[22] Pura-Pura

Magsimula sa umpisa
                                    

"Siapa yang punya tantangan?" tanya Mauren.

"Gue! Lo tembak Aisyah dan pura-pura pacaran selama 3 hari! Gentle kan Ri?" goda Dimas, membuat Aisyah melongo.

"Hah? Cari ribut lo?" ancam Aisyah, membuat Dimas tidak bergeming dan menelan ludahnya.

"Hadeh, nggak ada yang lain?" Ari mengelak.

"Halah, gentle kandang ayam!" gara Cipa.

"Gue sih mau aja. Si Aisyahnya itu," sindir Ari.

"Enggak! Tantangan itu banyak kali," ucap Aisyah.

"Yaudahlah. Aisyah itu maunya beneran Ri," goda Mauren, membuat mata Aisyah membulat sempurna.

"Apa sih. Yang ada, itu elo mau sama Dimas kan?"

"Dimas.. Dimas.. Dimas aja terus." Mauren memutar bola matanya malas.

"Heh! Mau nggak nih, tantangannya Ri?" tanya Azka.

"Yaudah, kalau Aisyah nggak terima berarti nggak ya?"

Mereka semua mengangguk.

Ari lalu, berjalan menuju arah Aisyah yang duduk di samping Mauren. Dia lalu memberi kode pada Mauren agar minggir dan duduk di samping Aisyah.

"Syah, lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Ari, pura-pura.

Semenit Aisyah tidak menjawab, membuat Ari kembali ke tempatnya. Namun, dicegah kembali sama Aisyah.

"Yaudah, kan pura-pura," ucap Aisyah.

"PJPP! PJPP!" teriak Azka, membuat mereka semua menatap Azka bingung dengan apa yang diucapkannya.

"Apaan tu?" tanya Ari.

"Pajak Jadian Pura-Pura!" jawab Azka.

"Tiga hari ya," ucap Dimas.

~•~

Bell pulang telah berbunyi. Menandakan, bahwa mereka boleh pulang. Bukan boleh! Tapi diharuskan. Aisyah, Cipa, Mauren, Azka, Nichole, dan Jeha kembali ke kelas.

Keadaan kelas sudah sepi. Hanya tinggal, beberapa orang yang piket saja yang tinggal. Mereka ber-enam segera membopong tas mereka dan pergi ke luar kelas. Mereka menuju ke kelas XII-5, kelas teman mereka berada.

"Sarah," panggil Mauren, ketika telah sampai di depan kelas Sarah.

"Iya, bentar ya," ucap Sarah, lalu merapatkan bangkunya ke meja dan menuju ke depan pintu.

"Yuk lah," ajak Kefan dan di balas anggukan mereka.

Mereka melangkahkan kaki ke parkiran. Kini mereka bingung. Merasakan ada seseorang yang hilang.

"Eh... Aisyah mana?" tanya Cipa.

"Kayaknya tertinggal di kelas deh," jawab Azka santai.

"Gue cari dulu ya," ucap Ari, lalu meninggalkan mereka semua.

"Orang baru pacaran itu," goda Azka.

"Pura-pura Azka..."

Ari dan Aisyah kembali ke parkiran. Mereka kembali dengan wajah datar.

"Kenapa? Muka kayak nggak disetrika aja," gara Kefan, melipat tangannya di bawa dadanya.

"Ari tu! Nyebelin banget tau!" rengek Aisyah, membuat mereka semua saling menatap.

"Loh, kok gue sih?" tanya Ari pada Aisyah.

"Yang tarik pel siapa?" tanya Aisyah balik, memalingkan wajahnya.

"Yaudah, kalian selesaikan sendiri, ya. Gue sama Azka mau pulang," ucap Cipa, lalu naik ke jok motor Azka.

"Gue juga," ucap Kefan.

Azka dan Kefan melajukan motornya. Sedangkan, Dimas, Jeha, dan Nichole sudah balik dari tadi. Entah, mengapa takdir harus membuat Aisyah dan Ari tertinggal lagi.

"Gue juga deh," ucap Aisyah.

"Pulang sama siapa?" tanya Ari.

"Yaa, sendiri lah."

"Bareng yuk. Kan pacar," goda Ari.

"Apaan? Enggak! Gue bisa sendiri!" tegas Aisyah, lalu berlalu meninggalkan Ari.

Ari berjalan ke parkiran dimana mobilnya berada. Dia masuk ke dalam mobilnya lalu mengendarai mobil tersebut ke luar pagar sekolah. Sedangkan, Aisyah sedang menunggu bus di halte. Ari pun menghampirinya. Karena tak tega sama pacar sendiri. Tepatnya pacar pura-pura.

"Syah, balik bareng yuk," ajak Ari, namun tidak dihiraukan oleh Aisyah. "Gratis nih," ucap Ari lagi.

"Elo pikir, gue nggak ada uang?" tanya Aisyah.

"Ng-gak gitu Syah." Ari menyesal, mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya.

"Lo lihat nih!" Aisyah merogoh kantong bajunya dan meraba-raba. Dia mencari uangnya. Namun, uangnya tidak ada di kantong. Dia lalu membuka tasnya. Sama saja, tetap tidak ada.

"Nggak ada kan?" tanya Ari, lalu menaikkan alisnya.

"Aa...ada kok." Aisyah kembali mencari uangnya yang entah berada dimana sekarang.

"Udah, naik aja!" titah Ari.

Aisyah tidak ingin pulang dengan berjalan kaki. Apalagi, jarak rumah dan sekolahnya kan jauh. Dia memutuskan untuk ikut Ari dan pulang ke rumah.

TBC

IGNORANTTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon