8

5.2K 375 28
                                    

Ata,jaya dan karin tampak terkejut dengan kondisi didalam kamar hotel yang sudah mirip seperti kapal pecah, tapi tidak dengan ocha, ia berjalan pelan menyusuri setiap ruangan sambil menengok-nengok dimana keberadaan ara.

Dan saat ia sampai didapur ia mendapati ara sedang terduduk dipojokkan sambil memeluk lututnya, bajunya belum ganti, kerudungnya terlihat berantakan, darah nampak menetes di dahi serta pipinya. Ocha merutuk dirinya sendiri karna sudah meninggalkan ara sendirian, tadi dia hanya ingin menghirup udara sesaat, tapi karna ada ata ia malah justru terlalu lama meninggalkan ara yang tadi saat ia tinggal dalam kondisi tidur efek obat.

Ocha nampak mengangkat telapak tangannya mengisyaratkan untuk berhenti kepada ata, jaya dan juga karin. Ia berjalan mendekat ke arah ara,kemudian duduk didepan ara sambil mengelus pipi ara yang terlihat ketakutan.

"ara elo ngapain disini, sory gue ninggalin elo, kita ganti baju terus istirahat ya" ucap ocha lembut sambil berusaha menarik ara untuk berdiri. Ara tidak melawan ia mengikuti apa yang diperintahkan oleh ocha, saat melewati jaya dan karin ingin rasanya jaya memeluk adik sepupu kesayangannya itu tapi ocha memperingatkan dan ditahan juga oleh karin.

Saat hendak sampai dikamar tiba-tiba saja ara melepas rangkulan ocha dan mengambil pisau yang tergeletak dilantai ia mengayunkan pisau ke arah ocha dan sukses mengenai lengan ocha serta pipinya. Semua yang ada diruangan tersebut nampak terkejut.

"ara ini gue ocha, oke, gue ocha, gue bukan orang lain" ucap ocha tenang padahal sebenarnya ia merasakan nyeri dilengannya.

"kenapa semua nyalahin aku, mereka tau apa tentang aku, bukan aku yang salah,bukan mau aku kayak gini, mereka jahat, mereka jahat" lirih ara lebih seperti bermonolog pada dirinya sendiri sambil menusuk-nusuk pisau kebantal yang berada tidak jauh dari dirinya.

"diandra ini mas jaya, kasih pisaunya ke mas ya? Pinta jaya sambil berusaha mendekat ke ara, dan ara hanya melihat bingung kearah jaya.

"kamu siapa?" kamu mau nyalahin aku juga, kamu mau nyakitin aku juga!!!teriak ara histeris sambil mengacungkan pisau kearah jaya. Tiba-tiba dari arah belakang ocha membungkam ara dengan sapu tangan yang telah diberi obat bius dan akhirnya ara menjatuhkan pisaunya, ata dan jaya dengan sigap menahan tubuh ara yang sudah tak sadarkan diri.

***

"diandra sering seperti ini?" tanya karin sambil mengobati luka ocha,sementara jaya dan ata sedang membereskan kamar tempat ara tidur setelah tadi karin menganti baju dan mengobati luka ara.

"hanya saat dia tertekan, sudah lama banget dia gak seperti ini, tapi nampaknya kejadian dihotel tadi ngebuat dia histeris lagi"

"apa yang sebenarnya terjadi sama diandra"

"dia menderita dysthymia dan juga PTSD"

"pada kondisi tertentu dia akan seperti yang tadi mbak liat, tidak mengenali orang disekitarnya dan tidak segan untuk melukai dirinya sendiri dan juga orang disekitarnya, dan disaat tertentu lainnya dia akan mengalami rasa sakit serta rasa sedih yang mendalam sama seperti yang dulu pernah ia rasakan"

"sejak kapan dia seperti ini?"

"sejak ia meninggalkan kalian, dan memilih untuk menghilang, bukan tanpa alasan dan kesengajaan ia pergi, ia hanya tidak ingin kalian semakin kasihan terhadap dirinya, dia akan terserang panik hebat saat berada dilingkungan atau situasi yang mampu mengingatkannya pada kejadian yang baginya menyakitkan, tapi tadi apa yang sabrina lakukan sukses membuat pertahanan diri yang selama ini sudah ia buat runtuh" jelas ocha dengan kesal.

"kemarin pas aku ketemu dia, dia terlihat biasa aja dan seperti orang normal pada umumnya?" tanya jaya setelah mendengar penjelasan ocha.

"sekilas memang iya, tapi coba mas ajak dia ke tempat dimana banyak lampu kamera,suara klakson, atau ajak dia mengendarai motor, atau duduk dimobil paling depan, atau ajaklah dia kerumah sakit dan melihat darah dia gak akan bisa melakukan itu semua dan kalian akan melihat ara yang sebenarnya"

"DIA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang