21

1.5K 63 0
                                    

"Nico kecelakaan"

Astagfirullah.. apalagi ini?

"Nico kecelakaan mobil dengan mobil Chlo.. Nico gak sadarkan diri."

Kabar berita itu yang aku dapatkan ketika aku baru saja sampai di pelataran rumahku.

Aku yang baru turun dari mobil hanya diam tanpa bisa berbuat apapun. Aku memang sedang marah dengan kak Nico, bahkan melihat mukanyapun masih enggan. Tapi, bukan ini yang aku harapkan. Bukan ini yang aku mau.

Aku masih diam tak percaya dengan apa yang aku dengar, masih mematung ditempat awalku berpijak, masih mencerna apa yang barusan aku dengar.

"Chlo... u there?"

Suara Tommy diseberang sana hanya menjadi angin lewat bagiku.

"Chlo. Please. Gua bakalan chat lu dimana rumah sakitnya. Gua udah kabarin keluarga semuanya dan mereka menuju kesini. Lu siap-siap bawa baju Nico ya"

Sambungan telponnya terputus begitu saja.

Aku hanya berjalan lemas memasuki rumah besar ini. Kenapa supirku gak tahu?

"Non... non duduk dulu. Mau saya ambilkan minum?" Bibi menghampiriku ketika melihatku memasuki bagunan yang bernama rumah ini.

Aku hanya duduk diatas sofa ruang keluargaku tanpa tahu ingin berbuat apa.

" ini non" ucap bibi yang memberikan segelas air putih yang langsung aki minum sampai naas.

"Non.. bibi baru dapat kabar, bibi mau siapin bajunya den Nico, sama mau kasih tau pak supir dulu ya non.. sebentar" kata bibi yang langsung pergi meninggalkanku tanpa menunghu jawabanku.

Aku masih diam mematung.

Aku mengambil ponselku dan membaca pesan dari Tommy. Alamat, dan beberapa info lainnya.

Aku menghubunginya...

"Halo Chlo.. kenapa?" Tanya Tommy masih dengan keadaan nafas yang lelah.

Mulutku tak dapat terbuka, temggorokan ku masih terasa kering.

Aku paksakan membuka mulutku "my.. Ta..tadi.. suaraa tangis.. si..siapa?" Kataku dengan terbata-bata.

"Caca Chlo"

Oh bagus. Gadis itu.

Aku sudah mulai berfikir jernih sekarang. Mau apa gadis itu? Emang enak? Abis dilamar pacarnya terus pacarnya kecelakaan? Hahaha.

Senyum sinisku terukir membayangkan bagaimana sedihnya caca.

Aku jahat? Hahaha. Ini karena mereka sudah jahat sama aku.

Mereka baik, aku akan lebih baik. Dan jika mereka jahat. Just see.. how bad i am.

"Chlo.. kamu kesini cepet!" Kata Tommy yang menyadarkanku kembali.

"Eh? Emang dia kenapasi? Paling kecelakaan kecil, nabrak mobil doang gak parah. Udah ada Tunangannya ini" kataku menekan kata tunangan.

"Ah? Apasi? Lu adiknya Chlo"

Hahaha aku tertawa miris mendengarnya.

"Kakak macam apa dia my?" Tanyaku dengan masih menstabilkan suaraku.

"Chlo.. kalian kenapa?" Tanya Tommy yang semakin gelisah.

"Tanya saja dia jika sadar. Hehe. Udah ya. Nanti bibi sama pak supir aja yang kesana. Gua gak" ucapku mematikan sambungan telponku langsung.

"Non...." panggil bibi dengan nada sedih.

Semenjak kapan bibi disini?

"Non gak boleh seperti itu non.. bagaimanapun juga, den Nico adalah kakaknya non." Ucap bibi yang duduk disampingku dan memegang bahuku.

Monster BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang