Legame

1.8K 143 2
                                    

Jangan sepelekan persahabatan. Kehebatannya lebih besar daripada panasnya permusuhan.

- Pramoedya Ananta Toer -


Bocah berambut raven itu hanya bisa membuang napasnya. Ia kelelahan. Beberapa kaum marjinal berhasil ia lumpuhkan dalam sekejap karena mencoba merampok sebungkus makanan yang ia bawa.

Tiba-tiba, ada seorang pria bermasker yang mendatanginya. "Kau sangat luar biasa. Dengan tubuh sekecil ini kau dapat mengalahkan beberapa pria dewasa yang brutal sekaligus." Pria itu berbasa-basi. "Katakan apa tujuanmu!" bentak bocah itu tanpa basa-basi. "Hm. Kau memang seorang Uchiha sejati. Pantas saja kau begitu gigih dan tak sabaran." Pria itu kemudian mengedarkan pandangannya ke arah perumahan kumuh.

"Aku mengajakmu bergabung dengan jaringan intelijen negara. Jika kau tertarik, temui aku disini besok. Waktu dua puluh empat jam sudah cukup kan untuk membuatmu memikirkan tawaranku dengan matang." tawar pria itu lalu melangkahkan kakinya pergi.

Bocah itu heran. "Mengapa kau menawarkan hal sebesar itu kepadaku? Selain alasanku menaklukkan para pria itu?" Pandangan bocah itu begitu mengunci dengan mata kelam sebagai cirinya. Membuat langkah pria bermasker itu terhenti.

Pria itu membalikkan badannya dan mengedipkan sebelah matanya yang tak tertutup masker.

"Karena kau adalah Uchiha Sasuke," jawabnya.

"Apa itu namaku? Nama itu begitu familiar. Tapi aku telah tak ingat apapun mengenai masa laluku setelah menolong seorang gadis kemarin." Bocah itu kembali bertanya dan sesekali menjelaskan tentang potongan cerita hidupnya yang ia ingat kepada pria asing itu.

Pria itu tersenyum di balik masker hitam yang ia kenakan. "Uchiha Sasuke bukanlah namamu. Tapi itu adalah dirimu. Uchiha adalah sesuatu yang mengalir bersamaan dengan darahmu mengisi pembuluh yang ada di tubuhmu. Sasuke adalah sesuatu yang menguatkan tubuhmu seperti tulang-belulang yang dibalut oleh dagingmu. Mereka memberikanmu kehidupan. Dan Uchiha Sasuke adalah tekad kuat yang ada dalam hatimu. Kemudian bersinar kuat lewat mata, kening, lalu ke seluruh tubuhmu.

"Kau tak perlu menanyakan hal yang lain tentang itu. Karena Uchiha Sasuke bukanlah namamu. Melainkan dirimu sendiri dan rahasia terbesarmu. Oleh karena itu, jangan menunjukkan identitasmu kepada sembarang orang. Dunia ini begitu kejam. Mereka mungkin berteman denganmu sekarang. Namun, akan menjadi musuh dalam beberapa detik. Tapi dunia ini memilihmu. Takdirmu akan merajut kebahagiaan besar di masa depan. Percayalah!" jelas pria itu.

Bocah itu terpaku di tempat. Ia memikirkan ucapan pria itu yang sangat menyentuh.

Uchiha. Sasuke. Uchiha Sasuke. Aku.

Pria itu telah pergi bersamaan dengan cahaya sang surya yang bergerak meninggi dan semakin panas. Kemudian, bocah itu menghela napas lalu pergi ke arah yang berlawanan. Ia masih perlu berpikir. Dunia yang ditempatinya kini terlalu banyak hal yang mengejutkan. Namun, ia meyakini satu hal.

Aku adalah Uchiha Sasuke.

Sasuke. Namanya yang hilang dan berganti menjadi komponen yang menguatkan tubuhnya dan melindungi dirinya dari serangan vital dari dalam dan luar. Sasuke adalah dirinya.

.
.
.

Di waktu dan tempat yang dijanjikan, bocah itu datang untuk memenuhi janjinya dengan pria bermasker kemarin. Ia duduk di bangku kosong yang panjang dan berdebu sambil memperhatikan lingkungan kumuh sekelilingnya yang tampak menyesakkan dengan bau yang tak sedap dan rumah-rumah tak layak huni. Para penduduk memperhatikannya dengan penuh waspada seakan dirinya adalah singa afrika yang masuk minta makanan daging lezat.

Mistico Fiore di LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang