Chapter 3

412 40 29
                                    

Ohm meninggalkan apartemen Toey dengan gontai, dia terlihat sangat kecewa, dia berjalan terus berjalan hingga dia berhenti di sebuah taman dan duduk di salah satu bangkunya. Seseorang mendekati Ohm dan menepuk pundaknya.
"Ohm.... Apa yang kau lakukan di sini?"

"Peak.... Boom...."

"Iya ini kami.... Ada apa denganmu Ohm?"

"Toey...."

"Ada apa dengan Toey?"

"Dia mengabaikanku"

"Apa kau sudah bertemu denganya?"

"Tadi aku menemuinya"

"Dan apa katanya?"

"Dia menghindariku dengan alasan harus bertemu dengan orang alasan pekerjaan. Bahkan tadi dia mengataiku pengangguran.... Toey sudah berubah"

Baik Boom Peak saling memandang hingga Peak berkata.
"Sabar yah Ohm... Mungkin yang Toey bilang mengenai orang untuk urusan pekerjaanya benar, kita gak boleh negatif thingking bukan? Ayo semangat Ohm"

"Tapi...."

"Aku akan menghubungi Toey sekarang, ayo kita buktikan"

"...."

Peak mengambil ponselnya dan menghubungi Toey, panggilan ke tiga Toey mengangkatnya dan Peak memasang speaker.
"Toey...."

"Peak... Ada apa?"

"Apa kau di apartemen?"

"Tidak aku sedang diluar bersama seniorku waktu kuliah di jepang... Ada apa Peak"

"Apakah lama?"

"Iya, aku juga sedang membicarakan soal pekerjaanku"

"Apa kita bisa bertemu?"

"Tidak bisa hari ini Peak"

"Kalau besok?"

"Lusa ajah yah, Besok ma minta mengantarku pergi"

"Baiklah Lusa yah Toey"

"Hohoho... Iya Peak, aku tutup dulu yah"

"Baiklah, Bye Toey"

"Bye Peak"

Panggilan terputus dan Peak melihat kearah Ohm dan berkata.
"Kau dengar sendiri kan Ohm? Aku mengerti perasaanmu, tapi kau tidak bisa bertemu dengan Toey bila kau seperti ini Ohm...."

"Peak benar Ohm, kita tau kau sangat merindukan Toey... Banyak hal yang terjadi. Tapi kau tidak bisa bertemu dengan Toey bila kau seperti ini, dia pasti tidak akan mau berbicara denganmu"

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Tenangkan dirimu Ohm, pikirkan lagi niat awalmu saat kau bertemu dengan Toey, dan bicaralah denganya baik-baik"

"Boom benar Ohm, jadi sebelum kau benar -benar siap untuk berbicara baik-baik denganya jangan temui dia"

Ohm menghela nafasnya, ia merindukan Toey, dia tak mengerti kenapa Toey bersikap manis dan mengemaskan seperti terakhir mereka bertemu dulu. Bila pada akhirnya harus meninggalkan dirinya dengan luka dan pertanyaan pertanyaan yang tak terjawab. Ohm pun berkata.
"Kau benar Boom.... Peak, makasih yah"

"Tidak masalah.... Kita akan selalu ada buatmu karena kita teman bukan?"

Ohm tersenyum dan berkata.
"Makasih Boom.... Peak kita teman"

Boom pun berkata.
"Semangat Bro....."

"Hahaha.... Iya Bro...."

"Apakah kau mau ikut kami Ohm?"

"Ikut kalian?"

"Iya kita mau nonton film Spiderman yang baru kau blm nonton kan? Ikut saja yuk"

"Hahaha.... Tidak Peak makasih, aku tidak mau menganggu kalian berkecan...."

"Kau tidak menganggu kami Ohm"

"Tidak..... Tapi aku merasa seperti obat nyamuk 😔"

"Hehehe.... Tidak lah, dari pada kau berpikiran yang tidak -tidak.... Kau butuh hiburan Ohm"

"Jangan menghawatirkan ku, kalian pergilah aku tak apa-apa"

"Baiklah... Kalau kau berkata seperti itu, kami pergi dulu yah"

"Yo... Ati... Ati lah kalian"

Setelah itu Boom dan Peak meninggalkan Ohm sendiri, yang berpikir obrolan mereka tadi. Ohm berdiri dari duduknya melangkah meninggalkan taman itu.

Sementara di tempat lain Toey yang sedang berjalan bersama Gun, pun mencari makan karena lapar. Mereka duduk dan memesan makanan, Gun yang pertama kali bicara.
"Toey.... Aku pikir.....bagaimana kalau Sun & Moon: They Journey di perbaharui covernya dan di buat lanjutanya? Aku merasa kisah kalian belum tamat, gantung begitu"

"Kenapa kau bisa berpikir cerita itu masih gantung?"

"Kau pikir kenapa? Karena kisah kalian masih berlanjut meski kau memiliki tunangan. Apapun akhirnya setidaknya kalian menyelesaikan dengan baik, seperti ini rasanya menggantung bukan. Aku yakin kau yang paling tau rasanya itu"

"....."

"Aku berharap kalian menggunakan logika dan hati kalian untuk berbicara baik-baik karena emosi tidak akan membantu"

"...."

"Aku tau aku hanya bisa bicara saja, sama seklai tidak ada di posisimu. Tetapi sebagai editor mu yang bisa aku sarankan saling bertemu bicara dari hati ke hati dan selesaikan"

"Entah yah.... Aku mungkin sudah siap bertemu denganya hanya saja aku tidak tau harus memulai pembicaraan dari mana"

"Hehehe.... Mudah saja kau hanya tinggal bertanya kabarnya bagaimana, mudah bukan?"

"Aku juga tau itu😑"

"Lalu?"

"....."

"Ah!!! Aku paham, masalahmu hanya satu masalahnya kau gak bisa percaya denganya bukan? Kau masih mengganggap dia masih seperti dulu. Benar bukan tebakanku?"

Toey menganggukan kepalanya dan Gun berkata.
"Bagaimana kalau dia sudah berubah?"

"Siapa yang tau? Siapa yang bisa membuktikan dia sudah berubah apa belum?"

"Itu tugasmu membuktikan apa dia sudah berubah atau belum. Lihat dan dengarkan jangan menilai seseorang karena masa lalunya"

"....."

"Sama seperti menulis, kau harus memilah milah apakah cerita ini cocok atau tidak bukan? Bukankah sama? Kau seorang penulis pasti mengerti caranya Toey"

"Aku...."

"Jangan banyak alesan Toey, kuncinya hanya satu dengarkan kebenaranya"

"...."

Tidak ada obrolan, baik Gun maupun Toey sama-sama terdiam dengan pemikiran masing-masing, hingga dering ponsel milik Gun membuyarkan kesunyian itu.
"Hallo"

"....."

"Ok"

"...."

"Baiklah"

Panggilan terputus, Gun menghadap Toey dan berkata.
"Toey maaf aku harus pergi, ada urusan dengan penulis lain.... Maaf, aku akan menghubungimu nanti. Kita bicarakan tentang novel mu itu"

"Baiklah hati-hati"

Setelah itu Gun pergi meninggalkan Toey seorang diri, dia duduk termenung hingga seseorang menyapa dirinya.
"Toey....."

¤
¤
¤

Nyambung kan yah?

Give Me Chance To Love You AgainWhere stories live. Discover now