part IV

26.8K 836 9
                                    

Didedikasikan untuk semua readers yg sudah vote 'n terutama untuk @xixihana, @anastasialiora, @fietrie, @Karin_Sakurai, @TimahELF_Jewels, @LeelmahMinsunSarangheaYeongwone, @miss_pisces....thank you so much buat tinggalin jejaknya....love you all readers for your vote, komen, share 'n follow this story.....don't boring to vote 'n komen dalam bentuk apapun ^.^

     CLARIS mendesah jengkel dan menghempaskan diri ke atas kursi empuk, sudah hampir satu jam ia mencoba mengatur ulang rangkaian bunga dalam keranjang rotan yang harus segera diselesaikan hari itu juga.

     Suasana hatinya begitu buruk sejak kemarin dan tidak juga membaik, ia tidak bisa meredakan kejengkelan yang bersemayam dalam dirinya. Biasanya ia mudah mengusir hal-hal yang mengusik hatinya, ia tidak mau terbelenggu dalam emosi kuat seperti amarah dan kebencian.

     Sejak orang tuanya meninggal dalam kecelakaan saat ia berumur 10 tahun, ia diasuh kerabat jauh ibunya dan diajarkan untuk selalu bersikap baik dan sopan. Ia tidak boleh berbuat kasar atau bahkan sekedar menampakan raut wajah tidak senang, ia selalu diancam akan diusir keluar dan ia terlalu takut untuk hidup sendiri.

     Ia berusaha keras bersikap layaknya seorang putri dan menerima semua perlakuan dengan lapang dada walau seburuk apapun itu, ia menuntut dirinya untuk selalu bersikap baik dan menyenangkan orang lain. Ia dilanda perasaan khawatir dan cemas akan ditinggalkan dan dikucilkan jika ia menunjukan perasaannya yang sesungguhnya apalagi menyuarakan keberatannya.

     Selama ini ia sudah berhasil melakukannya walau kadang ia merasa begitu sesak tanpa tahu apa penyebabnya. Sudah menjadi kebiasaannya untuk tidak mengecewakan orang lain, ia tidak ingin melukai apaplagi menyinggung perasaan seseorang.

     Saat ini segala yang ia jalani terancam kacau, ia seakan tak bisa menjadi dirinya lagi sejak pertemuan dengan lelaki asing itu dirumah sakit, ia merasa dirinya tak lagi sama. Ada berbagai perasaan asing yang meletup-letup dalam dirinya, bahkan ada suatu perasaan aneh yang paling kuat mempengaruhi dirinya dan sulit untuk ia definisikan.

     Claris mengamati toko bunganya, ia merasa begitu terasing dan jenuh. Ya ampun, ada apa denganku? jeritnya dalam hati dengan heran karena toko bunga adalah impiannya, berada diantara bunga-bunga membuatnya lebih santai dan betah hingga mampu semalaman berada ditoko dan merangkai pesanan buket bunga. Toko bunganya adalah hidupnya, ia mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk kemajuan usahanya.

     Tanpa bisa dicegah bayangan wajah lelaki asing itu kembali menyeruak dalam pikirannya, sosok maskulin dengan mata hijau yang begitu tajam menusuk hingga menembus kedalaman jiwanya. Lelaki yang langsung memusuhinya tanpa alasan jelas, lelaki yang juga menyayangi Leon.

     Ia baru menyadari dirinya tidak begitu tahu tentang Leon, ia tidak tahu keseluruhan akan diri Leon. Yang ia tahu hanya Leon sama seperti dirinya, mereka sama-sama yatim piatu. Karena itulah ia bisa terus bersama lelaki itu, mereka senasib.

     Kemunculan lelaki itu benar-benar mengagetkan dirinya, apa lagi pengakuan akan betapa penting dirinya bagi Leon. Ia sama sekali tidak tahu siapa lelaki itu sekaligus penasaran akan arti kehadirannya bagi Leon.

     Berapa lama kau mengenal Leon?

     Pertanyaan kasar dengan penuh keangkuhan itu benar-benar telak menusuk hatinya, ia sangat tersinggung mendengarnya dan begitu membenci lelaki itu karena pertanyaannya yang terang-terangan dan begitu penuh kecurigaan.

     Ia baru menyadari betapa sulitnya mengakui kebenaran, apalagi jika kebenaran itu disodorkan tepat didepan matanya. Ia memang belum begitu mengenal Leon, khususnya kepribadian dan kehidupan Leon. Padahal mereka akan segera menikah, mereka akan hidup bersama hingga tua nanti. Walaupun sekarang hal itu akan ditunda hingga entah berapa lama.

Be With You (rewriten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang