2 | MA AT-TAUBAH

15.6K 538 19
                                    

Matahari kembali keperaduannya. Memunculkan wujudnya meski sulit terlihat jelas. Terbit dari ufuk timur. Meskipun ia terlihat samar-samar dan tidak dapat terlihat jelas oleh mata manusia tetapi dia selalu memberikan manfaat kepada manusia. Ia perlahan kembali menerangi bumi dengan cahayanya yang hangat.

Cahayanya memasuki selah-selah jendela rumah. Tak terkecuali di kamar seorang gadis yang tengah berjumpa dengan mimpi. Matanya yang terpejam masih enggan terbuka sekalipun cahaya mentari menyelip melalui bantal yang menutupi wajahnya. Dia, Alisyah Nur Firdaus.

"Isy!" Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Alisyah.

Tanpa sadar, gadis itu justru semakin merapatkan selimutnya.

"Isyah, bangun!" panggilnya lagi dengan lebih keras.

"Isy! Isyah, bangun!" Tak henti-hentinya seseorang itu memanggil Alisyah.

Namun tiba-tiba, suasana hening. Tak ada lagi ketukan pintu. Justru kini terdengar knop pintu yang di dorong ke bawah.

Klek

Terdengar suara pintu terbuka bersamaan dengan langkah kaki seseorang yang memasuki kamar Alisyah. Lelaki itu mengerutkan keningnya ketika melihat Alisyah masih tertidur. Ia mendecak beberapa kali.

"Ya Allah, Alisyah!" teriak lelaki itu.

Laki laki yang wajahnya hampir mirip dengan Alisyah itu ialah Ali Nur Firdaus. Kakak Alisyah yang berbeda 2 tahun dengan dirinya. Jika Alisyah versi perempuannya, maka Ali ialah versi lelakinya.

"Bangun, Dik! Nanti kamu kesiangan! Lagian sih selesai shalat subuh kenapa tidur lagi?" Ali menarik selimut yang menutupi tubuh Alisyah.

"Bangun, sayang." Ali terus menggoyangkan tubuh Alisyah dan terakhir dia mencubit pipi Alisyah.

"Kak Al!!" Alisyah bangun sambil memegang pipinya. Pipinya mengembung tanda dia kesal.

"Bangun, Dik. Nanti kita telat. Kakak tunggu ya." Ali pun keluar dari kamar Alisyah.

Alisyah melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit. Dia sudah terlambat. Dengan segera, dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi bersiap-siap untuk sekolah hari pertamanya.

*

**


Alisyah sudah rapi dengan seragam sekolahnya dengan khimarnya yang panjang beserta tasnya berwarna biru. Tak lupa dengan niqabnya yang menutupi wajahnya sejak dulu. Tubuhnya yang terlihat mungil, dibalut seragam sekolah. Alisyah segera turun ke bawah menghampiri keluarganya yang sedang sarapan pagi.

"Assalamualaikum Umi, Abi, Kak Al." Alisyah tersenyum dibalik niqabnya.

Garis mata Alisyah yang sedikit mengerut dan matanya yang menyipit menandakan ia sedang tersenyum.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Ali, Faiz-abinya dan Zahra-uminya.

"Yuk!" ajak Alisyah.

"Adek enggak sarapan?" tegur Faiz yang baru saja menyelesaikan sarapannya.

"Enggak, Bi. Ini hari pertama Alisyah. Alisyah enggak boleh telat," ujar Alisyah dengan penuh semangat.

Alisyah Nur FirdausWhere stories live. Discover now