Part 9

780 60 35
                                    

Apa cuma aku, yg suka sama teori ini?
Tapi jujur, ini teori keren!! >q<

Ok, enjoy!!
♡·♡·♡·♡·♡·♡·♡·♡·♡·♡·♡·♡
"H-halo, Dave? Ini aku, Mike. Dave, malam ini aku izin tidak masuk kerja. Uuh... aku demam. Tadi pagi hujan deras, jadi aku terpaksa pulang hujan-hujanan. Iya, terima kasih, Dave."

Call ended.

Aku meletakkan handphone kesebelah kasur, lalu aku tiduran di kasur dan menyibak selimut sampai leher.

Sial, aku demam cukup tinggi.

Sebaiknya aku tidur agar demamku agak reda. Aku meletakkan kain kompres di keningku, lalu mencoba tidur.

***

Freddy Fazbear POV

"Hei, kudengar Mike sakit, ya?" Ucap Bonnie membuka obrolan saat restoran mulai sepi.

"Oh ya?" Tanya Chica sambil duduk disebelahku.

"H-hah?! Mi-Mike sakit? Kata siapa?! Kapan?! Sakit apa?!" Aku berteriak tiba-tiba sambil bangkit dari posisi dudukku. Teman-teman menatapku heran.

"Ey, tenanglah, Fred." Foxy mencoba menenangkanku sambil menepuk-nepuk pundakku. Aku mengatur nafasku, lalu kembali duduk.

"Kelinci bisa mendengar dari jauh, kau tahu? Aku dengar dari obrolan Dave dengan Mike dari telepon. Dave sedang di ruangannya. Ruangan Dave kan dekat panggung, jadi aku bisa mendengarnya." Kata Bonnie sambil mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya, lalu mulai menghisapnya.

"Sakit apa dia?" Tanya Chica sambil menutupi hidungnya dengan sapu tangan. "Matikan rokokmu, Bonnie-San..." Lanjutnya.

"Uumm... demam katanya." Jawab Bonnie sambil merokok, tidak menuruti perkataan gadis yang duduk disebelah kirinya itu.

"D-demam? Kenapa bisa?" Tanyaku. Aku sangat khawatir tentang kondisi Mike saat ini.

"Entahlah." Jawab Bonnie sambil membetulkan posisi duduknya.

Aku khawatir. Aku sangat ingin menjenguk Mike. Tapi... aku tidak tahu dimana rumahnya. Aku melamun memikirkan Mike yang sedang sakit.

Jbuuuur!

Lamunanku buyar ketika mendengar suara air yang disiriam didekat sini.

Oh, ternyata bukan dekat sini. Tapi memang disini. Di panggung ini.

"WH-WHAT THE--?!" Teriak Bonnie sambil bangkit dari duduknya. Ia basah kuyup.

"Makanya, dengar kata-kataku!!" Chica balas berbentak. Dia membawa sebuah...

... Ember..?

"Ada apa ini? Gila, panggung jadi basah kaya yang kebanjiran!" Teriakku saat melihat panggung kami basah kuyup. Tch, celana dan sepatuku ikut basah jadinya. Foxy juga menjadi korban. Jas, celana, dan sepatunya jadi basah.

"Itu, Bonnie-San gak nurut perkataanku! Aku bilang 'matikan rokoknya', tapi dia gak mau menurut! Ya sudah, aku banjur saja pake ember!" Chica membela diri sambil menunjuk kelinci perokok yang berada di sampingnya.

"Tapi gak gini juga, Chic!" Bentak Bonnie sambil menatap dirinya yang basah kuyup bagaikan telah diterjang tsunami.

"Ey! Aku ikut basah, tahu!!" Foxy ikut berteriak. Akhirnya mereka bertiga berteriak-teriak tidak jelas layaknya anak kecil.

Aku menghela nafas panjang. Lebih baik aku duduk di kursi yang ada di dining room.

Haaah... Bagaimana kondisi Mike sekarang, ya? Batinku sambil memejamkan mata.

Krieekk....

Kulihat Dave pergi meninggalkan ruangannya dan restoran, mungkin dia mau membeli rokok atau bir. Dia pergi tanpa menutup pintu kantornya. Aku pun cuek, lalu kembali melamun.

Sebentar... pintunya terbuka? Hmmm... aku ada ide.

Aku mengendap-endap menuju ruangan Dave lalu menuju meja kerjanya. Terlihat sebuah buku catatan yang terbuka.

Aku melihat sekitar, memastikan bahwa tidak ada yang mengintip.

Ok, aman.

Aku membuka selembar demi selembar buku catatan itu. Siapa tahu, Dave menyimpan alamat rumah Mike.

Akhirnya di halaman terakhir, aku melihat sebuah alamat dan nama dari pemilik alamat tersebut. Ya, alamat rumah Mike.

Sekarang aku bisa pergi menemuinya.

***

Mike Schmidt POV

Aku tidak bisa tidur. Betul-betul tidak bisa tidur nyenyak.

Seharian hanya tiduran, sesekali memeriksa handphone atau membaca novel. Betul-betul membosankan.

Tok...tok...tok...

Siapa yang datang saat aku sakit? Apakah ibu pemilik yang mau menjengukku? Ah, tidak mungkin.

Aku berjalan menuju pintu dengan lesu dan lemas. Aku akhirnya sampai dan membuka pintu. Aku melihat siapa yang datang dari bawah.

Sepatu hitam, celana panjang hitam, kemeja coklat, rompi hitam, dan... dasi kupu-kupu? Ternyata masih jaman ya, dasi seperti itu...

Saat ku menatap wajahnya, aku terkejut setengah mati.

"Hai, Mike!"

Suara yang sangat tak asing bagiku.

Dia yang mengajakku mengobrol di tempat kerja.

Dia...

To Be Continued...
-----------------------NOTE-------------------
HAI!!! Huuuwahhhhh, maaf aku jarang nongol disini, dan udah berabad-abad gak update... soalnya ide mentok bgt... D': i hate writerblock and artblock- //nangisdipojokan //dilemparintelorsamareaders

Maaf kalo part ini gk memuaskan dan garing. Maaaaafffff banget, readers sayang.. )'': ululuh, sini kupeluk satu-satu //pelukreaders

Ok sampe sini dulu, ya! Sampe jumpa di part selanjutnya!! ^o^

Update: Tanya ke dokter terdekat

~Blue~

I Love You, Dude (Five Nights at Freddy's FanFiction)Where stories live. Discover now