"Hah? Lo ini cewek apa cowok sih? Cantik-cantik tomboy," ucap Kefan.

"Cantik? Ulangi dong," ketus Mauren, melotot pada Kefan.

"Maksudnya it-"

"Apa? Hah? Mau bilang apa?" tanya Mauren, membuat Kefan menyengir.

"Yuk lah, gue mau," ucap Cipa, sembari mengangguk.

"Barengan ye." Aisyah pun mengiyakannya.

"Ok, kalian?" tanya Jeha.

"Enggak deh. Soalnya ada ulangan," tolak Sarah. Hari ini, di kelasnya memang ada ulangan IPS.

"Gue ngikut lah. Ari juga," ucap Azka, dan Ari hanya mengangguk.

"Gue juga deh," ucap Ajil. Membuat Sarah segera menatapnya lekat-lekat.

"Enggak! Kamu harus ikut ulangan!" titah Sarah.

"Yaudahlah." Ajil pasrah. Dan kalaupun, sampai ikut, dia bakalan jadi nyamuk.

"Gue?" tanya Kefan.

"Serah lo lah," ucap Nichole.

"Enggak!" tolak Mauren.

"Gue ikut," ucap Dimas, yang baru kembali membeli jus jeruk.

"Ohh, ngerti gue-" ucapan Cipa terpotong, membuat mereka semua menatapnya dengan wajah penasaran, dan seolah bertanya "Apa?"

Cipa terdiam, dia kembali memakan baksonya dan minum es jeruk yang dipesannya. Membuat mereka mendengus kesal.

"Gue tau, pasti Mauren... enggak mau Kefan ikut. Karenaaa-" ucapannya lagi-lagi terpotong.

"Apa?" tanya Mauren, dengan mata melotot.

"Karena ........ ADA DIMAS!" teriak Cipa heboh. Seluruh anak-anak di kantin kaget dan pandangan terarah ke mereka.

"Elo gila ya?" tanya Mauren, mencubit lengan Cipa. Membuat Cipa meringis.

"Sakit tau!" rengek Cipa.

"Ishh, bunuh aja gua sekalian! Lo mau gue putus ama Kefan?" tanya Mauren jengkel.

"Kalau nggak salah, kenapa takut?" tanya Kefan, membuat Mauren menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, nggak usah berantem lagi! Makan aja gih. Habis itu bolos bareng," ucap Cipa ceria.

"Sumpah! Gue nggak ngerti jalan pikiran kalian banget!" ucap Sarah menggelengkan kepalanya.

🐼🐼🐼

Kini, Aisyah, Cipa, Mauren, Jeha, Nichole, Azka, Ari, dan Dimas telah berada di belakang sekolah. Mereka memang benar-benar melaksanakan rencana mereka. Membolos, karena tidak membawa jas lab. Jelas saja mereka akan pratikum.

Di saat, yang lain sedang pratikum. Kini mereka sedang bersenda gurau karena bermain ToD. Padahal, mereka tau betul! Bahwa nilai pratikum mereka akan kosong nanti. Apalagi, sudah kelas dua belas. Namun di pikiran mereka "Semua masalah, akan dilalui. Asal melakukannya bersama"

"Gue suka Cipa lah," elak Azka, ketika mereka menggangunya dengan Jeha.

"Alah, bilang aja kan Jeha," goda Dimas.

"Enggak lah! Kalian apa sih?" lagi-lagi Azka mengelak dan dibalas cengiran dari mereka. "Udahlah yuk," ucapnya lagi.

"Giliran gue" ucap Ari. Karena dia duduk di sebelah Azka.

"Truth or dare?" tanya Mauren.

"Dare aja lah. Gue kan gentle," ucap Ari, membuat mereka mual seketika.

IGNORANTWhere stories live. Discover now