16

1.8K 71 1
                                    

"Gak seharusnya kamu matiin telpon orang kayak gitu. Kamu pikir kayak gitu bagus?"

Deg.

Aku baru saja memasuki rumah ini. Rumahku. Tapi ternyata kakakku sudah berada di ruang tamu sambil memainkan ponselnya.

Suaranya yang terdengar seperti sangat marah. Ya memang aku akui aku salah, tapi gak gini juga dong.

"Ummm.. i told u right? I dont wanna bother u" Benar kan? Tadi aku sudah bilang padanya.

"Semenjak kapan kamu jadi suka ngelawan?" Tanyanya yang mulai melihat kearahku dan meletakan ponselnya disampingnya.

"Tapi kan bener.....

"CHLOE!"

Deg.

Aku dibentak?

"Apa?!? Emang aku salah mau makan sama Tommy!? Semenjak kapan lu perduli gua mau makan dimana dan sama siapa!?! Kenapa si lu?! " Bentakku geram.

Aku menyesalinya seketika.

Ia hanya memandangiku dengan aura kemarahan dan umm... kekecewaan? Kenapa? Ia hanya melihatku dan mengambil ponselnya lalu pergi kekamarnya.

Bagus.

Masalah baru.

Seneng banget kayaknya masalah dateng-dateng. Ngapain coba? Terus kalo kayak gini salah siapa?

Sudahlah.

Aku menaiki tangga dan menuju kamarku. Apa aku keterlaluan? Aku hanya mengatakan yang sejujurnya.. um. Meskipun dengan cara yang salah. Tapi kenapa dia terlihat begiu marah? Yhalord.

Aku mencuci muka, dan mengganti pakaianku. Benar-benar tak terduga.

Setelah dua jam lebih aku mencoba untuk tidur tapi nyatanya itu sulit. Gimana gak sulit? Berantem sama kakak kayak gini? Jarang. Tapi kenapa dia semarah itu siii? Kok aku kesel sendiri ya.

'Tok... tok'

Ketukan pintu dari arah luar kamarku membuatku kembali pada kenyataan.

"Iya?? Siapa?" Tanya ku yang teriak-teriak, karena terlalu malas untuk bangun dari kasur ini.

"Non.. ntar malem mau makan apa?" Ah ternyata bibi..

Aku mau tidak mau bangkit dari kasur dan berjalan kearah pintu kamarku. Aku membukanya "um.. apa aja bi." Ucapku lemas.

"Non kenapa?" Tanya bibi yang sepertinya mrnyadari tingkah anehku. Ya. Hanya bibi yang mengertiku.

"Umm. Gpp bi. Efek yang tadi siang aja" Ucapku masih malas.

"Um non, tadi sebenernya sebelum non dateng den Nico mondar-mandir seperti khawatir. Bibi sampe mikir emang non ngapain. Tapi ternyata cuman makan diluar sama den Tommy." Ucap bibi yang terlihat bingung.

"Um aku salah si bi, tadi kakak sempet telpon, terus aku angkat dan aku ngomong sama kakak tanpa mau dengerin jawaban dia. Eh dia mungkin telpon lagi atau apalah itu, tapi hpnya aku matiin. Jadi mungkin dia marah karena itu." Jelasku dan sepertinya bibi mengerti.

"Oh.. iya atuh pantes marah. Gak sopan itu non. Tapi gak seharusnya den Nico marah seperti itu juga. Mungkin sebenarnya ia punya masalah lain, jadinya non kena." Kesimpulan bibiku ini ada benarnya juga. Tapi tetap saja aku kesal dengannya.

"Um mungkin." Jawabku akhirnya.

"Iyaudah non, bibi mau masak buat makan malam. Jangan lupa turun ya non" Ucap bibi pamit dan langsung pergi menuruni tangga.

Monster BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang