Chapter 7

312 32 36
                                    

"Kau...."

Bunyi ponsel menyelamatkan Toey.Toey mengambil ponselnya dan mengangkatnya.
"Hallo"

"...."

"Baiklah"

"...."

"Toey mengerti ma"

Panggilan terputus, Ohm bertanya lebih dulu.
"Khun ma?"

"Hm... Iya.... Maaf Ohm, aku harus pergi ma..."

"Pergilah"

"Maaf"

"Tidak apa-apa, pergilah"

Toey berdiri dan bersiap-siap untuk pergi Ohm kembali berbicara.
"Toey aku menunggu jawabanmu. Tapi kalau boleh berikan waktu sebulan untuk kita memperbaiki hari hari yang hilang dulu"

"Tapi Ohm....."

"Ini kesempatan terakhirku untuk merebut hatimu. Bila akhirnya kau memilih Kei aku tidak keberatan setidaknya aku tidak punya penyesalan lagi Toey"

"....."

"Toey ku mohon...."

"Baiklah Ohm, kita coba sekali lagi... Apapun yang terjadi nantinya. Tidak boleh kecewa, harus bisa menerima apapun keputusanya"

"Aku setuju"

"Tidak ada kebohongan, katakan semuanya bila ada yang menganjal di hati"

"Ok"

"Kalau begitu aku pergi duluan.... Bye"

"Bye.... Besok aku akan ke apartemenmu"

"Ok tapi jangan pagi-pagi"

Ohm tertawa dia menganggukan kepalanya dan Toey pergi meninggalkan Ohm, sendiri di sana

Skip Time

Sudah seminggu ini Toey selalu keluar bersama Ohm, seperti sekarang mereka sedang duduk di padang yang sangat luas dan hijau. Mereka bedua duduk di rerumputan sambil memandang pemandangan kota Bangkok, Ohm memulai berbicara.
"Toey... Apa yang membuatmu jatuh cinta denganku?"

"Apa cinta butuh alasan Ohm?"

"Tidak! Hanya penasaran saja"

"Aku merasa kenyamana bersamamu"

"Benarkah?"

"Hm... Yah"

Ohm tersenyum dan keadan kembali hening Toey kemudian berkata.
"Ohm.... Apa alasan seseorang kekasih memutuskan hubungan mereka padahal mereka masih saling mencintai?"

Ohm menaikan alisnya dengan pertanyaan Toey barusan, tapi ia tetap menjawabnya.
"Mungkin karena kepercayaan mereka berbeda? Visi dan misi mereka berbeda atau ada orang ketiga di hubungan mereka. Kenapa kau bertanya"

"Hanya ingin tau saja. Dan jika orang itu meninggalkan kekasihnya tanpa kabar apa alasanya?"

Ohm benar -benar gak mengerti tapi dia tetap menjawab pertanyaan aneh Toey.
"Mungkin karena dia di culik? Atau dia sudah bosan dengan kekasihnya?"

"Bisa saja kekasihnya itu sakit dan meninggal atau kekasinya itu mengalami kecelakaan bukan? Sehingga tidak ada kabar?"

"Dan kenapa kita membicarakan ini?"

"Entah hanya ingin bertanya"

"Pemikiran seorang penulis memang tidak bisa di tebak yah? Apa ini untuk ide novelmu berikutnya"

"Mungkin"

Suasana hening kembali hanya ada suara angin bertiup semilir membuat suasanan nyaman, dan Ohm berkata.
"Toey.... Aku mau jujur padamu"

"Apa?"

"Selama kau pergi hidupku berubah, kepergian Ma, kepegian mu membuatku down! Hanya bisa berharap kau akan kembali dan menjelaskan semuanya padaku"

"Ada saatnya aku ingin menyusul ma pergi, tapi aku selalu ingat dirimu.... Bodoh yah aku.... Ternyata arti dirimu itu sudah menjadi pusat untukku Toey. Aku benar-benar mencintaimu"

"Tapi aku tidak mau memaksamu, kau milik dirimu sendiri Toey.... Kebahagianmu adalah segalanya untukku.... Jika kau pilih Kei pada akhirnya aku akan mendukungmu"

"....."

"Kau yang sekarang sangat berubah, walaupun kau mau mencoba membuka hatiku untukku tapi sejujurnya kau tidak ada si sini bersamaku"

"Tidak bukan seperti itu Ohm.... Aku mencoba memahami arti dirimu selama seminggu ini apa masih tetap sama seperti dulu atau tidak...."

"Tidak usah di paksakan Toey....."

"Aku tidak memaksa diriku Ohm...."

"Toey sudah sore kita pulang"

"Ohm..."

"Ayo"

Ohm dan Toey berjalan meninggalkan padang itu menuju tempat parkir.

Skip Time

Toey merebahkan dirinya di tempat tidur ia lelah selelah lelahnya. Dia merasa bersalah dengan pengakuan Ohm tadi. Ohm benar dia sudah berubah sekarang, dia bukan Toey yang dulu, ada orang lain yang ia cintai, bukan sekedar Nong dan Phi, atau teman maupun kekasih. Kei itu tunanganya dan sangat spesial buat dirinya. Dulu Ohm mungkin mataharinya tapi sekarang Kei lah mataharinya.

Bunyi ponsel membuyarkan lamunan Toey ia mencari ponselnya dan mengangkatnya.
"Halo"

"Hai sayang, apa aku menganggumu?"

"Tidak sayang ada apa?"

"Aku merindukanmu? Bagaimana kencanmu?"

"Aku juga merindukanmu, Tidak seperti saat bersamamu.... Lebih menyenangkan"

"Sayang jangan seperti itu.... Demi dirimu Ohm berusaha semampu dia, jangan kecewakan dia"

"Yah mau gimana lagi.... Aku sudah berusaha Kei"

"Ya... Aku paham"

"Sayang"

"Iya...."

"Bisakah nanti saat aku lupa, kau mengirimkan novel terbaruku kepada penulis?"

"Novelmu sudah jadi? Kenapa tidak kau kirim sendiri?"

"Sekarang belum, dikit lagi.... Tapi bisakah kau membantuku mengirimkanya ke penerbit jika aku lupa?"

"Aku akan mengingatkanmu jika kau lupa sayang"

"Makasih"

"Sama-Sama, aku tutup dulu yah, pasti kau lelah istirahat lah"

"Iya, sampai jumpa .... Suki desu Kei kun"

Toey mematikan panggilan Kei, dia menatap kosong kamarnya ini. Ia melamun sambil memegang selembar kertas. Toey menghela nafas menaruh kertas itu di laci lalu ia merebahkan dirinya di ranjang lalu tertidur.

¤
¤
¤

See u next story.

Give Me Chance To Love You AgainWhere stories live. Discover now