Part 11

781 54 22
                                    

*Inhales*
BOI.
HALOOO HALO!!! ADA YANG KANGEN BUKU INI GAK? Kayanya gaada.

Akhirnya update juga! Terakhir upload itu Oktober aih, yang Maret kan cuma spoiler aja.
Bayangin, terakhir update Oktober. Lama amat, 6 bulan gak update cerita dong. Maklum, writerblock + sibuk ngedit hhhhh--

Well, hope you like this part!!
•••••••••••••••••••••••••
"Mike! Kau sudah sembuh?" Tanya Freddy tergesa-gesa sambil menghampiriku di office room.

"Yah, cuma pilek dikit sih." Jawabku sambil meletakkan monitor camera diatas meja, "duduklah."

"Walau pilek dikit, kalau nanti sakit lagi bagaimana? Sudah tidak demam, kan?" Tanya dia dengan nada yang khawatir, lalu menempelkan tangannya ke dahiku.

Tangannya.. terasa hangat...

"Tenang saja, aku bisa rawat diriku sendiri kok, aku kan... bukan anak kecil lagi." Kataku sambil melepas tangannya dari dahiku. Dia menatapku.

"Benar? Awas saja kalau sakit lagi, aku tak akan merawatmu lagi lho." Ucapnya sambil menepuk-nepuk tanganku lembut.

"S-siapa juga yang memintamu merawatku? Cih, ge-er." Kataku sambil memalingkan wajah dan melepaskan tanganku darinya. Dia tertawa pelan.

"Ah, begitu ya? Ya sudahlah, kalau itu maumu." Dia menyender di tembok sambil memainkan rambut depannya yang panjang sebelah. Aku hanya menatap dia melalui ujung mataku, lalu kembali melihat monitor camera.

"Hei Mike. Pekerjaan seperti itu... membosankan tidak?" Tanya Freddy sambil menghampiriku. Dia duduk di belakangku, dengan posisi kepalanya berada diatas pundak kananku.

"Bisa pindah posisi tidak?" Protesku. Dia menengok kearahku, "kenapa memangnya?"

"Posisimu itu... uh... membuatku geli dan tidak nyaman, awas." Kataku sambil mengangkat pundak kananku. Aku juga memukul pundaknya berharap dia berpindah posisi.

"Ppftt... Ahahahaha!" Bodoh, dia malah tertawa. Sableng kali anak ini.

"Oohh, Mike rupanya orangnya gelian ya?" Dia malah diam di posisi sambil tersenyum, lalu memegang pinggangku.

Firasatku mulai buruk.

"M-mau ngapain...?" Tanyaku sambil menatap sinis si robot sableng itu. Dia melihatku sambil menyengir.

"Hehe, tidak mau ngapa-ngapain kok. Cuman mau... Ini!" Freddy mulai menggelitiki pinggangku.

SIALAN, KENAPA DIA TAU TEMPAT KELEMAHANKU?

"PPFT- H-HEI!! SU-SUDAH DONG- HAHAHAHAHA!!!" Aku berusaha memberontak agar dia melepas tangannya dari pinggangku. Tapi tenagaku terkuras karena tertawa.

"S-sudah dong- H-HACHI!!"

Mendengar suara bersin, dia berhenti menggelitikiku.

"Ada apa?" Tanya dia sambil menatapku khawatir. Aku menyender di kursi kantorku, "sepertinya pilekku kambuh.." Kataku sambil menutup hidung dengan saputangan.

Wajahnya berubah menjadi panik, "ap-apa itu salahku?" Aku menggeleng, "tidak, itu bukan salahmu."

"Lalu?"

"Sudah kubilang aku belum sembuh total."

"Lalu kau mau apa? Coklat panas? Kopi? Teh?"

"Aku hanya ingin tidur."

"Tidur saja disini."

Aku memutarkan bola mataku, lalu menatapnya, "Tidur disini gundulmu, gimana aku mau tidur kalau aku diganggu oleh kau terus?" Dia tersenyum sambil merapikan rambutnya, "tenang saja! Aku tidak akan mengganggumu kok."

"Hm, benar?" Tanyaku. Dia mengangguk, "tenang saja, aku juga akan menjagamu."

"Tidak perlu." Kataku sambil melentangkan tanganku, lalu bersender di kursi, "lagipula, untuk apa kau mau menjagaku?"

Dia terkekeh, dia juga menepuk pundakku.

"Memang tidak boleh, ya? Kalau misalnya teman-temanku datang lalu membunuhmu, bagaimana? Mau kamu mati disini?" Tanyanya sambil duduk disampingku. Aku yang sedang santai menyender langsung duduk tegak dan terbelakak kaget. Aku menggeleng kuat. Dia hanya tertawa lalu mengelus kepalaku lembut.

"L-lepaskan tanganmu itu dari kepalaku..." Kataku sambil berusaha menghindari tangannya. Dia terkekeh kembali, "ya sudah, makanya biarkan aku menjagamu." Lanjutnya. Akhirnya aku mengizinkannya.

"Huam.. baiklah, bangunkan aku jam lima lebih empat puluh, ya?" Kataku sambil bersender di kursi. Dia mengangguk sambil mengacungkan jempol kanannya. Aku mulai memejamkan mataku perlahan, lalu tertidur.

***

"Mike! Bangunlah!"

"Ngh... Iya... sepuluh menit lagi..."

"Mikeeeee!!!"

Seseorang mengguncang-guncang tubuhku.

"Hhng... apaaa..."

"Lah nih anak kebo amat sih... Gimana banguninnya- Oh aku tahu!! Hehehe~"

Tiba-tiba ada sesuatu yang menempel di pipi kiriku, lalu terlepas. Otomatis aku terbangun.

"B-barusan apaan?" Kataku sambil memegang pipi kiriku. Orang- maksudku robot manusia yang berdiri didepanku sedang menyengir, "akhirnya bangun juga."

"Jawab aku, tadi itu apa yang di pipiku?" Kataku sambil mengucek mata.

"Hehe, ada deeh~" Dia hanya terkekeh, "oh ya sekarang jam lima lebih empatpuluh tujuh, aku mau kembali ke sana ya." Lanjutnya.

"Iya, makasih ya sudah mau menjagaku." Ujarku. Dia mengangguk, lalu kembali ke show stage.

Ding! Dong! Ding! Dong!

"Ah, sudah jam 6." Ucapku. Aku merapikan kantor terlebih dulu, lalu pulang.

"Sampai nanti, Mike!" Freddy melambaikan tangannya kepadaku. Aku tersenyum kecil lalu membalas lambaiannya.
•••••••••••••••••••••••
(UwU) Akhirnya jadi!

Maap kalo gaje, atau semacamnya. Oh ya kalo ada typo tolong kasih tau ya, maklumlah, manusia mah gak sempurna, selalu melakukan kesalahan.

Vomment bole kali lah *wink* //jijique

Udah kali ya? Moga suka!

Byee~

I Love You, Dude (Five Nights at Freddy's FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang