4

4.6K 318 2
                                    

Ara sedang menikmati suasana taman yang berada ditengah hotel. Dia memang belum banyak beraktifitas seperti ocha. Ini memang sudah menjadi kesepakatan antara dirinya dengan ocha bahwa ara tidak mau terlalu terlibat banyak dengan urusan perusahaan yang dibangunnya bersama ocha. Bahkan ara terkesan tidak ingin tau tentang usaha apa saja yang sedang dirintisnya itu.

"presentasi minggu depan ikut ya ra?" ucap ocha sambil duduk disampingnya.

"kenapa?"

Ocha memutar bola matanya hal yang tidak pernah hilang dari ara adalah saat ditanya dia akan bertanya balik dengan nada datar dan tanpa ekspresi.

"nama elo tuh udah tenar di Indonesia ra, mereka pada penasaran sama sosok elo yang misterius itu, bahkan MSJ grup aja sebelum ngajuin kerjasama mereka mastiin kalau ini memang perusahaan elo, dan mereka sangat berharap elo bisa ikut saat presentasi nanti"

Jelas ocha dan matanya membulat saat mengetahui bahwa ara asik mendengarkan musik tanpa mendengarkan penjelasaannya. Ocha menghembuskan nafas kesal, seharusnya ia hafal bahwa ara akan bersikap acuh saat ia memang tidak ingin mendengar penjelasan, dan kalimat tanyanya barusan hanya antusiasme palsu.

"assalamualaikum"sapa lembut seorang wanita paruh baya dihadapan ara dan ocha.

"waalikumsalam,masyaallah umi, apa kabar" sahut ara girang, karna tidak menyangka akan bertemu dengan ustadzah yang biasa dia panggil dengan sebutan umi ini.

Wanita tersebut adalah salma atau bisa dipanggil dengan panggilan umi salma.Beliau adalah wanita yang membimbing ara sehingga memutuskan untuk mengenakan hijab dan hafidzah (penghafal qur'an untuk wanita).

"alhamdulilah kabar umi baik, kalian sehat?"

"alhamdulilah sehat umi, umi sedang acara disini?"

"umi sedang menemani abah untuk menjadi pembicara di ulang tahun kampus yang dulu abah menjadi salah satu pendirinya, ara besok ada acara?"

"enggak umi, ada yang ara bisa bantu mungkin umi"

"alhamdulilah kalau ara enggak ada acara, umi ingin ara menjadi hafidzah di acara pengajian jamaah umi, dalam rangka syukuran pernikahan putrinya,karna umi malam nanti harus kembali ke kairo"

Ara terdiam sesaat tampak bimbang, ia belum siap jika harus menggantikan umi salamah, ia merasa belum pantas untuk melakukan itu.

"umi mohon maaf bukannya ara menolak tawaran umi, tapi apa ara pantas, ara masih merasa banyak dosa" lirih ara sambil menunduk dan tangannya bergetar.

Ocha melengos melihat apa yang terjadi pada ara, ia merasa sedih karna hingga detik ini ara masih merasa menjadi pendosa akan kehidupan masa lalunya, jika ara saja yang dimata ocha sudah seperti malaikat yang terkadang bertransformasi menjadi robot merasa menjadi kaum pendosa,apa kabar dengan dirinya yang selama ini menjauh dari agamanya.

"ara dengar umi, Allah itu maha penyayang dan pengampun, apa yang terjadi selama ini dengan kisah ara bahwa sesunggunya Allah sayang dan tidak pernah meninggalkan ara, ilmu yang kita punya kelak akan menjadi pahala yang mengalir tiada henti jika kita terus mengamalkannya"suara lembut umi salma mampu membuat ara menyanggupi tawaran umi salma.

"ocha ikut ya sayang" ajak umi salma saat ara menyanggupi tawarannya, dan melihat ocha yang hanya terdiam mengalihkan pandangan. Umi salma tau bahwa sebenarnya ocha tidaklah seburuk kebiasaannya dan penampilan luarnya, hatinya masih lembut dan penuh kasih.

***

Jalan masih gelap saat ara, ocha, jihan dan sopir hotel mengantar mereka ke acara yang dimaksud oleh umi salma.

"DIA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang