12 | Guru Olahraga

489 58 16
                                    

Sebelum lanjut baca jangan lupa vote yaa hehe

•••
Selamat Membaca
•••

"Ekhem! Gue duluan, Rev. Daaah..."

"Iya."

Setelah pamit dengan Reva, Reno segera menggowes pedal sepedanya, keluar dari gerbang sekolah, meninggalkan Reva yang baru saja mengambil helmnya di pos penitipan.

Di ufuk Barat, Sang surya mulai menyembunyikan diri. Langit senja pun perlahan-lahan bertukar dengan gelapnya malam. Reno baru saja keluar dari dalam gedung sekolah bersama Reva usai menyelesaikan tugas kelompok mereka.

Bagi anak-anak Haba, pulang sekolah pada malam hari itu sudah menjadi hal yang biasa. Mengerjakan tugas ataupun aktivitas ekstrakulikuler hingga lewat dari jam 8 malam juga bukan suatu hal yang aneh lagi. Security sekolah akan selalu setia menunggu dan berpatroli untuk memastikan tak ada lagi murid yang masih tersisa di dalam sekolah, sebelum akhirnya mereka mengunci gerbang.

Jalan raya yang masih basah akibat hujan pun terlihat ramai oleh para pengendara motor dan mobil yang memadati jalan. Di sepanjang jalur sepeda yang diterangi oleh lampu-lampu jalanan, Reno melaju santai mengendarai Hiro dengan senyuman yang sejak tadi masih terukir di wajahnya.

Mengingat kejadian di sekolah tadi, membuat Reno salah tingkah sendiri memikirkannya. Bahkan, raut wajah cengo Reva saat di sekolah tadi masih membekas jelas diingatannya.

"Lo bawa motor, ya?" Tanya Reno basa-basi. Dia berusaha menyamakan langkahnya dengan Reva setelah mengunci pintu kelas.

"Hmm." Balas Reva dengan deheman cuek, sambil menjinjing tasnya yang berisi laptop.

Kemudian, mereka melangkah beriringan ke arah tangga dalam keadaan membisu tanpa obrolan. Namun, ketika sampai di tangga, Reno berjalan selangkah lebih dulu menuruni satu per satu anak tangga. Dan di belakangnya, ada Reva dengan perasaan takut yang berusaha agar tidak tertinggal oleh Reno.

Jujur saja, Reva mendadak takut mengingat mereka masih berada di sekolah dalam keadaan hari sudah mulai gelap. Cerita-cerita horor tentang hantu penunggu gedung A yang melegenda di antara anak-anak Haba pun tiba-tiba terlintas di pikiran Reva, sehingga membuatnya merinding dan parno sendiri.

"Tungguin kek, issh!" Gerutu Reva di tengah-tengah rasa parnonya.

"Ih anjir apaan tuh Rev, ada yang ngintip?!"

"RENOOO!!!"

"Pfftt, AHAHAHA penakut bang—AAAAAAAA!!!"

Reno berteriak histeris ketika tanpa sadar tali sepatunya yang lepas tak sengaja terinjak oleh kakinya sendiri, sehingga membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan.

"Eh eh, HUAAAAAA!!!" Reva memekik nyaring tatkala Reno malah menarik lengan Reva demi menyelamatkan dirinya sendiri.

Dan kini, sepasang remaja itu tengah melayang di udara layaknya adegan slow motion seperti di dalam film-film.

BRAKKK!!!

BRUKKK!!!

BRAKKK!!!

"Aawhh!"

Pendaratan yang sempurna itu membuat Reva menghembus napas lega, sebab ia tidak merasakan sedikit pun sakit pada tubuhnya. Hanya saja, Reva masih shock dengan kejadian jatuh dari tangga yang hampir saja merenggut nyawanya karena ulah Reno sialan.

"Aaakkhh! Lo... gak papa?"

Suara rintihan Reno membuat Reva yang tengah mengelus pelipisnya yang pusing karena shock, seketika langsung menyadari sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENO: An Annoying GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang