1.Prolog

104 36 10
                                    

"Pah, Rachel berangkat ya!"

David yang sedang menonton TV menatap anaknya yang sedang membawa papan selancar di tangan kanannya.
"Hati hati Chel. Jangan pulang malam malam, nanti Papa potong uang jajan kamu kalo udah sekolah lagi."

Rachel nyengir,
"Iya, Pa. Rachel berangkat ya, dah!"

Rachel meletakkan papan selancarnya di kursi belakang mobil. Cewek berambut ombre itu lalu masuk ke kursi kemudi, kemudian menyalakan mobil nya. Beberapa detik kemudian mobilnya sudah membelah jalanan Kota Denpasar yang lenggang kala itu.
- - - -

Deburan ombak sudah seperti bagian dari diri Rachel Kreston. Papan selancar sudah ada di tangan kanannya, dan dia tidak sabar bertemu ombak.
Kakinya melangkah ke bibir pantai, kulitnya yang kecoklatan semakin mengkilap ketika terkena paparan sinar matahari.

"Good weather." Gumamnya.

Oke. Lupakan hal lain. Lupakan apapun yang mengganggu pikiranmu, Rachel.

"Hello, waves. I'm coming!"
Teriaknya lepas.

Rachel berlari ke arah air.
Ketika air sudah mencapai pinggangnya, Rachel menaiki papan selancar, mendayung dengan senyum sumringah ke arah laut yang lebih dalam.

Ketika deburan ombak terlihat bergulung dari jarak yang lumayan dekat, Rachel berdiri di papan selancarnya, menghantam air ombak, meliuk liukkan papannya dengan gerakan atraktif, dan ia melakukan hal itu dengan sepenuh hati.

Karena apa, surfing merupakan separuh jiwanya.
- - - -

Cekrek
Cekrek

"Perasaan, anglenya kok nggak cocok ya? Coba lagi deh."

Kamera DSLR Cannon itu diposisikan miring, lalu tegak, kemudian horizontal. Berkali kali cowok itu mencari angle yang pas untuk jepretannya, lalu pilihannya jatuh pada angle vertikal.

Cekrek

"Walla, won.der.ful!"
Cowok itu melihat hasil jepretannya dengan senyum lebar. Cukup memuaskan.

"Dirga!"

Cowok itu mengalihkan pandangan dari kameranya menuju orang yang memanggilnya tadi,
"Apa?"

"Buruan, gue laper!"

Eh? Bukannya tadi abis makan segentong es krim yak?

Tapi bukan Dirga namanya jika tidak luluh dengan cewek tersebut.
"Ok. C'mon, mau makan apa lagi? Gue traktir."

Mata cewek tadi berbinar binar senang,
"Bener?! Ih, Dirga baik deh. Naura pengen es krim lagi. Beliin!"

Dirga mendekati Naura, lalu merangkul bahunya. Sambil tertawa pelan, Dirga berucap,
"Let's go, princess."
- - - -

"Mau?" Naura menyodorkan cone es krim (yang sudah tak utuh lagi karena gigitannya) kepada Dirga.

"Udah, abisin aja. Lagian, masa iya gue dikasih bolong gitu?"

"Ih, ini tuh bukan bolong, Dirga. Ini tuh abis gue gigitin, makanya bolong."

Dirga manggut manggut. Ketika Naura kembali sibuk menjilati es krimnya, Dirga sibuk dengan kameranya hingga,

Cekrek

Naura menghentikan kegiatan menjilat es krimnya. Kini tatapannya tertuju pada Dirga,
"Lo abis foto gue ya?"

"Kagak. Orang gue ngefoto batu dibelakang lo, kok."

Batu? BATU??!
"Kok gue nggak percaya ya? Sini coba, gue mau liat." Naura mencondongkan tubuhnya kearah Dirga.

MISSEDWhere stories live. Discover now