Part 6 - Mike's Dream

809 53 7
                                    

"Kak Mike!! Kaakk!!"

Suara itu... sangat tak asing bagiku.

"Kakaakk!! Tolong aku!! Kaakk!!"

Suara itu meminta tolong. Aku mencari sumber suara.

"Mika, kamu...kamu dimana?"

"Aku disini, kak! Tolong aku!"

Aku berlari menyulusuri jalan ini. Hingga akhirnya aku berhenti didepan seorang gadis yang tangannya diikat menggunakan kawat berduri. Ialah Mika, adikku.

"Kakak! Tolong aku!" Dia bergerak-gerak, duri di kawat itu semakin menusuk tangannya. "Aw... s..sakit.." Erangnya kesakitan. Dari tangannya, keluar cairan berwarna merah.

"Mik...Mika... S...siapa yang melakukan ini?" Tanyaku seraya berjalan pelan menuju adikku. Tapi tiba-tiba kaki dan tanganku diikat menggunakan rantai. "S..sial..." Bisikku.

"Aku yang melakukannya..."

Dari belakangku, keluar sesosok laki-laki. Rasanya... aku pernah melihat dia, tapi aku lupa dimana aku melihat dia. Dia tersenyum.

"Apa yang kau lakukan pada adikku?!" Teriakku kepada lelaki itu. Mika hanya menangis menahan sakit.

"Ooh.. aku hanya ingin bermain dengannya sebentar." Jawabnya dengan santai. Dia berjalan menuju Mika berada. Dia memegang dagu Mika, dan itu membuatku kesal.

"Lepaskan dia!" Teriakku lagi. Aku tak mau melihat adikku satu-satunya ini disakiti. "Lepaskan dia! Atau...."

"Atau apa, jagoan?" Dia meledekku sambil terus memegang dagu Mika. Mika tidak bisa apa-apa. Bergerak sedikit saja, duri-duri itu akan menancap dagingnya.

"ATAU KAU AKAN MATI!!!" Teriakku mengancam. Dia melirikku, lalu tersenyum sinis.

"Oooohh... kamu berani? Hmmm...." Ucapnya. Dia mengambil pisau dari sakunya, lalu menempelkan pisau itu ke pipi kiri Mika. Pisau itu menggoreskan pipi, lalu goresannya menurun hingga ke leher. Dari goresan itu keluar darah.

"Kumohon... lepaskan aku... tolong..." Mika ketakutan, dia menangis menahan sakit.

"Kalo kamu berani macam-macam kepada ku...." Omongan si lelaki itu terputus. Dia menatapku dengan tajam.

"MAKA DIA TARUHANNYA!!!"

Dia menggores-gores leher Mika dengan kasar. Leher Mika mengeluarkan darah. Aku mencoba untuk lepas dari rantai ini, namun sia-sia, rantai ini sangat kuat.

"AAAAKKHH!! S...SAKIT!!" Mika menangis, dia menggerakan lehernya, otomatis seluruh badannya ikut bergerak. Duri-duri itu menusuk tangan Mika lebih dalam.

"Ayo sini, jagoan! Kau mau melihat adikmu mati?" Ucap lelaki itu sambil melepaskan pisaunya dari leher Mika. Dia menjilat pisaunya yang penuh dengan darah itu. "Mmmm~ Darahmu manis juga, ya..." Dia mencolek darah dari leher Mika, lalu menjilatnya.

"Lepaskan dia! Kumohon, lepaskan dia! Sebagai gantinya... bunuh saja aku!" Teriakku agar dia berhenti menyiksa adikku. Dia menoleh kearahku.

"Hmmm... tawaran yang menarik, tapi aku tidak mau." Ucapnya sambil memegang ujung pisau. Aku keheranan.

"Kenapa... KENAPA?!" Tanyaku kepadanya. Dia tertawa kecil.

"Kau tidak ada hubungannya dengan masalahku dan dia!" Teriakannya membuatku kaget, sedangkan Mika sedang menahan sakit yang luar biasa.

"Jadi... sebaiknya kamu diam disitu, dan melihat adikmu ini..." Lanjutnya sambil membelai kepala Mika. Aku hanya diam.

"Selanjutnya aku apakan, ya?" Dia bertanya sambil memegang dagu Mika... lagi... Aku kesal melihatnya.

Dia mengambil pisau, lalu menggoreskan pisau itu di kedua kaki Mika dengan kasar. Mika menangis.

"Kaak! Tolong, Kak!! S...sakit!!" Mika berteriak kesakitan. Dia menahan rasa sakit dengan cara menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tangannya yang tertancap kawat berduri itu menjadi memar.

"Mika... diam sebentar, ya. Ooohh, aku tahu, gimana caranya biar kamu diam." Lelaki itu berjalan menuju belakang, lalu kembali sambil membawa kawat berduri.

"Mau kau apakan adikku?!" Tanyaku yang mulai muak dengan semua kelakuan laki-laki itu. Laki-laki itu jongkok sambil menyiapkan kawat berduri. Untungnya, Mika memakai celana selutut.

Astaga...

"AAAAKH!! SAKIIT!! KUMOHON... BERHENTI!!!" Mika berteriak kesakitan. Tentu saja kesakitan, karena lelaki itu melilitkan kawat berduri itu di kedua kaki Mika.

"GILA!! DASAR GILA KAU!!!" Teriakku saat melihat kaki Mika yang dililit kawat. Lelaki itu hanya tertawa kecil.

"Ssshhhttt... Mika, jangan berisik, ya... tidak akan sakit, kok." Lelaki itu menempelkan pisaunya di bibir Mika.

"LEPASKAN ADIKKU!!" Aku marah melihat Mika yang daritadi disiksa terus olehnya. Aku berusaha melepaskan diri dari rantai ini, tetapi rantai ini kuat, susah dilepas.

"KAAKAAAKK!! TOLONG AKU!!" Mika meminta tolong kepadaku, aku berusaha lepas dari rantai ini, tapi tetap susah.

"Aku apain lagi, ya?" Lelaki itu mondar-mandir didepan Mika sambil memegang pisau. Dia melihat ke dada Mika. Perasaanku mulai tidak enak. Dia tersenyum.

"Aku mau jantungmu, boleh?"

Deg.

Mika menatap lelaki itu dengan takut, sedangkan aku menahan nafas saking kagetnya.

"Ti...tidak...TIDAAK!!" Mika berteriak dan menangis. Lelaki itu mendekat kearah Mika.

"Sssht... jangan berisik, ya." Ucapnya lembut sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Mika.

"J...JANGAN!!!" Aku berteriak sambil mencoba melepas rantai yang mengikat tubuhku ini. Tetapi ya, sia-sia.

"Boleh kan?" Lelaki itu tersenyum. Dia sudah siap dengan pisaunya. Mika terdiam dan terus menangi. Dia sudah pasrah dengan semua ini.

"Diam, berarti boleh."

SREEET!
JRAASH!

"MIKA!!!"

Aku terbangun. Keringat membanjiri tubuhku.

"Hah...hah... hanya mimpi...?" Gumamku sambil mengatur nafas. "Untunglah...."

Ah, Mika... semoga saja... kejadian beberapa waktu lalu itu hanya sebuah mimpi... Pikirku, lalu kembali tidur.
----------------------NOTE-------------------
Maap, di Bulan Puasa ini malah dikasih asupan maso :'v //langsungditendangreaders

Maap juga karena aku udah lama gak update, sekalinya update langsung begini- orz

Gimana menurut kalian tentang  chapter ini? Jangan lupa VoMment juga~

Ah ya, ask still open everyday and anytime! ^o^
Bisa ask: Freddy, Mike, Bonnie, Chica, Foxy, Golden Freddy (Goldie), Jeremy, Fritz, Scott (Phone Guy), Dave (Purple Guy), atau Aya AKA. author sendiri XD

Okay, see u in next chapter!!! :D

~Blue~

I Love You, Dude (Five Nights at Freddy's FanFiction)Where stories live. Discover now