CHAPTER TIGA | Sebuah Pertemuan dan Pernyataan

Start from the beginning
                                    

Sejujurnya Kate dan teman-temannya tidak mengerti mengapa Dylan bersikap seperti ini, menunjukkan bahwa dia telah melupakan Melody dengan mudah, bersikap kurang ajar dan terus menerus menyakiti perasaan Melody.

Benar saja Dylan kembali, dengan seorang perempuan yang sangat cantik, rambut coklatnya panjang bergelombang, sepertinya mereka berdua sangat pas dan cocok. Alice bisa terlihat seimbang dengan Dylan.

"Alice, kenalin ini teman-teman aku," ujar Dylan seraya mengenalkan pacarnya, Melody terfokus ke tangan Dylan yang di selipkan di pinggang Alice.

Dylan benar-benar mencintai Alice, karena pelukan itu sebagai tanda kepemilikan. Melody telah kalah sekarang, dia menyerah.

"Alice, salam kenal semuanya. Alice tersenyum ramah, kemudian Dylan mengambil kursi dan menyuruh Alice duduk di sebelah Melody sedangkan Dylan di kursi yang baru.

Anna, Kate, dan Jane tidak mau menatap Melody dia takut kasihan dan lepas kendali, memarahi Alice karena datang tanpa di undang dan menghancurkan segalanya. Alice tidak tahu apa-apa, jadi mereka lebih baik menghindari masalah ini.

"Sayang, kamu belum kabarin Bella kalau kamu balik ke sini ya?" tanya Alice kepada Dylan

Panggilannya menjijikan, Melody bangkit berdiri dari tempatnya lalu dia pamit izin ke toilet sebentar. Perasaannya terluka lebih dalam lagi, Melody pikir Dylan hanya akan memanas-manasi dia dengan membawa pacarnya, namun ternyata salah. Dylan memang benar-benar mencintai Alice, bahkan dia tersenyum begitu hangat kepada Alice. Senyum yang dulu pernah Melody dapatkan hanya untuknya.

Senyum Dylan itu langka, dia hanya memberikannya kepada orang-orang yang memang berarti untuknya.

Melody menatap dirinya di cermin, kemudian dia mengusap air matanya yang terjatuh. Kate benar, jika Melody kalah begitu saja. Dylan akan merasa menang, tapi mengapa perasaannya terluka dan terasa sakit.

Setelah beberapa menit berada di toilet, Melody memutuskan untuk kembali ke tempat mereka. Karena, pembahasan tentang reuni saja belum selesai. Namun, saat Melody kembali sudah ada Louis disana. Melody cukup terkejut, dia mengabsen semua teman-temannya, Jane dan Anna menggelengkan kepalanya, sementara Kate tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.

Apa yang akan terjadi sekarang? Ah Kate membuatnya begitu rumit sekarang. Melody belum siap menjelaskan semuanya kepada Louis, dia hanya tahu kalau Melody pernah berpacaran dengan orang yang namanya Dylan san Louis tidak pernah membahasnya sama sekali. Jelas saja, dia tidak ingin terluka.

"Kamu--"

"Kate yang nyuruh aku dateng by, kamu keberatan?" Louis langsung memotong ucapan Melody yang belum selesai.

Mendengar ucapan Louis barusan Melody merasa bersalah, lalu dia menggeleng dan tersenyum.

"Aku cuma nanya, aku pikir kamu masih latihan Basket," ucap Melody

"Suasananya jadi panas gini ya, gue butuh AC nih 5 biji," ujar Arsen yang melihat Melody, Louis, Alice, dan Dylan duduk sejajar berempat.

Namun, tidak seperti harapan Kate. Dylan sepertinya tidak peduli dengan kehadiran Louis, dia hanya mengobrol dengan Alice dan terkadang dia terkekeh pelan mendengar ucapan Alice. Mereka seperti menyulap kafe ini hanya untuk berdua.

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Where stories live. Discover now