Part 11 - Sulitnya Menjadi Dirimu

732 49 6
                                    


"Arrggghh.. ini gila! Sekalipun aku tak pernah berpikir akan ikut campur dalam hal semacam ini." Athar benar-benar tak habis pikir sekarang. Ia memilih diam saja ketika Zayan meracau seperti itu

"Aku sendiripun masih tak percaya jika kita benar-benar akan menjadi agent dadakan, Zay. Tapi kupikir ini keren."

"Apanya yang keren dari sebuah tugas yang mungkin akan mengantar nyawa kita untuk pergi ke alam baka, Ndra."

"Hei! Diamlah. Kau menambah pusing kepalaku." Athar mulai jengah dengan perdebatan mereka berdua.

"Kau yakin kita akan benar-benar melakukan hal ini, Mas?"

"Yakin. Aku sangat yakin jika ini menyangkut masalah kakakku."

"Semua keputusan ada di tanganmu, Mas. Kami tak bisa berbuat banyak. Kuharap kau memilih keputusan yang benar. Kami percaya kau tak akan mencelakakan kami dengan keputusanmu itu."

Akhirnya keempat orang itu terdiam. Athar membiarkan saja mereka terdiam hingga mereka puas. Mungkin beberapa diantara mereka ada yang tengah mengumpat dalam hati atas keputusan yang telah diambilnya. Terlalu lama bersama mereka membuat Athar semakin pusing dan bingung.

Kini Athar sudah berada di rumahnya. Lebih tepatnya di balkon kamarnya. Ya, setelah dari kantor markas agent, Athar lebih memilih untuk langsung kembali ke rumahnya untuk beristirahat. Namun, secara tak terduha, semua anggota Dhiren membuntutinnya ke rumah. Yang secara otomatis mengacaukan acara istirahatnya.


Drrtt.. Drrtt..


Fairel:
Kuharap kau segera mengambil keputusan, Mas. Kelancaran misi ini tergantung pada keputusanmu.


'Benarkah aku harus menjalankan misi ini dan turut melibatkan teman-temanku?'

Jujur saja, Athar masih ragu untuk mengambil keputusan. Ia sedikit ragu jika rencana ini akan berjalan selancar ketika kakaknya ikut turut andil. Bagaimanapun ia menyadari jika dirinya bukanlah Ararya. Mereka berdua hanya memiliki kemiripan wajah. Tidak untuk masalah sebuah keyakinan akan sesuatu hal.

Ya dan tidak. Hanya sebuah kata tapi memiliki konsekuensi tersendiri disetiap pilihannya. Dengan merapal doa dalam hati, akhirnya keputusan dibuat. Keputusan yang sejauh ini menjadi keputusan terbesarnya.

Athar:
Baiklah. Aku ikut dalam misi ini.

...

2 weeks later. Heathrow International Airport, London

Segerombolan pria keluar dari pintu kedatangan internasional yang biasanya dilalui oleh seorang artis demi keamanan mereka. Terdapat alasan khusus mengapa mereka melewati pintu itu. Walaupun mereka kini mengenakan pakaian yang kasual dan nampak sama dengan orang kebanyakan, siapa yang akan menduga jika kini segerombolan pria itu membawa berbagai macam senapan dalam koper masing-masing.

"Aku sama sekali tak merasa senang selama perjalanan, meskipun ini kali pertamaku mengunjungi London."

Seorang pria yang berjalan paling akhir dari orang-orang itu bergumam tak jelas. Pria itu adalah Zayan. Sejak turun dari pesawat, pria itu tak henti-hentinya menggumamkan sesuatu. Penting atau tidaknya sesuatu yang ia gumamkan, tak ada yang tahu.

Tiba-tiba Pak Aldi –yang berjalan paling depan- berhenti mendadak. Membuat beberapa orang yang berjalan tak fokus di belakangnya menabrak punggungnya. Mereka melemparkan tatapan 'ada apa?' pada Pak Aldi.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang