CH2/Part 1 - Red STRING

Start from the beginning
                                        

"Kalau begitu silakan melihat-lihat, jika ada yang dibutuhkan anda bisa memanggil saya." Kyungsoo berbalik dan beranjak dengan cepat untuk segera menjauh dari pria itu. Ada rasa kecewa terselip di dalam hati ketika ia meninggalkannya, tapi ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa itu adalah perasaan yang ditimbulkan oleh benang merah pengikat takdir, bukan murni keinginannya sendiri.

Ketika hendak duduk di kursi, Kyungsoo terkejut melihat pria itu mengikutinya, ia memberi tatapan curiga namun pria itu hanya diam menatapnya.

"Permisi, tuan?" Tegur Kyungsoo.

Dia memberi respon ekspresi bingung seakan tersadar telah mengikuti Kyungsoo tanpa disengaja. "Oh...mmh... kurasa aku akan membeli bunga yang paling bagus di sini."

"Tidak ada bunga yang paling bagus karena semua bunga bagus, tuan." Ujar Kyungsoo, ia mulai merasa kesal karena pria itu hanya membuang-buang waktunya.

Kening pria itu bertaut, merasakan keanehan sikap Kyungsoo yang terasa dingin. "Apa kau mengenalku?"

Kyungsoo berjengit mendengar pertanyaan itu. "Maaf?"

Dan mata Kyungsoo sedikit membulat melihat pria itu mendekat lalu duduk di kursi berseberangan dengannya. "Entah kenapa kau memberi kesan bahwa kau mengenalku."

Kyungsoo menelan ludah dalam gerakan lambat, sikap pria itu tiba-tiba berubah mengintimidasi, membuat Kyungsoo gugup. Benarkah sikapnya terlihat jelas? "Sifat saya memang seperti ini."

"Benarkah?"

Pria itu menatap lekat, dengan pandangan menilai dan mencari. Namun kemudian menoleh ke samping, melihat bunga-bunga yang tertata menggantung. "Kalau begitu aku ingin membeli bunga itu." Tunjuknya pada bunga di dalam pot kecil.

Kyungsoo mengikuti arah yang ditunjukkan, lalu ia menoleh kembali pada pria yang menatapnya sembari tersenyum. "Sikapmu pada pelanggan benar-benar tidak biasa." Sindir pria itu.

Kyungsoo menghela napas jengah kemudian mengambil bunga yang diinginkan pria itu, mengabaikan sarkasmenya. "Anda ingin saya menghiasnya?"

Pria itu mengangguk.

"Boleh saya tahu bunga ini ingin anda berikan pada siapa?"

Pria itu terdiam sejenak sebelum menjawab, "Apa menjadi masalah pada siapa aku akan memberikan bunga itu?"

Kyungsoo tak mengerti tetapi pertanyaan itu entah mengapa terkesan memojokkannya. "Itu hanya agar saya tahu bagaimana saya harus menghiasnya." Jelasnya kemudian.

"Oh," Gumam pria itu. "Tidak ada, aku tidak ingin memberikan bunga itu pada siapapun."

Kyungsoo tak bertanya lagi. Ia sudah tahu bahwa pria itu hanya ingin berada di tokonya lebih lama, dan itu karena sang pengikat takdir.

Kyungsoo memulai pekerjaannya, saat ia mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, ia tahu bahwa pria itu terus menatap dirinya, dan selagi menggunting pita, pria itu bertanya, "Kau tahu bahasa bunga?"

"Tentu saja."

"Lalu apa nama bunga ini?"

Tangan Kyungsoo berhenti bergerak mengikat pita pada pinggiran pot, sejenak ia tertegun, sebelum menjawab tanpa menoleh. "Lily of the Nile."

"Dan apa arti bunga ini?" Tanya pria itu lagi.

Wajah Kyungsoo terangkat menatap pria itu, kemudian berdeham pelan, lagi-lagi detak jantungnya berdegup dalam irama canggung, tak bisa dipungkiri bahwa takdir sungguh ingin menjebak dirinya dengan pria itu.

"Kau tidak tahu bahasa bunga ini-"

"Aku menyukaimu." Sergahnya, sehingga pria itu tertegun. "Arti bunga ini adalah cinta, dengan bahasa bunga Aku menyukaimu." Ulangnya. Kyungsoo tak habis pikir mengapa dari sekian banyak bunga, pria itu justru memilih Lily of the Nile?

Red VOID [ Kaisoo ]Where stories live. Discover now