My Teacher My Husband - 3

45.2K 1K 23
                                    

Hari yang sudah ditunggu-tunggu sudah tiba. kenapa tidak? hari yang dimana statusku akan berubah menjadi seorang istri dari pak effendy. entahlah, apakah aku akan bahagia atau tidak dengan pria yang sebentar lagi menjadi suamiku. aku hanya penuh harap, jika ada keajaiban suatu saat nanti akan tumbuh perasaan dia untukku.

"kamu gugup nak?" pertanyaan dari wanita paruh baya didepanku tak lain mamaku sendiri
"lumayan ma.. pak effendy udah dateng ma?" jawabanku mengahlikan kesedihanku
"udah ngel. kamu siap-siap yah, sebentar lagi papa akan menjemputmu dan membawamu ke altar pemberkatan" ucapan mama ku kepadaku, dan membuat aku semakin gugup. aku hanya bisa balas dengan senyuman ke mama ku
beberapa menit kemudian, aku dan papa menuju ke ruang altar yang di sana udah di penuhi dengan tamu undangan kami. dan aku melangkah ke arah calon suamiku, dan papa ku memberikan tanganku kepada pak effendy "nak effendy, tolong jagain putri kesayangan saya. hanya anda harapan saya untuk anak saya." blusshhhh.. air mataku langsung mengalir saat aku mendengar ucapan papa ku kepada pria yang didepanku saat ini. dan pak effendy hanya menggangguk dengan senyuman
"saudara effendy bram wijaya, bersediakah anda menerima calon istri anda angeline veronica sebagai pendamping hidup mu, baik susah maupun senang, suka dan duka?" pendeta mengajukan pertanyaan kepada pak effendy. dan pak effendy berkata "ya, saya menerima angeline veronica sebagai pendamping hidup saya"  dan pendeta tersebut kembali menanyakan pertanyaan itu kepadaku, dan aku jawab " ya, aku menerima effendy bram wijaya sebagai pendamping hidupku"
pemberkatan sudah selesai dan saatnya kami memasangkan cincin dijari manis kami masing-masing. setelah itu, dia mencium pipiku sebelah kanan dan kiri. tapi saat dia mencium pipi kiri ku, aku mendengar ucapan dari mulut suamiku sendiri " permainan akan dimulai dari hari ini. tanda tanganlah nikah kontrak ini nanti setelah acaranya selesai. suratnya sudah ku taruh di meja rias, tinggal kamu tanda tangan" blushhh disaat itu air mataku terus menerus mengalir dengan deras. aku berusaha mengimbangi rasa kesedihan, ketakutan,kekecewaan, kebahagiaanku depan umum. para tamu dan orangtua kami hanya melihatku menangis karena bahagia, karena aku sudah bilangkan sama kalian aku memasang 1000 raut wajah bahagia dengan kebohongan.
Setelah pemberkatan dan resepsi selesai, kami berdua pun menuju ke rumah suamiku yang tak lain ialah pak effendy. selama di perjalanan hanya kehinangan yang menemani kami berdua. sesudah sampai di rumah suamiku, ia langsung melemparkan berkas ke wajah aku. disana aku melihat di kertas itu tertulis
"NIKAH KONTRAK"
1. pihak pertama akan bertanggung jawab atas biaya pihak kedua (selama jadi suami istri)
2. pihak pertama dan kedua tidak boleh ikut campur urusan pribadi. jika ada masalah, selesaikan sendiri
3. pihak kedua di larang keras untuk menyentuh tubuh pihak pertama
4. pihak pertama dan pihak kedua tidak boleh tidur sekamar (jika ada orang tua menginap, pihak pertama dan kedua boleh tidur sekamar)
5. pihak pertama akan menceraikan pihak kedua setelah pernikahan selesai selama 1 tahun 9 bulan
6. pihak pertama dan kedua tidak boleh berhubungan intim, karena pihak pertama tidak menginginkan bayi dari janin pihak kedua.
TTD : Effendy Bram Wijaya

blusshhh... rasanya aku ingin menangis disaat itu juga. hati ku sudah mulai hancur dan aku benar-benar gak bisa untuk menahan kekecewaanku lagi. setelah aku tanda tangan surat itu, pria yang baru menyandang suamiku ia meninggalkan aku di ruang tamu sendiri (ya kami tidur di kamar yang berbeda)

keesokan harinya aku berangkat sekolah, tapi aku gak tau aku entah harus berangkat dengan siapa. dan suamiku dari belakang lempar kunci mobil dan atm kepadaku "ini kunci mobilmu dan atm mu. gunakan sebaik-baiknya" aku kaget melihat dia bersikap seperti itu kepadaku.

bel masuk sekolah sudah berbunyi, pelajaran 1, ke 2, ke 3 sudah terlewati. dan sekarang pelajaran suamiku sendiri yaitu Akuntansi. di saat dia mengajarkan materi, aku benar-benar gak konsen karena setiap kali aku melihatnya aku ingin menangis. setelah 2 jam pelajaran akuntansi bel pulang udah mulai berbunyi. aku langsung ke parkiran karna aku hanya ingin pulang cepat sebelum aku ketemu effendy di rumah.
sesaat aku sudah sampai dirumah, suamiku sudah sampai juga di rumah dan dia membawa botol minuman yang lumayan gedek, dan dia menyuruh bi iyem kasih air itu ke aku
"bu permisi, ini ada minuman dari tuan. tuan suruh saya kasih ini ke ibu, nyuruh ibu minum air ini sampai habis" bibi iyem bicara sampai gugup melihat wajahku bersedih.
"yah, baiklah aku akan minum. bibi tidak perlu lihat saya begini" jawabanku santai ke bi iyem. setelah aku minum air itu, tengah malam aku merasakan perutku benar-benar sakit, sangkin sakitnya perutku aku sampai nangis karna tidak tahan dengan rasa sakitnya. tapi bukan hanya rasa sakit yang aku rasakan, ada darah yang mengalir di paha aku. disaat itu badan ku benar-benar terpuruk jantung ku juga sudah mulai melemah. ingin melangkah ke kamar mandi penuh perjuangan.

Bagaimana cerita selanjutnya... ayoo beri pendat kalian ke aku dan like nya.
kalau ada ceritanya gak nyambung mohon dimaafkan yah guys.. karena baru belajar buat cerita nihh.. harap maklumi yahh 😂😂

My Teacher My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang