Pemberitaan begitu ramai mengabarkan berita semalam. Kecelakaan sebuah mobil menjadi top news di stasiun televisi maupun majalah. Headline kali ini adalah tentang kecelakaan yang menimpa keluarga konglomerat dari Ki Group. Seluruh anggota keluarga termasuk pengasuh anak pertama pemilik Ki Group berada di dalam mobil nahas yang tertabrak truk dan terpental sejauh 50 meter. Jalan yang begitu sepi malam itu tiba-tiba memunculkan tragedi akibat penngemudi truk yang mabuk. Keadaan darurat ini tidak hanya memengaruhi dunia berita tapi juga kestabilan ekonomi dan pasar saham Jepang mengigat Ki Group adalah perusahaan raksasa.
Berita selengkapnya, Tuan Kise pemilik Ki Group mengalami patah tulang rusuk dan kaki dan sedang menjalani perawatan intensif. Nyonya Ki Group yang juga pemegang saham terbesar GGold Corporation sedang mengalami koma dan bayinya terancam tidak bisa diselamatkan. Sementara supir dan pengasuh Kise Ryouta meninggal ditempat dan Tuan Muda Kise Ryouta selamat tanpa luka sedikitpun.
'Tit tit tit'
"Detaknya semakin melemah" Kata seorang dokter sambil mengamati layar disamping pasien.
"Siapkan alat pacu jantung" Perintah dokter yang satunya.
Kise hanya melihatnya dari kejauhan dalam gendongan seorang wanita paruh baya yang nampak sudah berumur namun terlihat kuat. Wajah wanita paruh baya itu menampakkan kepanikan yang luar biasa. Melihat anak satu satunya berada di ujung kematian.
"Tit, tit, tiiiiiiiiiiit" Garis dilayar komputer berubah menjadi garis lurus dan dokter mulai berhenti berusaha. Alat pacu jantung tak mampu mengembalikan detak jantungnya.
"Pukul 21.23" Salah satu dokter mengamati jam rumah sakit.
"Glandmaaa apa yang terjadi? Kenapa meleka diam?" Tanya anak kecil itu sambil mengguncang-guncang bahu orang yang menggendongnya.
"Kuatkan hatimu Ryouta" Kata wanita tua itu sambil mendekap anak dalam gendongannya erat.
"Masih ada kehidupan didalamnya" Kata seorang dokter yang tengah mendekatkan telinganya keperut wanita yang telah dinyatakan meninggal itu. "Ada yang bergerak, umurnya 27 minggu jadi dia sudah punya detak jantung. Dia masih bisa bertahan"
"Kita selamatkan bayi ini" Kata dokter yang satunya. "Siapkan ruangan operasi cepat"
Salah satu dokter berlari meninggalkan ruangan dan dokter-dokter lain mendorong tempat tidur wanita itu keruang operasi.
"Mom, mooom" anak itu berteriak kencang dalam gendongan neneknya yang juga berlari mengikuti dokter.
"Berdoalah Kise, kita sambut adikmu" Kata wanita tua itu sambil mengelus kepala Kise lembut.
"Mooom" Anak itu hanya menangis. Air matanya tumpah ruah seolah tidak ada habisnya. Hampir satu jam anak itu menangis. "Mana adikku grandma?"
"Sabarlah, kita berdoa okee" Kata wanita tua itu lembut.
Ya, saat keputus asaan hampir menghampiri anak itu. Saat hampir saja anak itu kehilangan harapan dan semangat hidupnya, suara tangisan terdengar melengking dari dalam ruangan operasi. Hatinya sangat lega, meskipun saat itu dia belum benar-benar mengerti tapi disaat itu juga dia berjanji akan selalu melidungi pemilik tangisan itu dengan seluruh jiwa raganya.
"Miuna..." Tangis anak itu dengan penuh kelegaan.
Tiba-tiba tangis itu berhenti. Entah skenario pendek apa yang sebenarya sedang direncanakan. Bayi itu berhenti menangis dan lorong ruang operasi itu kembali senyap.
"A, apa yang terjadi? Miuna? Apa yang terjadi pada adikku?" Teriak Kise sejadinya. "Grandmaaaa" Kise mencengkram baju grandmanya kuat. Menanti jawaban yang bahkan grandmanya tak tahu saat itu.
***
Duh, kok prolog lagi yaaa... ehehee sengaja pengen buat readers penasaran. Ini baru prolog lhooo msih baya bagian yang lebih seru. So tunggu apa lagi ayo baca chapter selanjutnya...
YOU ARE READING
Our Fake Memory
FanfictionGadis itu Miuna. Dingin dan memukau seperti bunga yang membeku. Satu-satunya alasan dia bertahan dalam dinginnya hidup hanyalah si kejam Akashi Seijurou. Gadis itu Miuna. Matanya tajam dan indah seperti Kristal. Dialah gadis dibalik kehidupan Akashi...
