Entah apa ini kau seperti selalu mengirim sinyal kepadaku disaat kau membutuhkanku ~jeon jungkook
Kau selalu ada disaat aku membutuhkanmu, seperti aku memberikan sinyal kepadamu, bahwa aku membutuhkan mu ~ chou tzuyu
Tzuyu masih berada di perjalanan entah kenapa ia ingin pergi ke taman tempat ia dan Jungkook bersenang senang.
Tzuyu bergegas menuju taman. Keadaan taman sangat sepi.
Tzuyu Pov
Aku mengingat semua kenangan saat ditaman ini. Aku benar benar menyayangi Jungkook.
Saat sedang berjalan aku mendengar suara isakan.
"Aku kenal suara itu."
"Jungkook?"
Ia itu suara Jungkook. Aku melihat Jungkook duduk di kursi taman dengan tubuh yang bergetar hebat. Ia menangis?
Aku hanya melihatnya dari belakang.
Jungkook mianhae karena meninggalkanmu. Aku tak bermaksud meninggalkanmu. Suatu saat nanti kau akan mendapatkan yeojachingu yang lebih baik dariku.
Tanpa kusadari aku meneteskan air mata.
Kau menangisiku? Kumohon jangan. Aku tak tega melihatmu seperti ini.
Aku mundur beberapa langkah. Aku tak tahu jika dibelakangku ada ranting kering. Aku tak sengaja menginjaknya, hingga menghasilkan suara.
Tek... (Anggap suara ranting patah)
Kuharap Jungkook tak mendengarnya. Tapi dugaanku salah. Jungkook membalikan badannya. Aku langsung berlari sekuat tenaga menuju mobil.
Tapi tempat parkir mobilku sangat jauh. Oh tuhan kumohon jangan sampai Jungkook menangkapku.
"Tzuyu berhentilah, tolong kembalilah jangan pergi dariku." ucap Jungkook yang terus mengejarku.
Aku hanya terus berlari.
Tapi aku kehabisan tenaga hingga Jungkook menahan tanganku.
Aku hanya berhenti tanpa membalikan badan.
"Tzuyu kumohon kembalilah. Aku tahu kau tak bisa seperti ini terus." ucap Jungkook terisak.
Aku hanya diam. Meneteskan air mata. "Kau sama sekali tak merepotkanku dan yang lainnya. Kau penyemangat kita semua. Kumohon kembalilah. Eomma dan appamu mencarimu. Apa kau tak kasihan?"
Aku menghapus air mataku. Membalikan badanku.
"Mianhae Kookie-ah, aku tak bisa. Aku hanya merepotkan kalian. Ucapan Eunha benar aku tak berguna. Eomma dan appa mencariku? Itu hanya sementara, setelah aku kembali mereka akan sibuk dengan pekerjaannya lagi. Mianhe Kookie-ah. Lupakan aku cari yeoja lain yang lebih baik dariku."
Aku berusaha sekuat tenaga menahan air mata yang menumpuk di pelupuk mataku.
"Kumohon biarkan aku pergi." ucapku melepas tangan Jungkook. Berlari menuju mobil.
Aku juga akan berusaha melepaskanmu dan mencari kehidupan baru.
Aku tetap berlari. Jungkook mengejarku. Aku berhasil menaiki mobilku.
Aku langsung menjalankan mobilku. Saat aku melihat ke spion Jungkook mengejarku.
"Tzuyu kembalilah..." ucapnya seraya berlari.
Aku melihatnya kembali. Ia terduduk dijalanan yang sepi. Aku menghentikan mobilku melihatnya menunduk dan terus terisak.
Diam aku hanya melihatnya dari spion mobil. Kuputuskan untuk turun. Berjalan mendekatinya.
Aku memeluknya erat. Ia masih menangis.
"Anggap ini pelukan terakhir. Jangan menangis lagi."
Aku melepas pelukanku dan berjalan menuju mobil. Aku kembali menjalankan mobilku. Meninggalkan Jungkook.
Saat dimobil aku hanya dapat menangis dan menangis.
Sampai dirumah aku menuju kamar. Aku berniat melupakan Jungkook. Jika aku terus mengingatnya. Aku akan tetap terpuruk.
Aku mengambil semua barang yang berhubungan dengan Jungkook. Memasukannya ke dalam kotak.
Hpku berbunyi. Ternyata panggilan dari Jimin.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jimin? Kenapa perasaanku tak enak? Aku mengangkatnya.
Tzuyu palliya, datanglah ke Sungai Han. Ini bahaya
Ada apa? Bicaralah yang jelas.
Jungkook..
Kenapa? Jungkook kenapa?
Jungkook ingin bunuh diri.
Bagai di tembak puluhan peluru. Aku langsung mematikan sambungan telfon berlari sekuat mungkin.
Menyetir mobilku. Entah tapi kali ini aku sial. Mobilku mogok di tengah jalan.
"Sudah dekat. Lebih baik berkari"
Aku berlari sekuat tenaga sebelum semuanya terlambat.
Senekat itukah dirimu. Kumohon biar aku saja yang pergi kau jangan.
Akhirnya aku sampai di Sungai Han. Dengan nafas yang belom teratur Nayeon menghampiriku.
"Tzuyu cepat cegah Jungkook. Apa kau ingin kehilangannya."
Tanpa menjawab ucapan Nayeon aku mendekati Jungkook.
Benar saja ia sudah berdiri di pinggiran Sungai Han.
Jungkook yang mendengar suaraku langsung berbalik badan.
"Apa kau ingin mati? Kenapa harus disini? Apa kau tidak kasihan pada pengunjung disini? Mereka datang untuk bersenang senang namun malah melihatmu akan bunuh diri. Jika kau ingin mati. Berdirilah di tengah rel kereta. Disana pasti sepi jadi tak ada yang melihatmu." teriakku.
Sahabatku hanya diam dan menatap kami berdua. Jungkook hanya menunduk.
"Jika kau ingin mati. Ayo kita mati bersama. Dimana kookie ku yang selalu ceria? Yang tak pernah menangis? Turunlah atau aku yang akan menceburkan diri."
Jungkook mulai turun dari pembatas Sungai Han.
Kami hanya saling menatap. Aku berlari memeluknya.
"Jangan tinggalkan aku, mianhae karna tlah pergi darimu. Tapi aku terpaksa. Jangan seperti ini lagi ne?" ucapku
"Kumohon kau kembali, kita seperti dulu lagi. Kita lawan bersama yeoja jalang itu. Jadi kumohon kembalilah." ucap Jungkook menatapku.
BTS & Twice hanya menatap kami sambil tersenyum haru.
"Ne, aku akan kembali. Asal kau jangan pernah seperti ini lagi."
Jungkook memelukku erat. Semua pengunjung Sungai Han yang menonton kami bertepuk tangan dan tersenyum haru.
Ok segitu dulu, kurang baper ye. Maaf besok gua buat yg lebih ngena. Jangan lupa voment