Fake Love (33)

5.5K 485 57
                                    

.
.
.
.
.

Chapter Sebelumnya

"Benar benar tidak tahu malu"

Begitulah sebagian celaan yang Luhan terima di pagi hari. Ia tak berkata apa apa lagi, atau berbuat sesuatu. Ia hanya diam ditempatnya, sambil mendegarkan celaan itu sendiri. Dengan tangan terkepal tentunya.

Chapter Selanjutnya

Sudah cukup! Luhan tidak tahan dengan semua itu. Ia berbalik, lalu berlari ke luar gedung itu, dan pergi meninggalkan sekolahnya. Kepergiannya itu hanya ditatap keheranan oleh murid murid lainnya. Luhan pergi, tanpa membalas beberapa perkataan yang menyakiti perasaannya.

Luhan terus berlari, ia tidak tahu kemana kakinya membawanya saat ini. Yang ia tahu, ia sudah berada jauh dari lingkungan sekolahnya. Lelah, Luhan pun menghentikan langkahnya. Dengan nafas yang tersenggal senggal menyertainya. Entah sejak kapan, jalan yang ada di depannya mulai mengabur. Dan penyebabnya tak lain dan tak bukan karena liquid yang berkumpul di ujung pelupuk matanya. Terganggu akan cairan dimatanya, maka Luhan pun mengusap liquid yang menghalangi penglihatannya itu dengan menggunakan punggung tangannya.

Saat itulah ia baru sadar langkah kakinya membawanya ke sebuah taman. Tepatnya berada di depan bagian taman itu sendiri. Ia kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam taman itu. Pandangannya langsung tertarik akan sebuah ayunan berwarna biru disana. Lalu mendudukkan tubuhnya diatas ayunan itu. Pandangannya ia sebarkan ke segala penjuru arah. Dan tak ada seorang pun di sana yang dapat ia lihat. Luhan kemudian tertunduk, menatap sepatu yang sedang ia kenakan. Perkataan murid murid lain di sekolahnya kembali terngiang ngiang di telinganya. Dan disusul dengan ingatan saat Baekhyun mengalami kecelakan malam itu.

Dengan semua itu lah kini air mata Luhan kembali menetes. Luhan menagis, menangis untuk semua yang telah terjadi.

Beberapa jam telah terlewati. Luhan masih berada di tempat yang sama. Dan yang berbeda kali ini adalah Luhan tak menangis lagi. Ia hanya diam menatap ke depan dengan pandangan kosong. Walupun badan Luhan berada di tempat itu, tapi itu tidak berlaku dengan pikirannya yang mana tengah menyabang ke segala arah. Hingga dering ponsel yang tiba tiba terdengar, menarik Luhan kembali ke kehidupan nyata. Ia pun dengan segera mengeluarkan ponsel miliknya. Ternyata ada sebuah pangilan masuk terera di layar ponselnya.

"Baba? Ada apa baba memanggilku?" ucap Luhan ketika ia menerima panggilan telefonnya.

"Ada dimana kau sekarang?" Tuan Xi bertanya.

"Tentu saja aku sedang belajar di sekolah baba" jawab Luhan berbohong.

"Xi Luhan!" pria berdarah China itu berteriak di sambungan telfonnya. Dan Luhan terkejut mendegar babanya yang berteriak seperti itu. Ia bahkan mengelus dadanya saking terkejut karenanya.

"B-baba? K-kenapa baba berteriak padaku?" ujar Luhan tergugup, wajahnya pun menjadi pucat.

"Siapa yang mengajarimu berbohong, Xi Luhan?! Baba tidak pernah mengajarimu seperti itu" Tuan Xi berkata penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Deg.

"Baba.." 'Apa baba tau jika aku membolos' batin Luhan bertanya tanya.

.

Fake Love [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang