2.6 Selesai, Woy!

637 132 67
                                    

#26-The taste of Calum Hood's tongue

⭕⭕⭕

Aku berjalan santai sambil menggenggam satu buket bunga di tanganku. Hari ini, setelah sekian lama, aku kembali pergi mengunjungi makam Kak Mali.

"Kakak," aku tersenyum, menaruh buket bunga tersebut setelah membersihkan sekitaran pusaranya.

"Apa kabar, kak? Ini Rianna. Udah lama ya, nggak ketemu kakak, Rianna jadi kangen. Semuanya kangen."

Aku menghela napas panjang, "Tapi rencana Tuhan selalu indah, 'kan kak? Dan yang bisa Rianna lakukan sekarang adalah percaya bahwa kakak sudah di tempat yang jauh lebih baik. No more pain, no more cries, just...peace." aku mengusap air mataku.

"Rianna adalah orang terakhir yang kakak temuin sebelum kakak pergi, 'kan? Dan kenangan tentang hari itu, sampai sekarang masih membekas di diri Rianna. Awalnya, Rianna berusaha sebisa mungkin untuk melupakannya, tapi sekarang, sudah nggak masalah, Kak. Rianna udah menerima itu semua,"

"Aku juga udah sampein ke Calum kalau kakak sayang banget sama dia." aku tersenyum. "Dan kak, bodohnya, Rianna juga merasakan hal yang sama. I-I love him so much it hurts...So let go is way easier right?"

"Udah ah, ngobrolnya. Kakak juga pasti bosen dengerin omongan kayak gini. Rianna mau pamit kalau-kalau nanti kuliah jauh dari sini," aku kembali tersenyum. "Rianna sayang kakak. Sayang sekali. Kakak adalah orang yang menawarkan Rianna gelato pertama kali, dan karena itu, Rianna bertemu Calum." Aku terkekeh, "Sampai nanti, Kak. Rianna pergi dulu."

Begitu aku membalikkan badanku, aku melihat Calum yang kutebak ingin mengunjungi kakaknya juga.

Ini kenapa ketemu gini mulu si

"Ca," ia memanggilku.

Dengan tangan yang gemetar, aku membalikkan badan,"Ya?"

"Habis ini bisa bicara sebentar?" tanyanya penuh harap.

Enggak. Enggak. "Bi-bisa."

Calum tersenyum tulus,"Okey. Tunggu depan mobil gue sebentar ya!"

⭕⭕⭕

"Jadi gimana sama Luke?" itu yang pertama kali Calum tanyakan ketika ia sudah di depanku.

Apaansih, ngajak berantem amat.

"Apaan?" Desisku, "Gue nggak ngerti maksud pertanyaan lo."

Calum terhenyak, "Kata mereka kalian berdua pacaran.."

Aku ingin menampar pipi lelaki di depanku ini. Serius.

"Apaan sih, anjir. Bisa nggak, sih, lo itu sebelum percaya sama gosip murahan kayak gitu, lo tanya dulu sama gue, hah?! Atau lo segitu pengecutnya, ya? Sampe nggak berani untuk nanya hal kayak gitu aja ke gue," cecarku tak sabar.

"Ca, please-"

"Mau lo itu apa? Gue juga capek kali terus-terusan nebak-nebak perasaan lo itu, sialan. Gue masih sayang sama lo, dan gue nggak sepengecut itu hanya untuk mengatakan ini," aku menatapnya dengan penuh amarah.

Gelato // [cth] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang