[20]_Destruction of 'LUCIFER'_

11.7K 835 10
                                    

Sesaat, Rion menutup mata. Dan saat kembali terbuka, manik kelabunya berubah keemasan dengan kilatan merah mengerikan.

"Bagus. Mari kita bermain dengan serius, Kakak."
.

.

.

Damarion mengangkat pedangnya ke atas, mengayunkannya sekuat tenaga hingga membuat angin seakan terbelah. Pedang itu memancarkan sinar biru yang membentuk sosok kepala naga, melesat ke arah Danta yang tengah memapah Felix menjauh dari arena.

Blasshh ....

BLEDAAMMM!!!

Puing-puing kastil berhamburan bagai abu yang menghujani area pertempuran.

Danta berhasil mengelak, Ia membawa Felix melesat ke atas kastil tertinggi. Membuat lesatan pedang Rion menghantam dua kastil yang berdiri kokoh di depan Sang Raja.

Dari ketiga belas kastil megah Lucifer, kini dua diantaranya lenyap tak tersisa.

"Biarkan saya yang menghadapinya, Yang Mulia," ucap Felix yang mencoba kembali berdiri tegak di samping sang raja.

Danta menoleh. Menelisik panglima setianya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Pelipis kanan Felix masih mengalirkan darah karena serangan telak Damarion beberapa saat yang lalu, goresan-goresan menganga di kedua lengannya, dan kaki kirinya yang menghitam akibat terbakar oleh ledakan Rion sebelumnya.

Sang raja mendecih pelan dengan satu sudut bibirnya terangkat.

"Jika aku membiarkanmu maju, Damarion hanya membutuhkan waktu kurang dari lima detik untuk membuatmu menjadi abu. Kau hanya akan memperburuk keadaan," sanggahya seraya maju beberapa langkah, menatap sang adik yang juga menatapnya dari kejauhan.

"Aku sendiri yang akan menangani adikku yang sinting itu. Pulihkan lukamu dan ungsikan seluruh penghuni kastil ke tempat yang aman."

Dengan terbatuk-batuk dan sedikit terhuyung, Felix berjalan mendekat.

"Tapi, Yang Mulia-"

"Ini perintah." Danta mendebat, membuat Felix tak dapat melanjutkan kalimatnya.

Pemuda bersurai coklat itu kembali terdiam. Bagaimana pun, perintah sang raja adalah mutlak. Jika tetap memaksa, sudah dipastikan ia akan tumbang bahkan sebelum sempat menyerang, mengingat kekuatan sang Pangeran Lucifer yang jelas bagai langit dan bumi jika dibandingkan dengan dirinya.

Felix mendesah pasrah, ia membungkuk hormat dengan tangan kanan menekuk ke depan, "Sesuai perintah anda, Yang Mulia. Saya mohon diri."

Danta mengangguk, diikuti Felix yang kembali ke wujud elangnya dan melesat jauh.

Setelah Felix menghilang untuk melaksanakan perintah, keheningan sempat meraja. Tatapan membunuh yang dilemparkan Rion membuat kabut hitamnya semakin pekat menguar di udara.

"Turun kau, Bangsat!" Rion berucap dengan nada biasa. Tapi tentu saja Danta yang berada di atap kastilnya dapat mendengar dengan jelas.

Sang raja melesat dan kembali menapakkan kaki di atas tanah. Berhadapan langsung dengan sang adik yang hanya berjarak tujuh meter darinya.

Situasi semakin mencekam kala manik kedua Lucifer itu kembali bertemu. Tatapan tajam bak mata pedang yang siap menghunus jantung lawan. Ditambah dengan angin panas yang tercipta dari lava menganga semakin melingkupi udara, membuat aura membunuh di antara keduanya semakin kentara.

"Apa kau sudah gila? Untuk apa kau mengamuk di kastilku?"

Danta berusaha bicara dengan tenang. Ia harus mengulur waktu agar Felix dapat mengevakuasi seluruh penghuni kastil yang selamat ke tempat yang aman.

LILY & The DEMON PRINCE ✔️[diterbitkan]Where stories live. Discover now