Oh.. My.. God! Jadi dia alergi udang?? Dan nasi goreng yang aku buatkan tadi adalah nasi goreng yang udangnya dihaluskan.

"K..k.. kau alergi udang???" tanyaku memastikan.

Ia mengangguk, lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Aku buru-buru mencarikan antihistamin di dalam kotak obat. Lalu kembali ke kamar Radit dan menyodorkan antihistamin tersebut bersama segelas air putih. Ia menerimanya lalu meminumnya.

"Terima kasih." Ucapnya sambil memberikan gelasnya kepadaku. "Freya.. boleh aku minta tolong?" Tanya Radit.

Aku tak menjawab apa-apa. Aku hanya mengangguk dan memandangnya dengan penuh penyesalan.

"Tolong bawa aku ke rumah sakit jika gejala alerginya semakin parah." Pintanya. Bola mataku melebar seketika.

"Separah itu kah?" tanyaku.

"Aku pernah hampir mati saat umur 12 tahun gara-gara melanggar janjiku pada mama yang selalu melarangku memakan makanan yang mengandung udang. Anafilaksis.. Aku sampai mengalami sesak napas dan hipotensi yang cukup berbahaya. Aku sampai harus diberikan injeksi adrenalin karena mengalami syok anafilaktis yang membuatku benar-benar drop" Jelasnya panjang lebar.

"Setelah itu aku juga harus melakukan terapi pemeliharaan. Dan selama itu pula aku tak mengonsumsi udang. Hari ini adalah pertama kalinya aku mengonsumsinya lagi. Kuharap terapi-terapi yang kulakukan bisa mengurangi gejala yang timbul." Ucapnya mengakhiri. Setelah itu ia mulai memejamkan matanya.

RADIT POV

"Radit..." panggilnya lirih .

Aku berusaha membuka mataku, tapi tak bisa. Antihistamin ini benar-benar memiliki efek samping yang kuat.

"Kau sudah tertidur ya?" tanyanya. Aku tak menjawab apa-apa.

"Kau benar.." ucapnya. "Jika aku ingin membuatmu sengsara, maka aku telah berhasil melakukannya. Aku nyaris saja membuat nyawamu melayang. Seharusnya aku senang melihatmu menderita.. tapi..." ia menggantung kalimatnya. Sementara itu aku masih dengan mata tertutup, tetapi dapat mendengar semua yang ia katakan.

"Tapi nggak tau kenapa, aku benar-benar merasa bersalah.." lanjutnya.

Ia kemudian membelai wajahku, lalu menelusuri garis wajahku dengan jarinya

"Kau tau? Kalau sampai tadi kau mengalami anafilaksis lagi, maka aku akan merasa sangat berdosa seumur hidupku. Aku bahkan mungkin akan rela melakukan apapun agar kau memaafkanku. Apapun itu.."

Gadis ini.. bodoh sekali.. ia bahkan tak mengerti hal yang baru saja ia ucapkan.

Lesbian Kissed a GayDove le storie prendono vita. Scoprilo ora