Impromptu Duo - [ Duo Dadakan ]

651 58 1
                                    

"Grehahaha... Siapa kalian yang berani berdiri di hadapanku?" tanya Douglas sembari menggeram.

"Ayo kita hajar dia!" ucap Vertua.

Albert membalas. "Ayo!!"

"........!" Douglas terkejut melihat Albert dan Vertua tiba - tiba maju ke arahnya.

Tring?!!

Dua sayap keras Douglas menahan tebasan cepat mereka berdua.

"Lumayan..." Douglas menyeringai.

Vertua ikutan menyeringai. "Kami belum selesai..." bisiknya, saat yang sama pasir yang di pijak Douglas bergetar hebat dan Dhuar.... Beberapa tebasan air dan cahaya menyayat badan Douglas.

Sayap yang melindungi dirinya goyah, hal itu dimanfaatkan oleh Albert. Albert menarik scimittar-nya lalu menusukkannya bersama gumpalan air dan Bash... Ledakan gelombang air memukul Douglas ke belakang.

"My Turn.." ucap Vertua, lalu dia memanggil roh keduanya... Holy.

Pancaran cahaya kuning berkumpul di ujung mata pedang claudius yang dia gunakan. Vertua menebas vertikal lurus ke depan, tebasan cahaya kuning menyeret Douglas dan meledakkannya di dekat terumbu karang. Semua orang yang ada disana terkejut termasuk Mii dan Savarus.

"Vertua... Apa yang kau lakukan?!" geram Mii.

Merasa di perhatikan Vertua memandang ke arah 'itu', Vertua tersenyum kepada Mii.

"Hahha... Ekspresinya lucu sekali!" batin Vertua terkekeh.

"Hei Vertua, dia masih hidup..." cetus Albert.

Douglas keluar dari kumpulan asap, sekujur badannya penuh luka tapi dia tersenyum(?).

"Grehahah... Sudah lama aku tidak merasakan rasa sakit ini. Grehahaha!" girangnya.

Bola - bola merah yang ada di wajahnya berubah menjadi hitam, seketika....

"Lukanya menghilang?!" pekik Albert terkejut.

"Grehahaha.. Sekarang giliranku untuk membalas kebaikan kalian berdua!"

Tubuh Douglas memancarkan tekanan aura yang kuat, bayangan sosok wajah naga muncul dibelakang dirinya. Bola - bola merah muncul di depannya, berubah menjadi dua pedang merah bergaris hitam yang sangat besar. Douglas mengambil pedang itu, bersamaan dengan itu semuanya merasakan tekanan aura Douglas meningkat saat menyentuh pedang tersebut.

"Kekuatannya bertambah pesat..." gumam Vertua.

"Aku datang!" Douglas melesat ke depan Albert dan Vertua dengan pedang di tangan kanan terayun lurus ke depan.

"Berpencar!" seru Albert.

Albert dan Vertua berpencar ke sisi kiri dan kanan sebelum pedang itu menghantam tanah.

Dhuar!!!

Tebasan kuat yang dapat menciptakan badai pasir yang besar. Tempat mereka pijak hancur hanya menyisakan batu dan tanah serta lubang menuju ke kegelapan.

"........!" manik Vertua membulat saat Douglas menyeringai ke tempatnya.

Tiba - tiba saja Douglas melempar pedang di tangan kirinya ke depan Vertua, Vertua membuat posisi siap menghalau. Seringaian Douglas tiba - tiba melebar dan matanya menyala merah.

Tap...

Manik Vertua terbelalak hebat. Di depannya ada Douglas yang menyeringai menyeramkan ke tempatnya, pedang yang dia lempar telah kembali di tangan kirinya sementara tangan ia terangkat tinggi di atas Vertua bersama pedang besar itu.

"Teleportasi?" batin Vertua.

Vertua dengan cepat melakukan tebasan horizontal di jalur tebasan milik Douglas tapi Vertua kalah cepat, membuat ia jatuh terhempas kasar ke bawah belum lagi bola merah yang tertembak ke tempatnya.

"Uhuk, Uhuk... Dia kuat sekali!" kesal Vertua.

Tinggal 1 meter lagi sebelum bola merah itu meledakkan Vertua, disaat yang sama Albert datang dengan selancar airnya, membawa Vertua sebelum terkena bola merah tersebut.

Daar...

Ledakan dengan radius 5meter baru saja terjadi di tempat Vertua jatuh tadi.

Setelah sudah jauh, mereka berdua bersembunyi di dalam kumpulan rumput laut.

Bruk...

Albert melepaskan tangannya di kerah Vertua, membuat Vertua jatuh dengan bokong terlebih dulu.

"Kau baik - baik saja?" tanya Albert polos.

"Aku tidak baik, ditambah kau baru saja menjatuhkanku begitu kasarnya..." jawab Vertua kesal.

"Kau bukan wanita jadi jangan manja..." kata Albert tanpa ekspresi.

"Nanti aku hajar wajahnya..." batin Vertua kesal.

Vertua mengusap punggungnya seraya menatap Albert. "Sekarang kita harus apa? Dia kuat, cepat dan dapat menggunakan sihir juga. Aku tidak punya rencana yang matang untuk mengalahkannya lagi..." cetus Vertua.

"Bukankah dia sama saja sepertimu?" bingung Albert.

"Lorix pada awalnya tidak mempunyai sihir tapi Lord memasukkan Douglas ke dalam dirinya, lalu Lord menyegel Douglas di dalam diri Lorix agar Douglas tidak dapat menguasai tubuh Lorix sepenuhnya. Tapi sekarang dia bebas..." cerita Vertua.

"Apa dia sekuat itu?" tanya Albert memastikan.

"Tidak. Aku bisa mengalahkannya dengan 'Bentuk Sebenarnya' tapi dengan kondisi seperti ini aku tidak bisa melakukannya. Kau juga'kan?!"

Albert mengangguk. Jujur saja, sebenarnya seluruh badan Albert sekarang mati rasa dan kaku, bahkan bergerak sedikit saja dia akan kesemutan dan terkena kelumpuhan sementara. Berkat sihir air Saur Albert dapat bergerak dengan bebas sekarang.

"Huh. Menyusahkan..." gerutu Albert pada akhirnya.

"Kau punya rencana yang mudah untuk kita, Albert?"

"Tidak sama sekali..."

..

Aura hitam keluar dari badan Mii, Savarus yang ada di hadapannya hanya menatap datar.

"Dasar pengkhianat..." umpat Mii kasar.

Savarus mengumpulkan air 'jernih' di saber miliknya. "Ini akan menyusahkan..."

Di tempat Lord....

"Hahaha..." Lord tertawa pelan melihat pertarungan singkat antara Albert dan Vertua melawan Douglas.

"Aku tidak percaya dia akan mengkhianatiku..." gumam Lord dengan wajah tertutup tangan. "Awas kau Vertua! Kau akan menerima akibatnya..."

..

Kembali ke tempat Albert dan Vertua. Sekarang mereka masih memikirkan cara untuk mengalahkan Douglas tanpa harus bersusah payah

"Aku punya ide...!" pekik Vertua. "Ini akan memakan banyak waktu jadi kau harus bersiap Albert karena kau akan menjadi umpannya..." sambung Vertua.

Albert menjatuhkan keringat saat Vertua menyeringai kepada dia.

"Baiklah mari kita--"

Hush...

Angin yang kencang memotong perkataan Albert. Albert dan Vertua berubah menjadi pecahan air dan cahaya, bersamaan dengan itu tempat persembunyian mereka meledak hebat sementara mereka berdua berhasil selamat.

"Albert, kau tahan dia..." perintah Vertua yang perlahan kembali ke wujud manusianya.

Albert juga kembali menjadi manusia dan melesat ke depan atau ke tempat Douglas.

"Jangan lama..." ketus Albert.

"Aku tahu... Rekan!"

[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]Where stories live. Discover now