Chapter Delapan Belas | Semua Punya Rahasia

Mulai dari awal
                                    

Benar juga. Aneh rasanya Melody bersikap seperti ini, hanya saja dia ingin mengatakan tak suka tapi dia merasa tidak berhak mengatakan hal itu. Padahal bisanya, Melody akan bersikap biasa aja ketika Keira datang dan ada ditengah-tengah Louis dan teman-temannya.

"Kamu gak suka Keira bikin snapgram sama aku? Atau kamu lagi cari alasan buat kita berantem, Mel?"

"Aku gak cari alasan. Yaaa, aku gak suka, tapi boleh, kan?"

"Iya boleh, cuman aku ngerasanya kamu lagi cari-cari alasan supaya kita berantem, kalau enggak seperti itu yaudah bagus. Aku minta maaf kalau aku terlalu deket sama Keira, aku janji bakalan jaga jarak mulai sekarang." Louis tersenyum, dia mencoba menenangkan Melody saat ini. Tetapi aneh, Melody tidak merasa tenang dia malah ingin memperpanjang perdebatan ini.

Dia tidak merasa puas, tapi untung saja logikanya masih waras, sehingga dia memilih untuk diam saja menatap kaca yang ada disampingnya, memperhatikan jalanan menuju kampusnya.

Louis juga tidak bertanya hal lain lagi. Sejujurnya dia ingin mengatakan kepada Melody bahwa semalam dia mengantarkan Keira karena arah rumah mereka satu arah, namun dia mengurungkan niatnya itu mengingat Melody tengah sensitif mengenai masalah Keira.

Masing-masing dari mereka memiliki rahasia masing-masing.

***

Dylan menekan sakelar yang ada di kamarnya untuk membuat lampu menyala, tapi dia terkejut saat mendapati Bella ada di kamarnya, duduk di tepi ranjangnya dengan kedua tangan dilipat di dada, tatapan matanya tajam.

Kalau Bella sudah seperti ini, sepertinya memang sudah ada yang salah.

"Kenapa?" tanya Dylan, "Lo kok ada disini?"

"Lo abis dari mana? sama siapa?" Bella balas bertanya, mengabaikan pertanyaan Dylan barusan.

"Pergi sama Alice, aturan gue yang nanya sama lo. Lo pergi sama Fathur tapi gak bilang gue dulu."

"Emangnya lo siapa gue sih, Lan?" Bella menaikkan sebelah alisnya, dengan sedikit seringai disudut bibirnya.

"Bell, emangnya gue pernah ngelarang lo pergi sama Fathur?"

Bella tersenyum sedikit meremehkan pertanyaan yang diajukan oleh Dylan barusan, pemuda itu tidak berpikir apa yang sudah di lakukannya. Bodoh.

"Lo emang gak pernah ngelarang, tapi lo pasti dateng ke tempat gue sama Fathur. Berhenti urusin kehidupan pribadi gue Lan, gue gak mau lagi salah paham sama yang jadi pacar lo. Cukup Melody aja, enggak sama Alice."

"Itu alasan lo titipin hp lo Alice? Terus Alice yang ngomong kaya gitu ke lo?"

"Ya. Alice bahkan gak pernah menyinggung itu semua, tapi seharusnya lo yang mikir. Berhenti berpura-pura, lo gak pergi sama Alice. Alice lagi mengurusi beberapa hal untuk pertunangan kalian dengan nyokap lo, sementara lo? Pergi kemana? Melody?"

Dylan hanya terdiam sesaat. Dia menghela napasnya perlahan, dia menatap Bella sebentar sebelum akhirnya buka suara.

"Gue berantem sama Alice saat kita akan pergi. Gue gak pergi sama Melody. Gue hanya sedikit menenangkan diri setelah itu, gue enggak tau kalau Alice pergi sama Mama."

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang