18

1.6K 64 0
                                    

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi'

Hell.

Kenapa mereka bertiga kompak mematikan nomor mereka? Apa mereka menggunakan airplane mode?

Satu datang, dan satunya pergi tanpa ada minat membiarkanku beristirahat sejenak dan menikmati kehidupanku sebentar saja. Ya, cobaan selalu datang silih berganti memainkan perasaanku dan selalu mengujiku.

YaAllah sabarin Chloe. Chloe pasti bisa.

Tapi kenapa? Kenapa terus-terusan gini si? Sabar Chlo. Chloe pasti bisa!

Aku melemparkan ponselku kesembarang tempat, ya yang pasti itu adalah kasur. Karena meskipum kesal, aku tidak menjadi bodoh. Ponsel mahal tidak akan diganti hanya karena kecerobohan pemiliknya. Meskipun aku bisa membilnya lagi. Ah. Gak penting.

Aku hanya duduk di sofa ayunan yang berada disudut kamarku. Aku bingung harus apa sekarang. Gimana keadaan Tommy sama pacarnya ya? Ah. Benar. Aku harus menghubunginya.

Aku berjalan menuju ponselku dan mengambilnya lagi. Aku mencari nomornya si sepupu gak jelas itu. Aku mencoba menghubunginya.

"Hallo sayang" Ucapnya disebrang sana. Ah. Suaranya lebih baik daripada tadi malam.

"Awas. Ntar kedengeran dikira lu selingkuh dodol. Lu masih dirumah sakit?" Tanyaku langsung padanya.

"Eh? Apaansi? Gua dikamar bodoh! Lu gak liat mobil gua diparkiran?!" Eh? Emang iya? Lahh

"Apasiii! Nggak ada atuh. Lu teh bohong mulu atuh" kataku segera mengomelinya.

"Ih atuh si geulis mah! Sini atuh. Ke kamar aa. Coba liat" ucapnya sambil memutuskan telponnya.

Eh. Aa aa menggelikan.

Aku langsung menuju ke kamarnya untuk memeriksa apakah benar ia disana atau tidak.

Aku langsung membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak terkunci.

Aku langsung masung tanpa aba-aba.

"AAAAAAAAA!!!" Teriakku ketika melihatnya.

Kalian tahu apa?

Ah tidak!. Aku langsung membalikan badanku dan aku hanya mendengarnya tertawa.

"Hahaha. Apaansi kamu Chlo. Biasa aja dong." Ucapnya dan aku masih tidak ada minatan untuk melihat kearahnya.

"Bodoh! Cepatlah pakai. Untung aku tidak melihatnya." Ucapku sambil menggerak-gerakan tanganku karena aku terlalu kesal. Mataku masih belum pernah melihat hal itu. Apa-apaan dia...

"Sudah sayang. Berlebihan. Kamu hanya akan melihat burung yang tidak dalam kandangnya. Bukan sebuah naga kabur. Hahahahha"

Dengarkan? Oh ya. Jelas tidak.

Lihatkan? Dia memang sedikit sinting.

Aku membalikan badanku dan ya. Ternyata benar, ia sudah mengenakan celana pendek sekarang.

"Kenapa gak pake daleman itu ketika di walk in closet mu!?!?!" Marahku sambil berjalan kearahnya dan duduk dikasur dekatnya.

"Karena tadi ponselku berdering dan ternyata gadis gak jelas yang telpon" ucapnya jelas menyindirku sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Oh. Gadis manapun pasti akan rela menatapnya berjam-jam seperti itu. Dia memang sangat amat tampan dan seksi.

Ih.

Aku mulai meggila.

"Bodo. Gimana kabar pacarmu?" Tanyaku padanya.

"Umm. Masih sama.. entahlah. Aku hanya bisa membantunya dengan doaku." Ucapnya duduk disampingku.

Monster BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang