17

569 20 0
                                    


Enrico tersungkur dan langsung merangkul Radiva, tiba tiba ingatannya tentang eme langsung melintas beberapa detik , membuatnya membeku beberpa menit

Radiva yang ternyata tertidur di meja belajarnya skg sudah mulai bangun,memang pada dasarnya tidur Radiva tidak bisa diganggu kecuali dia sendiri yang bangun.

perlahan lahan Radiva membuka matanya, lalu melihat Enrico sedang bengong dan merangkul dirinya, ia berusaha melihat dengan jelas dan mencoba menampar dirinya sendiri

"mimpi ya?" tanya nya dalam hati, sambil mencubit tangannya sendiri, Enrico langsung tersadar dari lamunannya dan langsung melihat kearah Radiva

"ha..hah??, wah ada ente kak"  Sambut Radiva setengah kaget ternyata itu benar benar Enrico

Enrico dari tadi sudah khawatir, takut Radiva terkena penyakit yang sama seperti Eme, tadinya Enrico sudah mulai panik, tiba tiba Radiva menyapanya,

entah antara kesal, senang,lega , semuanya bercampur menjadi satu

"jadi lu ketiduran? tanya Enrico yang masih merangkulnya dari tadi.

"iya, biasa ngantuk banget" Radiva menjawab sambil mengusap usap matanya, sambil tersenyum menatap Enrico yang masih merangkulnya

"sungguh tega dirimu div :')" Enrico menjawab dengan suara pelan dan  langsung tersenyum setengah sedih bercampur bahagia, entah kenapa perasaanya jadi campur aduk

"hah?" Radiva tidak terlalu mendengar ucapan Enrico karena suara Enrico jadi agak kecil

"nggaa, gapapaaa" jawab Enrico sambil mengelak karena tidak ingin mengulangi perkataan yang barusan dia ucapkan

"kak, ngapain disini?,ciye rangkul rangkul" Radiva juga heran dengan keberadaan Enrico karena saat dia bangun tau tau Enrico sudah merangkulnya saja


Enrico yang mendengarnya langsung tersadar dan  melepaskan Rangkulannya dan membuat Radiva terguling guling

"wadoh" pekik Radiva karena kaget tiba tiba dia terguling 

"elah, gue tdinya cuma khawatir siapa tau lo makan makanan basi" Elak Enrico yang
sebenarnya khawatir dengan keadaan Radiva

"ya... gausah diingetin soal yang itu kali..., udah lupa juga" Protes Radiva yang malu karena dia sakit akibat memakan roti basi, apalagi yang membuatnya teringat adalah orang yang dia suka

"biarin, biar lu inget makan makanan basi itu gabaik" Enrico melanjutkan balasannya, karena ia tidak mau ketahuan khawatir dengan Radiva, apalagi rasa gengsinya sangat tinggi

"iyain ajalah..." Jawab Radiva sambil bangun dari lantai dan langsung duduk di kursi meja belajarnya


"yaudah gue pergi dulu" pamit Enrico sambil berjalan menuju arah pintu


"iya, sonoo" Radiva menjawab dengan suara yang pelan dan bernada mengusir , mendengarnya Enrico langsung berpaling kearah Radiva

seketika Radiva kaget, padahal suaranya sudah pelan.

"eh lu ngusir?" tanya enrico yang protes karena merasa diusir oleh Radiva, dan langsung melipat tangan di dada

mendengarnya Radiva langsung melihat kearah lalat yang lewat dan langsung menjadikan lalat sebagai alasan meskipun salah menyebutkan nama hewan tsb.

"ngga, tadi  nyuruh nyamuk pergi bukan kakak kok, nih nyamuknya, sono pergi lu nyamuk" Radiva langsung mengusir lalat itu dan mengibas ngibaskan tangannya layaknya org mengusir

Enrico yang melihatnya langsung menggelengkan kepala,

 "itu lalat , bisa berubah jadi nyamuk ya kalau diliat dari mata anak ini?" tanya Enrico dalam hatinya

"tapi itu lalat..." Enrico langsung memperjelas bahwa yang Radiva usir itu lalat, bukan nyamuk

Radiva langsung malu karena salah menyebut binatang terbang itu,

"oh iya, maaf saya sedang anemia" Jawab Radiva sambil terkekeh dan mengusap kepalanya sendiri

"entah kenapa anak ini selalu menyebut sesuatu dengan salah akhir akhir ini..." lagi lagi Enrico menggelengkan kepalanya


"amnesia kali" Enrico membenarkan perkataan Radiva tentang "Anemia"

kali ini Enrico membenarkan perkataanya lagi, Radiva benar benar malu dihadapan Enrico dan merasa ingin mengubur dirinya didalam lubang saja.

"oh iya" Radiva menjawab sambil tersenyum malu

"yaudah, bye" Pamit enrico sekali lagi dan lagsung pergi dari apartemen Radiva

"byee" Radiva melambaikan tangan meskipun Enrico tidak melihat kearahnya.

setelah itu Radiva langsung loncat kekasurnya dan langsung menyelimuti dirinya seolah olah bersembunyi karena malunya

"bego ah begoo, kenapa cobaa mesti salah salah nyebut di depan Enrico kan malu njirr"

Radiva berbicara dalam hatinya sambil memukul mukul kepalanya sendiri dan langsung tenang sejenak

"yah... setidaknya aku bisa akrab dengan Enrico hari ini kan?, apa mungkin deketin doi itu emang harus malu kek gini ya -_-?" tanya Radiva dalam hatinya

Karena Radiva merasa sesak dia langsung keluar dari dalam selimut dan langsungkembali terduduk di kasurnya 

mata Radiva tertuju kearah jarum jam , jarum jam sudah menunjukkan pukul 6 sore,

"selama itu ya gue merenung dalam selimut" tanya radiva tentang waktu yang dia habiskan didalam selimut

Radiva langsung kembali duduk di kursi meja belajarnya .
"yah... lanjut belajar lagi deh... daripada nanti malah ga sempat terus nilai jelek..." 
gumam Rdiva sambil meneruskan belajarnya

------------Pukul 21.00------------
setelah selesai mandi, Radiva langsung bertanya tanya tentang Yoga, kemana dia?
akhir akhir ini Yoga tidak pernah lagi menemuinya disekolah , di kelas, di kantin bahkan di WC

"kalo di wc emang gapernah sih..." gumamnya sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah

setelah itu Radiva langsung menghadap kekipas untuk mengeringkan rambutnya, karena takut rambutnya rusak terkena hair dryer terus menerus ditambah dia belum membeli hair dryer yang baru, 

"gw ada bikin salah ya sama Yoga, sampe dia ngejauh sama gue? kemarin kemarin dia ga kenapa napa, apa gue bikin kesalahan fatal ya?" pikir radiva masih mengingat ingat dmana kesalahannya

setelah Radiva mengeringkan Rambutnya,Radiva pergi mengambil Hpnya dan langsung membuka aplikasi chat ditekannya nama Yoga Prawinata yang tertera pada contac aplikasi tsb

"yog, lo kenapa? tumben ga ketemu sama gue lagi" Tanya Radiva pukul 21.30

Karena Radiva tidak mau menunggu balasan Yoga sambil bermalas malasan dia langsung membaca kembali bukunya 

tidak lama langsung ada suara dari HPnya menandakan pesan masuk.


"gpp, lg sibuk, btw congrats ya udh ada pacar skg" Jawab Yoga, Pukul 21.37

Radiva yang membacanya langsung menyipitkan mata dan bertanya taya

"kapan gue punya pacar???" pikir Radiva 


"lah? gue masih jones lumutan gini dikata udh ada pacar, lo demam yog?" Balas Radiva, pukul 21.38

lagi lagi Yoga belum membalas, Radiva kembali membaca bukunya
beberapa menit berlalu

Ting!! tiba tiba suara Hpnya membuat ia tersadar dari lamunannya, "yaelah..rencana ingin belajar malah jadi melamun" pikir radiva sekaligus mengeluh dalam hati.


"trs kemarin yg rangkul rangkulan sama Enrico di mall siapa ya?" pertanyaan Yoga membuat Radiva sadar, Yoga menjauh karena cemburu, seketika Radiva langsung tersenyum sendiri

"chiye cemburu"gumam Radiva sambil mengetik

"oalah, itumah si enrico selamatin gw mah dari tabrakan anak kecil yang dorong troli kencang banget sampe kaya pembalap" Radiva menjawab , pukul 21.49

karena Radiva merasa sudah mengantuk, dan lebih baik ia melanjutkan besok daripada belajarnya tidak efektif karena mengantuk lebih baik dia tidur

tanpa menunggu balasan Yoga, Radiva langsung mematikan lampu, menyimpan Bukunya dan langsung tidur di kasurnya tanpa memikirkan apapun karena matanya sudah mengantuk

------ paginya ------

Radiva terbangun dari Tidurnya dan langsung mengecek HPnya karena penasaran dengan jawaban Yoga

 Radiva :  oalah, itumah si enrico selamatin gw mah dari tabrakan anak kecil yang dorong troli kencang banget sampe kaya pembalap 21.49  Read

cuma di read.




Cinta Di ApartementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang