Bermaksud sembunyi, Seongwoo justru berbelok ke gang kecil di antara dua tembok besar gedung Fakultas Hukum dan Psikologi. Sayang sekali gang tersebut ternyata buntu karena tertutup kursi-kursi bekas dan Daniel menemukannya.

Suara kucing yang terus bergema membuat badan Seongwoo merosot jatuh. Dirinya berjongkok sambil menutup telinganya. Samar-samar dia melihat sepatu Daniel semakin dekat dan dekat padanya.

"Kak Seongwoo?"

"Pergi... tolong pergi..."

Suara Seongwoo begitu lirih, matanya melihat si kucing yang sepertinya sudah siap meloncat pada badannya. Dia pun langsung memejamkan matanya.

"Daniel? Seongwoo? Kalian ngapain?"

Itu suara Jonghyun. Sebelum Seongwoo melihat Jonghyun dia sudah jatuh pingsan terlebih dahulu membuat Daniel yang ada di depannya membatu.

🐻🐻🐻🐻🐻

Daniel kalut. Dia merasa sangat bersalah sekarang. Masih teringat tadi Jonghyun mendorongnya dengan kasar dan langsung menggendong Seongwoo menuju ruang kesehatan. Daniel mengikutinya namun yang didapat adalah usiran kasar Jonghyun saat melihat dirinya masih membawa kucing itu. Seumur-umur kenal Jonghyun yang baik hati baru kali ini Daniel melihat wajah marahnya. Hal itu semakin membuat Daniel merasa bersalah.

Daniel memang tak ada maksud untuk mengerjai Seongwoo, ralat dia hanya penasaran. Awalnya dia hanya ingin membuktikan perkataan Hyunbin dengan mendatangi langsung radio kampus. Namun di tengah perjalanan dia bertemu dengan anak kucing yang sepertinya kehilangan induknya. Tak tega, Daniel pun membawanya sekaligus dia ingin membuktikan apakah benar-benar ada orang yang phobia dengan kucing.

Daniel tak menyangka jika Seongwoo akan bereaksi keras seperti itu hingga pingsan. Padahal jika dipikir tidak ada yang perlu ditakutkan dari makhluk kecil yang baru lahir ini.

Meski telah diusir namun Daniel masih kekeuh mendatangi ruang kesehatan setelah dia memberikan kucing dalam gendongannya kepada Yongguk, temannya yang kebetulan juga berada di sekitar sana.

Daniel melihat Jonghyun sedang duduk di samping Seongwoo yang masih memejamkan matanya, pingsan. "Kak Jonghyun? Bagaimana?"

Jonghyun berdiri lalu mengajak Daniel keluar. Matanya menatap tajam Daniel. "Dan, gue gak habis pikir, selama ini gue kira lo baik ternyata nyakitin Seongwoo, ada masalah apa sih lo sama dia?"

Daniel kaget dituduh yang gak-gak sama kakak seniornya. "Ya ampun kak, sumpah demi tuhan, gue gak ada niatan nyakitin kak Seongwoo."

"Lalu apa? Kenapa gue bisa nemuin kalian dalam keadaan Seongwoo pingsan dan lo ada disana gendong kucing?" Lo tau kan Seongwoo ada phobia dengan kucing."

Daniel bingung jawabnya, namun melihat tatapan tajam Jonghyun, dia memilih jujur. "Gue cuma penasaran kak, selama ini gue belum pernah nemuin orang takut kucing."

Jonghyun menatap gusar Daniel mendengar jawaban konyolnya. "Dan, lo gak bisa nyepelein phobia seseorang. Itu bisa berdampak buruk pada traumanya."

Daniel makin merasa bersalah mendengar jawaban Jonghyun. Rasanya dia sudah jahat sekali pada seseorang.

"Mending lo pergi deh Dan sekarang sebelum Minhyun datang. Dia bisa ngamuk lihat sahabatnya pingsan kayak gini," usir Jonghyun membuat Daniel makin menunduk.

🐻🐻🐻🐻🐻

Daniel langsung menelungkupkan badannya di kasur kosannya. Telinganya masih berkedut setelah tadi dimaki-maki Minhyun di ruang kesehatan. Memang Daniel bersikukuh tetap tinggal sampai Seongwoo siuman dan minta maaf.

Namun sebelum Seongwoo bangun dia sudah harus berhadapan dengan galaknya Minhyun. Hampir 30 menit dia dimarahi Minhyun dengan kata-kata pedas. Jonghyun, Hyunbin dan Jaehwan yang ada disana pun tak bisa menghentikan kemarahan Minhyun dan menganggap Daniel memang pantas untuk dimaki.

Daniel belum sempat minta maaf dengan Seongwoo karena keburu ditendang pergi oleh Minhyun. Kini dirinya merasa bingung bagaimana harus minta maaf pada kak Seongwoo?

Seongwoo secara gak langsung membuat hati Daniel berdebar. Pikirannya berkecamuk, melihat betapa takutnya Seongwoo tadi. Daniel tidak tahu perasaan apa ini namun itu membuat sisi lain dari dirinya berkeinginan untuk lebih dekat dan dekat pada Seongwoo.

Rasanya dia ingin menjaga Seongwoo untuk selamanya.

🐻🐻🐻🐻🐻

Daniel sekarang sedang duduk resah di depan ruang 304 FISIP. Sudah tiga hari ini dia berusaha minta maaf pada Seongwoo. Sayangnya sekarang kemana-mana Minhyun ada di samping Seongwoo seperti lem. Jelas Daniel tidak berani mendekati Seongwoo jika ada Minhyun.

Akhirnya dia nekat mencuri catatannya Hyunbin. Iya Hyunbin punya catatan jadwal kuliah Minhyun setiap harinya. Semua jadwal kelas Minhyun sama dengan Seongwoo. Dan hari ini kebetulan sedang ada rapat BEM yang berarti ada waktu dimana Minhyun meninggalkan Seongwoo. Daniel pun yang juga anak BEM rela bolos rapat demi menemui Seongwoo.

Di tangan Daniel sekarang sudah ada banyak cokelat berbagai merek. Waktu kecil Daniel juga punya phobia gelap namun hal itu berangsur sembuh setelah mamanya rutin memberinya cokelat. Dan sekarang pun dia berniat menyembuhkan phobia Seongwoo dengan cokelat juga. Terdengar aneh memang.

Setelah menunggu selama 30 menit akhirnya satu per satu mahasiswa di ruang 304 keluar. Daniel memicingkan matanya melihat segerombol mahasiwa tersebut. Akhirnya matanya menangkap Seongwoo yang saat itu memakai kemeja biru kotak-kotak dan celana jeans hitam keluar ruangan paling akhir sambil memakai masker.

Tanpa pikir panjang Daniel langsung mengikuti Seongwoo dan menarik tangannya. "Kak Seongwoo gue mau minta maaf."

Seongwoo pun terlihat kaget melihat Daniel berada tepat di depannya. Matanya terlihat kemana-mana seperti mencari bantuan. Sayang lorong kelas itu terlihat sepi karena semua mahasiswa sudah turun ke bawah. Seongwoo sudah ancang-ancang mau lari namun dirinya baru sadar jika pergelangan tangannya dipegang erat oleh Daniel.

"Lepas gak?"

"Gak, sebelum kakak maafin gue."

Seongwoo memutar matanya kesal. Jujur dia masih sangat dendam pada Daniel. Namun karena tak mau lagi berurusan panjang dengan makhluk tengil di depannya ini akhirnya Seongwoo menyerah.

"Oke oke gue maafin, sekarang lepasin tangan gue dan pergi!"

Bukannya dilepasin, Daniel justru tersenyum sambil tangannya masuk ke jemari Seongwoo dan menggegamnya erat.

"Minta maafnya sambil ngobrol di cafe depan ya kak?"

Bersambung

🐻🐻🐻🐻🐻

Maaf telat banget updatenya. Rencananya sih dua hari sekali update namun kenyataan kerjaan di kantor menahanku untuk menulis 😭😭😭

Maaf juga karena ceritanya terkesan lambat, apalagi di chap ini yang sedikit banget dialognya. Terus belum ada adegan2 kedekatan ongniel. Janji chap depan full ongniel semua. Doakan saja supaya segera bisa diupdate.

Oya guys kalau ada yang nganggep adegan seongwoo pingsan karena kucing itu berlebihan, sebenarnya hal itu benar-benar pernah kejadian sih. Iya aku sendiri pernah hampir pingsan cuma gara2 kucing. Ya intinya phobia kucing itu benar-benar ada sih dan efeknya panjang. Makanya kalian kalau nemuin temen ada phobia sesuatu jangan coba2 untuk ngusilin kayak Daniel karena traumanya bakal berkepanjangan itu.

[1 of 3] Catphobia : OngNiel [Completed]Where stories live. Discover now