KETOS - 7

3.2K 156 20
                                    

Mei 2018

Sinar rembulan menyusup melewati jendela kamar gadis itu. Lampu yang sengaja dimatikan membuat sinar rembulan menjadi satu-satunya cahaya yang ada di dalam ruangan itu.

Gadis itu bangun dari tempat tidurnya setengah sadar. Ia meraba-raba sekitarnya sebagai petunjuk arah bagi dirinya yang masih setengah sadar.

"Air" ia bergumam pelan.

Gadis itu keluar dari kamarnya, mendapati gelapnya rumahnya karena semua lampu sengaja dimatikan lalu berjalan menelusuri lorong-lorong yang ada di dalam rumahnya guna mencari tangga agar ia bisa turun ke dapur.

Gadis itu berhenti meraba-raba saat ia mendengar sesuatu dari ruangan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Saya nggak mau tau pokoknya kamu harus bujuk anak kamu supaya dia mau menerima perjodohan ini!" terdengar suara wanita paru baya seperti menahan kekesalannya.

"Anak kita!" pria itu berucap tegas membetulkan kalimat wanita itu. "Kamu itu kenapa sih Saf? Yandra itu udah punya pacar. Itu sama saja kan dengan keinginanmu untuk tak melihatnya lagi"

DEG!

Rasanya jantung Davis-gadis yang tak sengaja menguping pembicaraan orang tuanya- mau copot saat ini juga. Hatinya seperti tersambar petir. Hancur berkeping-keping.

Ia kira Bundanya itu sudah kembali seperti dulu lagi. Ternyata itu hanya akting belakang.

Semuanya masih sama. Sama seperti 6 tahun silam setelah kepergian dia.

"Beda Dirga" Safa berhenti sejenak, "jika Yandra pacaran berarti Ia masih tinggal di rumah ini, karena itulah dia harus menerima perjodohan ini agar dia tak tinggal di rumah ini lagi!"

DEG!

Lagi-lagi jantung Davis berdebar sangat kencang. Hatinya ingin menolak. Menolak kenyataan yang dia dengat saat ini.

"Jika kamu tidak mau membujuk Yandra. Aku akan bersikap kasar padanya lagi" itu Safa. Ia mulai mengancam.

"Safa!" Dirga menaikkan nadanya satu oktaf. "Kita sudah buat perjanjian kamu nggak boleh berbuat kasar padanya lagi," Dirga berhenti sejenak, "Sebagai gantinya Aku akan bujuk Yandra untuk menerima perjodohan itu"

Cukup. Ia tak mampu lagi mendengar fakta yang selama ini disembunyikan darinya. Alasan kenapa ia akan dijodohkan oleh orang tuanya. Alasan kenapa Dirga memaksanya untuk menerima perjodohan ini.

Ia mulai melangkahkan kakinya gontai. Niatnya ke dapur untuk mengambil minum ia urungkan.

Kreeet!

Davis menutup pintu kamarnya dengan sisa tenaga yang ada dalam dirinya. Ia menyenderkan dirinya pada daun pintu.

Rasanya ia ingin berteriak. Mengadu pada dunia bagaimana nasibnya saat ini. Namun, lidahnya terlalu kelu untuk berteriak.

Davis mulai duduk. Menyenderkan dirinya pada daun pintu.

Tes..

Satu cairan bening keluar dari kelopak matanya. Buru-buru Davis langsung menghapusnya.

"Kenapa lo nangis Dra. I-ini nggak ada apa-apanya'kan dari apa yang lo alami dulu" Davis bermonolog seraya memeluk lututnya.

Tes...

Lagi-lagi cairan bening itu tak mau berhenti keluar. Tetapi, kali ini Davis tak menghapusnya. Ia membiarkan cairan bening itu keluar.

"Meski sudah terbiasa. Bukan berarti perasaan juga ikut terbiasa" air mata Davis kian menderas. Ia tak mampu lagi untuk membendungnya.

SS (1) : Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang