"Sudah, ini sudah siang, kau bisa terlambat masuk kantor" naruto mendorong punggung sasuke menuju pintu. "Aku bos nya naru, jadi tidak masalah kalau aku terlambat" bantah sasuke. "Walaupun kau bosnya, kau harus tetap datang tepat waktu suke, sebagai pemimpin kau harus memberikan contoh yang baik" naruto masih keukeuh mendorong sasuke keluar rumah. "Baiklah baiklah, aku berangkat sekarang" sasuke berbalik dan mengecup kening naruto. "Jaga dirimu baik - baik" katanya sebelum pergi.
Naruto menutup pintu rumahnya rapat. Dengan sedikit sempoyongan ia berjalan menuju dapur. "Bertahanlah sayang,,, kuatkan kaasan..." gumamnya dengan napas memburu. Darah mulai menetes dari hidungnya. Dengan sedikit gemetaran, naruto mengambil obat miliknya dari laci. Mengeluarkan beberapa butir dan bersiap meminumnya. Tapi sebelum naruto memasukkan pil tersebut ke dalam mulutnya, gerakannya terhenti. "Tidak, aku tidak boleh meminumnya,, obat ini bisa membahayakan anakku.." naruto menjulurkan tangannya keluar jendela dan membuang obat tadi. Lalu ia meraih bungkusan obat tersebut dan membuang semua isinya keluar jendela.
Sementara itu, sasuke yang baru saja ingin menjalankan mobilnya baru menyadari jam tangannya tertinggal. "Sial, aku melupakan jamku" gerutunya sembari keluar mobil lagi. "Akhir - akhir ini aku jadi pelupa" gerutunya lagi yang saat ini ia kembali menginjakkan kakinya di teras depan. Saat itulah ia melihat tangan naruto yang terjulur membuang semua obat miliknya. "Dobe! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau buang semua obatmu?" seru sasuke sembari memanjat naik ke jendela tempat naruto berada. Sementara naruto sendiri terduduk di lantai dengan napas memburu. "A-aku tidak... Mau m-membahayak-kan anakku..." lirih naruto di sela rasa sakitnya. Tangannya memegangi perut buncitnya yang mulai terasa sakit. "Kenapa kau begitu memaksakan dirimu?" gusar sasuke sembari mengangkat naruto dalam gendongannya. "A-apapun.. A-akan.. Ku.. Lakukan.. Untukmu.. D-dan anak kita.." selesai mengatakan itu, naruto tidak sadarkan diri. "Naruto? Naruto! Bangunlah! Hei!" sasuke mempercepat langkahnya menuju mobil, di baringkannya tubuh naruto di kursi belakang. "Bertahanlah, naru." lirihnya sebelum bergegas masuk ke kursi pengemudi dan menjalankannya menuju rumah sakit.
===============
"Dok, bagaimana keadaan istriku?" tanya sasuke cemas. Sang dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD menatap sasuke dalam diam beberapa saat. "Dok, bagaimana?" tanya nya lagi. Si dokter menghela napas, "begini, uchiha-san. Kondisi istri anda cukup mengkhawatirkan. Kita harus segera mengeluarkan janin yang tengah di kandung istri anda. Kalau tidak, keduanya tidak akan selamat." sasuke menatap dokter di depannya sedih. "Lakukan apapun untuk menolong mereka dok" lirih sasuke. "Maaf uchiha-san, dengan kondisi istri anda saat ini, kecil kemungkinan kami bisa menolong keduanya. Jika sekarang kami mengeluarkan janinnya, istri anda akan selamat. Tapi kecil kemungkinan anak anda bisa selamat juga." penjelasan dari dokter membuat sasuke mengerang. Si dokter menepuk pundak sasuke. "Pikirkanlah baik - baik keputusan apa yang akan anda ambil" katanya sebelum pergi meninggalkan sasuke yang tengah menatap kosong pada lantai.
-------------------
Minato tengah melamun di beranda kamarnya ketika iruka menghampiri dirinya. "Minato-sama, baru saja sasuke-san menelepon. Dia bilang, tuan muda saat ini sedang di rawat di rumah sakit konoha." minato terperanjat kaget mendengar berita yang di bawa oleh asistennya itu. Segera saja ia menyambar kunci mobil dari atas meja untuk menemui naruto di rumah sakit.
Tidak butuh 1 jam untuk sampai ke rumah sakit ternama di konoha ini. Minato bergegas menuju ke ruang IGD tempat naruto berada. Begitu sampai disana, minato melihat sasuke yang tengah terduduk dilantai dengan penampilan yang acak - acakan. "Sasuke! Bagaimana keadaan naruto?" tanya nya begitu minato tiba di hadapan sasuke. "Naruto koma,, untuk menyelamatkan nyawanya,, bayinya harus di keluarkan dengan kemungkinan kecil ia bisa hidup di dunia ini.." lirih sasuke dengan suara bergetar.
"Dimana dokternya?" tanya minato. Sasuke menunjuk ruang dokter.
Minato bergegas menuju ruang dokter untuk bicara dengannya. Sasuke mengikutinya dari belakang. "Dokter, tolong lakukan apapun untuk menyelamatkan anak saya. Saya tidak keberatan jika cucu saya di keluarkan sekarang" seru minato dengan air mata yang mengalir. Sasuke yang mendengar pernyataan ayah mertuanya melotot tak percaya. "Tousama, lalu bagaimana dengan anakku?" tanya sasuke. Minato menatap sasuke memelas, "ku mohon mengertilah sasuke. Aku tidak mau kehilangan anakku" lirihnya. "Aku juga seorang ayah, tousama. Akupun tidak ingin kehilangan anakku. Lagipula, perjuangan naruto selama ini akan sia - sia kalau bayi kami tidak selamat" bantah sasuke.
"Lalu aku harus bagaimana? Kau punya cara lain untuk menyelamatkan mereka?!" seru minato sedikit berteriak. Sasuke diam seribu bahasa. "Ck, sudahlah. Lakukan saja apapun yang kau suka. Aku mau pulang" decak minato lalu melengos pergi. Sasuke menjambak rambutnya frustasi.
===========
Minato termenung di kamar bekas naruto sejak berjam - jam lalu. Kegiatan yang rutin ia lakukan setiap hari semenjak naruto nya tidak lagi tinggal bersamanya. Iruka mengetuk pintu yang terbuka itu, membuat minato tersadar dari lamunannya. "Tuan, sudah waktunya makan siang." ujarnya. Minato sedikit melirik iruka. "Aku tidak lapar" katanya datar. "Tapi anda belum makan sejak kemarin" minato menggeleng. "Aku tidak mau makan" baru saja iruka ingin membantah, suara bel membuatnya mengurungkan niatnya.
Iruka pamit untuk membukakan pintu. Sementara minato kembali melamun. Tak lama kemudian, iruka kembali. "Minato-sama, di luar ada dokter dari rumah sakit konoha. Beliau ingin menyampaikan sesuatu pada anda mengenai tuan muda." minato menghela napas. "Sudahlah, suruh dia pulang, tanpa di katakan pun aku tahu," minato menatap kosong foto sang anak.
"Tapi mereka ingin bilang kalau nar—"
"Sudah, jangan di teruskan. Aku sudah tahu, mereka kemari ingin menyampaikan kabar kepergian putraku kan?"
"Tapi tuan, mer—"
"Sudah ku bilang aku sudah tau."
"Bukan beg—"
"Sudah, kau keluarlah dari sini. Aku ingin menyendiri"
"Ta—"
"Ku bilang keluar!"
Kesal dengan ke keras kepalaan majikannya itu, iruka meraih lengan minato dan menggeretnya ke ruang tamu di lantai satu. "H-hei! A-apa yang kau lakukan! Lepaskan aku! Iruka! Ku bil—".
"Tousama" minato terperanjat saat sasuke memanggilnya. "Sasuke" lirih minato "tousama, ada yang harus ku sampaikan padamu" sasuke maju satu langkah. "Aku tahu sasuke, kau kesini untuk menyampaikan berita kematian naruto kan?" lirih minato. "Tousama, aku—"
"Tidak apa - apa sasuke, kau tidak perlu meneruskannya" minato berbalik ingin kembali ke lantai dua.
"Touchan!" minato membeku. Dia merasa mendengar suara seseorang yang begitu ia sayangi. "Touchan" sekali lagi, suara itu terdengar. Perlahan, minato mengalihkan tatapannya. Dan yang pertama kali ia lihat adalah putranya yang tengah tersenyum lebar menatapnya. Dalam gendongannya, seorang bayi mungil tengah tertidur. "N-naruto? T-tapi, b-bagaimana bisa?" tanya minato tak percaya. Seorang dokter yang sedari tadi duduk di ruang tamu menghampiri, "ketika bayinya kami angkat, di luar dugaan keduanya bertahan. Lama kelamaan kondisi mereka membaik, setelah satu bulan di rawat, akhirnya kondisi keduanya semakin membaik dan sehat. Anak dan cucu anda adalah orang yang kuat, namikaze-san." mendengar penuturan dokter, minato berhambur memeluk anak dan cucunya. "Cucuku sungguh tampan, siapa namanya?" tanya minato sembari tersenyum haru. "Namanya, uchiha menma" balas naruto sembari menatap lembut sasuke yang di balas senyuman oleh sasuke.
END
Jadi,,, begitulah. #duak
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Untuk Suami Dan Anakku
Фанфикшн/"naruto memiliki kekurangan sasuke, jika kau ingin meninggalkannya... Pergilah.."/ "sasuke, kenapa kau berubah? Sejak menikah, kau tak pernah menyentuhku,, apa kau memiliki orang lain?"/ "bawa aku pergi sejauh mungkin dari sini sasuke. Bawa aku!"...
~~~5~~~
Начните с самого начала
