CH2/Part 1 - Red STRING

Start from the beginning
                                        

"Bahasa yang bagus." Ujar pria itu sembari tersenyum.

Kyungsoo tak merespon, ia hanya ingin segera keluar dari situasi itu. Berlama-lama dengan pria itu membuatnya tidak nyaman, karena ia tidak menginginkan keadaan berjalan sesuai dengan yang ditakdirkan, meski ia tak memungkiri bahwa ada bunga-bunga bersemi jauh di dalam hatinya ketika pria itu terus menatap dan berbicara dengannya. Bagaimana pun ia berusaha menepis perasaan itu, intuisi tetap tak bisa dikendalikan.

"Selesai, tuan." Ucap Kyungsoo selagi mengangkat pot kecil berisi bunga Lily of the Nile dan membawanya ke meja kasir tanpa mengarahkan si pelanggan untuk mengikutinya.

Di sisi lain ke dua alis pria itu terangkat mengekspresikan rasa heran, walaupun si pemilik bunga bersikap tidak sopan dan dingin karena katanya memang seperti itu sifatnya, entah mengapa pria itu merasa bahwa Kyungsoo bersikap demikian karena ada alasan lain. Selagi menghampiri Kyungsoo di kasir, dia terus menatapnya, membaca gerak-gerik Kyungsoo.

Begitu pria itu berdiri di hadapannya, Kyungsoo menyerahkan nota harga bunga, tanpa mengatakan sepatah kata. Pria itu melihat nota tersebut lalu kembali menatap Kyungsoo yang terus menunduk selagi tangannya sibuk mengatur benda-benda di meja kasir meskipun sepertinya itu hanya sebagai pengalihan untuk menghiraukannya.

Pria itu memberikan dua lembar uang pada Kyungsoo. "Namaku Kim Jongin." Ujarnya.

Kyungsoo terdiam tak bergerak. Di luar keinginannya, ia merasa takjub mengetahui nama pria yang ditakdirkan, namun itu tak cukup untuk membuat dirinya lengah. "Saya akan mengingatnya." Respon Kyungsoo.

Saat pria itu berdiri diam di hadapannya tanpa mengatakan apapun, Kyungsoo mengangkat wajah untuk melihatnya dan mencaritahu mengapa pria itu belum juga pergi. Matanya bertemu dengan tatapan mengintimidasi pria itu, yang kemudian menjebak dalam keheningan.

"Bukankah seharusnya kau juga memberitahu namamu?" Kim Jongin memecah keheningan.

Kyungsoo tertegun, ia menjadi gugup karena sepertinya pria bernama Kim Jongin itu tak ragu untuk membuat langkah besar yang sedikit demi sedikit menariknya ke dalam alur takdir. "Apa kita akan memiliki kepentingan sehingga harus memberitahu nama satu sama lain?" Tuntut Kyungsoo.

"Yah, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan." Tegasnya.

Tapi aku mengetahuinya. Kyungsoo terdiam.

"Di masa depan, jika anda datang kemari lagi, anda tidak akan bertemu dengan saya melainkan dengan karyawan saya." Tukas Kyungsoo, secara tak langsung telah menolak untuk memberikan namanya.

Namun pria itu justru tersenyum, senyum yang lebih mirip sebuah seringai, yang membuat tubuh Kyungsoo gemetar. Ia merasa bahwa Kim Jongin akan menangkap dirinya dengan cepat, dan itu membuatnya takut bahwa ia juga akan terluka dengan cepat.

Jongin mengambil bunga Lily of the Nile dari meja, "Sampai jumpa." Ucapnya kemudian.

Kyungsoo mematung melihat pria itu kemudian beranjak yang di saat bersamaan dua orang gadis muda masuk ke dalam toko, Kyungsoo melihat Kim Jongin dan ke dua gadis itu sama-sama terkejut melihat satu sama lain.

"Profesor Kim? Bukankah Profesor menyuruh kami untuk membelikan Lily of the Nile, kenapa Profesor pergi membelinya sendiri?" Ujar wanita muda berambut panjang terheran melihat bunga yang dipegang Kim Jongin.

"Aku sedang berada di luar jadi aku membelinya sendiri, maaf merepotkan kalian." Jelas Kim Jongin yang mereka panggil Profesor.

"Hmm?? Tapi kenapa bunganya dihias? Bukankah ini untuk penelitian?"

"O oooh.... apa profesor membelinya untuk diberikan pada seorang perempuan?"

Seperti menonton drama musikal yang menakjubkan, Kyungsoo mematung mendengar percakapan tiga orang yang asyik berbincang di dalam tokonya. Permainan apa yang sudah dilakukan pria itu? Tidak, tapi permainan apa yang ditulis takdir untuk menjebak dirinya?

Tiba-tiba pria itu menoleh pada Kyungsoo. "Apa kau marah?" Tanyanya.

Marah? Karena dia berpura-pura tidak tahu nama bunga itu? Karena dia telah berpura-pura tidak tahu bahasa bunga itu? Karena dia memainkan permainan selicik sang takdir?

"Selamat jalan, tuan." Dari pada menjawab pertanyaannya, Kyungsoo justru membungkuk, ia menggigit bibir bawahnya. Dan dari pada marah pada pria itu, ia lebih marah pada benang merah pengikat takdir mereka.

Kim Jongin diam menatap Kyungsoo tanpa ekspresi. Kemudian beranjak pergi keluar toko mengajak serta ke dua gadis muda yang terlihat bingung dengan percakapan terakhir mereka. Setelahnya, Kyungsoo jatuh berjongkok, jari-jari mengepal berkeringat, akhirnya ia bisa bernapas meski tubuhnya gemetar. Pria itu telah memberi dampak tak wajar pada dirinya, namun ia tahu bahwa semua itu terjadi karena benang merah pengikat takdir.

-
--*--
-

Lily of the Nile

Lily of the Nile

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


___________________________

Saya berusaha update sekali seminggu tapi kayaknya bakal telat telat. Terimakasih untuk yang sudah membaca, vote dan review.... Thank you very much...
Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

Regard;
LIEN.

Red VOID [ Kaisoo ]Where stories live. Discover now