meledak. Mobil Tiara hanya tergoncang sedikit, lalu tetap melaju dengan cepat.

"Kok bisa bannya nggak kempes?" tanya Bagus.

"Bannya khusus sehingga lama kempesnya. Kita masih bisa bertahan sejam di jalanan dengan kecepatan maksimal seratus enam puluh kilometer per jam," jawab Tiara.

"Ngeri. Peralatanmu lebih canggih daripada polisi."

Tiara hanya tersenyum sambil menambah kecepatan mobilnya karena mereka telah memasuki jalan tol. Tak lama kemudian mobil-mobil polisi pun kehilangan jejaknya.

Jakarta Vigilante ☆ [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now