Albert Rescue I : Immortal Saint - [ Penyelamatan Albert 1 : Saint Abadi ]

1.2K 92 1
                                    

Nagass berdiri di salah satu terumbu karang raksasa ungu, dia memandang langit - langit lautan yang menurunkan cahaya biru cerahnya. Lalu Akari datang menyadarkan Nagass dari lamunannya.

"Hampir selesai ya.." seru Akari yang tersenyum kecil di kiri Nagass.

Nagass tidak membalas maupun menyambut kalimat Akari, Nagass tetap diam ditempatnya. Dibelakang mereka ada Jelina dan Jelisa yang mengawasi Albert yang tengah pingsan dengan tubuh terikat, dibelakang lagi ada Panzer yang bertugas sebagai penjaga keadaan.

"Jelisa, kira - kira nih orang akan diapakan oleh Lord ya?" tanya Jelina memecahkan kesunyian diantara mereka berdua.

"Entahlah adik.." jawab Jelisa malas.

Rush...

Angin dalam laut baru saja melewati mereka semua. Dingin. Itulah yang ada dibenak mereka.

"Sampai kapan mereka berdua akan membuat kita semua menunggu.." gerutu Nagass.

Rush.... DUSH....

Angin dalam laut kembali melewati mereka tapi kali ini lebih kuat, Nagass yang merasa ada yang aneh, dia membalikkan badannya dan membuat Akari bingung.

"Ada apa, Lorix?" tanya Akari bingung.

"Ada yan--" jawaban Nagass terhenti setelah angin dalam laut menghantamnya kuat.

Itu bukan angin dalam laut melainkan Andre yang melesat sangat cepat, dia menyeret Nagass menjauh dari kelompoknya.

"LORIX!!!" teriak Akari.

Silauan cahaya hijau melesat di kanan Akari, Akari menundukkan badannya sedangkan cahaya hijau itu melewati bagian atasnya dan menghancurkan batu karang yang ada di depan Akari. Dibelakang Akari ada Buddy dan Tony yang tersenyum lebar.

Pada waktu bersamaan Doronthea dan Lazarus jatuh di atas Jelina dan Jelisa, mereka berdua menyerang tanpa memikirkan ada Albert disana. Hasilnya pasir yang ada di kiri Albert lenyap setelah terkena cambukan Lazarus beruntung tidak mengenai Albert yang pingsan, sementara Jelisa dan Jelina dipaksa menghindar, mereka menatap kesal Doronthea dan Lazarus.

Bagaimana dengan Panzer?

Dia masih berada ditempatnya, dia tidak bisa bergerak setelah laser hijau menembus dada kirinya. Di atas Panzer ada Fister yang melayang di dalam air dengan peralatan khusus.

"Satu jatuh..."

..

Savarus berjalan santai di lantai terluar, di lantai terluar kapal telah menunggu Paus yaitu nama Sea Horse-nya. Pada saat Savarus ingin menunggangi Paus, Genovios memanggilnya.

"Hei kawan, kau mau kemana?" tanyanya.

"Aku ingin pergi menyusul bawahanku.." jawab Savarus santai sembari naik ke punggung Paus.

"Kenapa? Apa kau tidak percaya pada mereka?"

"Bukan itu.."

Savarus menatap serius ke arah barat. "Aku cuma khawatir saja..." lirih Savarus.

"Hmm..."

..

Diluar benteng hitam keunguan berdiri dua lelaki bertudung.

"Kenapa kita harus ikut juga?" protes tudung hijau.

"Ini perintah dari Lord, mohon laksanakan dengan baik Tuan Vertua.." sahut tudung hitam.

Tudung hijau menghela nafas panjang. "Apa boleh buat ya~~"

..

Fister terpental ke belakang setelah terkena gelombang hitam keputihan yang tiba - tiba muncul di depannya atau lebih tepatnya dibawah.

Fister segera mengendalikan tubuhnya dari goncangan itu dan mendarat selamat di atas pasir. Fister memandang ke depan dengan senyuman masam.

"Lorient yang menyusahkan.." gerutu Fister yang melihat Panzer bangkit dari 'tidur'nya. "Kenapa kau tidak tetap tidur saja?!" canda Fister.

"Jika aku tidur maka kemenangan akan hilang, jika aku pergi maka kematian akan datang..." kata Panzer dingin yang membalas kata - kata Panzer.

Sejurus kaki Fister dikeliling air dan merubahnya menjadi selancar air. Fister melesat menjauh dari serangan Panzer yang tergolong tiba - tiba itu, Fister kembali ke tempat Panzer lalu menembakinya.

Panzer lincah dalam menghindari setiap tembakan Fister, bahkan dia sempat memiliki kesempatan untuk menyerang balik, beruntung Fister siap dalam menghindar. Fister menjaga jarak dengan Panzer sejauh mungkin.

"Mungkin sekali terkena aku sudah tidak bisa bergerak lagi.." gumam Fister kecut melihat serangan Panzer yang dapat menghancurkan batu karang dan membelah pasir dengan tombak hitamnya. "Aku harus mencari cara untuk menembaknya?!" lanjut Fister.

Fister memperbanyak air di selancar airnya kemudian melesat cepat mengelilingi Panzer ditengah. Panzer yang melihat itu mendengus geli lalu bersiap untuk sesuatu.

"Aku... Panzer Shiwer, Lorient VII, Master of Sea Iron. Memanggilmu Wahai Benda Terkuat Di Laut Terdalam..... Amos!!!"

Crak...

Panzer menancapkan mata tombaknya ke dalam pasir seketika itu juga pasir yang dipijak oleh Panzer bergetar kuat, ingin mengeluarkan sesuatu.

Dash...

Sesuatu yang sangat cepat melesat keluar dari dalam pasir, benda itu mengenai punggung Fister dan membuatnya jatuh secara paksa.

Bruk....

Fister jatuh di atas pasir dengan dada terlebih dulu, terlihat Fister menahan sakitnya.

Panzer mencabut tombaknya bersamaan dengan Fister yang mulai bangkit. Angin dalam laut menghantam Fister kasar, tiba - tiba saja Panzer telah berada dibelakang Fister dengan mata putih menyalanya.

"ARGH!!" jerit Fister kesakitan setelah punggung mata tombak itu mematahkan tulang rusuknya.

Fister mengambang sedikit di atas Panzer, Panzer tidak berhenti sampai disitu, dia menyusul perut Fister lalu melemparnya ke depan.

Darah biru keluar dari mulut dan perut Fister, gunwater-nya tergeletak disamping kanannya, Fister tidak bisa bergerak setelah tulang rusuknya patah.

"Sial.." gerak Fister yang mencoba untuk berdiri tapi dihentikan oleh tombak Panzer yang menusuk kaki kirinya.

"Kakimu kuat juga, bahkan besi laut ini tidak bisa memotongnya.." puji Panzer.

"Diam atau kepalamu yang hilang.." ancam Fister yang mengarahkan gunwater ke kepala Panzer.

Panzer dengan sangat cepat menyerang tangan Fister yang memegang gunwater itu dan memotongnya. Darah biru berterbangan ke mana - mana dan tangan Fister yang terpotong itu melayang dibelakang Panzer semantara Panzer mengangkat tombaknya dan mengincar kepala Fister.

"Sudah selesai..." kata Panzer dingin.

Pada saat Panzer ingin memotong kepala Fister bersamaan dengan itu juga cahaya hijau menembus kepalanya.

"Ya... Sudah berakhir!!" seru Fister dengan senyuman kemenangan. "Atau belum?!"

Fister mengangkat tangan kirinya yang ditutupi hawa dingin dan tangan itu menyentuh mata tombak Panzer.

"Kau pikir aku tidak tahu soal Immortal Saint, hah?! Kau salah besar kawan.." gumam Fister.

Panzer tiba - tiba hidup kembali dan berteriak keras sambil menerjang Fister tapi sudah terlambat. Tombak Panzer membeku bersama dirinya, Panzer jatuh di kanan Fister menjadi bongkagan - bongkahan es.

Fister merebahkan dirinya dan menatap 'sakit' tangan kanannya yang melayang di depannya.

"Setidaknya aku satu kamar dengan Tuan Puteri walaupun hanya sebentar..." gurau Fister sambil tersenyum lebar.

Lalu Fister menutup matanya memfokuskan sesuatu.

"Disini Fister..... Satu musuh telah dikalahkan!!"

[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]Where stories live. Discover now