Cahaya Bulan

29 1 0
                                    

Hari itu sedang hujan,dan aku masih menatap kearah jendela dengan tatapan kosong. Tok tok tok tiba-tiba pintu kontrakanku diketuk.

Pak Aziz kah? pikirku, pak Aziz adalah pemilik kontrakan yang sedang aku huni ini. Aku takut, sangat takut, jika aku telat membayar uang sewa aku akan di usir dari sini.

Tapi apa boleh buat jika aku  memang tidak memiliki uang aku harus menerima konsekuensinya.Tapi pikiran sedang memihak padaku, aku mendapatkan ide.

Hmmm mungkin jika kujelaskan ia akan mengerti pikirku.

Kuberanikan diri untuk membuka pintu, tapi saat kubuka sama sekali bukan seseorang yang kukira tadi, malainkan sesosok ice queen yang sangat cantik.

"Luna? "tanya ku padanya, ia tidak berkata sedikit pun.Dengan pakaian yang sama sekali tidak kering. Dari ujung atas sampai ujung bawah basah.Ia mendorongku pelan sampil perlahan masuk dan menutup pintu. Kulihat matanya yang tiba-tiba melotot, adaapa dengannya? pikirku. Ternyata ia sedang memperhatikan keadaan diselilingnya yang seperti kapal pecah, semua barang berserakan kemana-mana.

"Iya anda boleh melakukan apa saja ke saya, saya sudah hopeless to this life"kataku sambil menunduk. "Benarkah? "tanya Luna, tapi.. tunggu kali ini Luna tersenyum seperti saat pertama kali aku melihatnya.Aku yang masih menunduk murung hanya mengangguk. Secara perlahan tangan Luna menggengam tanganku, lalu menarikku perlahan dan tanpa kusadari arah yang dituju Luna adalah tempat tidurku. Luna kemudian menyuruhku duduk ditempat tidur.

Alangkah kagetnya aku ketika Luna mulai duduk dipangkuan menghadap ke arahku, face to face.Tetapu tetap saja setelah itu aku murung menunduk kembali. Sebuah tangan tiba-tiba mengangkat daguku, cesss ahhhh Luna menempelkan bibirnya pada bibirku. Rasanya begitu nikmat dan adiktif, tangan Luna kemudian melingkari leherku.

Dari sensasi bibir menyentuh bibir kini menjadi ciuman dengan nafsu, lidahnya terus begerak-gerak sedangkan aku hanya mengikuti irama yang Luna berikan. Ciuman itu terasa sangat lama,Luna yang semakin nafsu kini mulai menggerakan badannya naik turun. Kemeja yang Luna kenakan mulai dilepas kancingya satu persatu.

Apakah artinya ini?,dia begitu nikmat, apakah ini sungguhan?

Aku lepaskan ciuman ku dari bibirnya,lalu Luna menatapku dengan tatapan seksi sambil menggigit ujung bibirnya.

"Sebaik tidak kita lanjutkan"kataku sambil membuang muka, "kenapa?" tanya Luna."Aku t-"belum selesai bicara lagi-lagi bibirku di cium oleh Luna, namun kali ini dengan nafsu yang membara.

Luna langsung melepas kemeja dan roknya sehingga terlihat ia hanya memakai pakaian dalamnya saja. Ia juga melepas kaos yang sedang kukenakan, tanpa sadar hari sudah malam dan jam menunjukan pukul 8.

"Diluar masih hujan jadi aku sebaiknya menghangat diri dulu disini"kata Luna sambil menikmati diriku

Hujan berhenti 2 jam kemudian.Bulan purnama muncul memperterang malam. Pada saat cahaya bulan menembus jendelaku pada saat itu juga aku melepaskan nafsuku,begitu juga dengan Luna.

\ | /

Sebuah meteor yang sangat besar sedang menuju bumi, dan entah mengapa meteor itu selalu mengarh kepadaku sekalipun aku lari. Semakin dekat,semakin dekat meteor itu semakin jelas. Aku merasa familiar dengan bentuk meteor itu, tapi bentuk apa ya?pikirku ,dan pada saat terakhir aku menyadari bahwa meteor itu berbentuk biji kopi, boom meteor itu menghantamku.

"Ahhhh"sambil menarik nafas panjang aku terbangun.

Aduh ada apa ini berat? ada yang mengganjalku?

kulihat kearah badanku dari posisi tidur dan ternyata Luna yang sangat cantik sedang terlelap tidur sambil memelukku,aku kaget lalu loncat dan berdiri tepat disebelah tempat tidurku.

"Ada apa sih?"Luna terbangun dari dari tidurnya kemudian duduk di tempatnya tidur, mukaku mulai memerah,"oh so you finaly came back to your sense again". Kulihat tubuh Luna tanpa sehelai benang sedikitpun, aku reflek menutup mukaku dengan tangan, "hei Dimas sayang kenapa? "tanya Luna bingung,Dimas sayang? sejak kapan ada yang memanggilku seperti itu pikir Dimas.

"Emm itu kamu kenapa ,em telanjang?" tanyaku pada Luna sambil berusaha menutup mataku,"ohh Dimas sayang lupa? mau diingetin? "tanya Luna dengan suara menggoda nakal.

Beberapa detik kemuadian tiba-tiba uh juniorku digenggam seseorang pikirku kaget, dan saat melihat kebawah benar saja Dimas junior sedang digenggam setengah ditarik oleh tangan, setelah kubuka tangan ku yang menutup mataku ternyata itu Luna yang sedang memegang Dimas junior dengan penuh nafsu.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 10, 2017 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Kopi atau Coffee?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora