vi. kehilangan ponsel, eh, dapat tiga teman baru

20.6K 4.5K 1.4K
                                    

Aku masih terbengong-bengong ketika kemudian, cowok dengan kaus berwarna hijau kebiruan yang dari tadi hanya memperhatikan dengan tampang tertarik, mengangkat tangan dan menutup mulut cewek di sebelahnya sebelum cewek itu sempat menjawab pertanyaan 'hai' atau 'hei' tadi.

"Dia enggak ngerti," kata cowok itu singkat. Anehnya, walaupun ucapannya singkat, wajahnya sangat ekspresif. Sekarang, dia memasang tampang seperti ingin tertawa.

Cowok yang pertama berbicara, merapikan rambutnya sebentar, kemudian berkata, "Hei. Nama gue Instagram, biasa dipanggil 'I-ge', tapi lebih senang dipanggil Instagram."

"Gue LINE," kata si cowok yang mengenakan kaus hijau kebiruan sambil melambai-lambaikan tangannya.

Terakhir, cewek berkacamata yang merupakan satu-satunya cewek asing di kamarku berkata, "Halo! Perkenalkan, nama gue Wattpad. Karena LINE irit ngomong dan Instagram juga enggak biasa ngomong panjang-panjang, gue aja yang ngejelasin, ya.

"Jadi gini, menurut ibu kita bertiga, lo itu terlalu terobsesi sama media sosial. Nah, makanya Mama—lo bisa panggil dia Mama Facebook kalau mau—memutuskan buat ngambil ponsel lo. Nah, kita di sini bertugas buat bikin lo sembuh dari obsesi lo sama media sosial. Jadi sampai kita pergi lagi dari sini, lo enggak bakalan dapat ponsel lo lagi. Ngerti, kan?

"Kalau ngerti, tolong kasih feedback-nya, ya. Gue enggak tahu lo ngerti atau enggak omongan gue kalau lo enggak komentar. Jangan jadi silent-listener."

"Bawel," komentar LINE sambil memasang tampang tidak suka.

Aku masih bengong.

"Duh, jangan bengong, dong!" seru Instagram sambil merapikan rambut pendeknya. "Nanti jelek. Kalau gue foto sekarang, pakai filter apa pun enggak bakal bagus. Percaya deh, Key."

Wattpad mengangguk "Iya, mau gue ceritain, enggak? Gue pernah tahu ada cerita tentang orang yang lagi bengong, terus tiba-tiba ada nyamuk—"

"Diem," kata LINE kepada Wattpad sambil menaruh telunjuk di depan bibirnya.

"Kal—kalian media sosial?" Akhirnya aku bisa mengeluarkan suaraku.

Tanggapan mereka bertiga beda-beda.

Instagram menyentuh keningnya sambil berkata dengan agak dramatis, "Ya ampun! Dari tadi masa baru nyambung juga, sih! Story gue udah keburu titik-titik, nih."

Sementara itu, Wattpad mengangguk kemudian berkata, "Iya, lo tahu, kan, kita diutus ke sini sama Mama buat bikin lo—"

LINE memelototi Wattpad dengan tampang seram sehingga cewek itu diam. Kemudian LINE berkata, "Iya."

"Tapi... gimana bisa?" tanyaku, tidak mengerti. "Terus, ponsel gue gimana?"

Instagram kemudian berjongkok dan memegang kedua lenganku sambil memasang tampang kelewat serius. Sebelum ini, aku belum pernah bertemu orang sedramatis dia. "Hei, hai, lo enggak usah pikirin gimana caranya kita bisa ada di sini karena itu bakal bikin lo pusing. Terima aja, oke? Dan soal ponsel lo, tenang aja, Mama Facebook bakal jaga benda itu baik-baik."

Aku mengangkat wajah dan mendapati bahwa Wattpad dan LINE sedang menatapku dengan ekspresi serius, walaupun tidak seserius Instagram.

Akhirnya, entah karena terbawa suasana atau karena aku ingin kejadian aneh ini cepat berakhir, aku mengangguk.

Instagram pun berdiri dan bertos ria dengan Wattpad dan LINE.

"Misi dimulai!" seru Instagram dengan bersemangat sambil mengedip ke arahku.

Wattpad terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi mulutnya sudah lebih dulu ditutup oleh LINE dengan tangannya. (Tidak lupa, LINE memasang tampang garang.)

Aku memejamkan mata, berharap ini semua cuma mimpi. Walaupun aku sadar bahwa ini semua terlalu aneh bahkan untuk ada di dalam mimpiku.[]


a.n

haii, buat konfirmasi aja biar jelas, 'Mama' yang dimaksud Instagram di chapter sebelum ini itu, maksudnya Mama-nya mereka bertiga, ya. Bukan mamanya Keysha, hehe.

30 Juni 2017

When Social Media Comes AliveWhere stories live. Discover now