KETOS - 4

3.5K 185 1
                                    

"Pe-pengecut" batin Davis.

Ia terdiam mematung. Sesaat suasana menjadi hening hingga akhirnya Vani mengeluarkan suara.

"Gue gak mau temenan sama orang pengecut kayak lo Dav" ucapnya lalu pergi meninggalkan Davis.

Tes...

Satu titik air mata sukses keluar dari kelopak matanya.

Ia menghapus air mata yang keluar dari kelopak matanya, namun tangannya terhenti saat ia merasakan ada seseorang dari berlakang memeluknya.

"Gue selalu ada buat lo Dra, jangan nangis. Mungkin Vani pergi tapi jangan lupa gue masih di sini di samping lo"

Davis tak bergeming sama sekali. Ia masih diam hingga akhirnya ia membalikkan badannya menghadap sang pemilik suara.

"Thank Va, lo udah ngingetin gue kalo gue gak sendirian" ucapnya seraya tersenyum tipis.

+++

Mei 2018

Sudah 5 hari berlalu semenjak insiden yang membuat kakinya terkilir dan selama itu pula ia harus absent di sekolah, namun saat ini kakinya sudah sembuh.

Gadis itu tersenyum senang melihat kedua orang tuanya yang tiba-tiba pulang dan mengajaknya makan malam.

Meski pun sebenarnya ia sedikit kesal kepada orang tuanya karena mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka daripada merawat anak mereka yang sedang sakit, namun untuk saat ini egonya ia singkirkan terlebih dahulu, yang lebih penting ialah makan bersama kedua orang tuanya.

"Hmm.. nak" panggil pria paru baya itu seraya meletakkan garpu dan sendok yang ia pegang di bibir piring dengan rapi.

"Ya?" ada nada gembira saat ia menyahut panggilan ayahnya.

"Kami berdua ingin membicarakan hal yang serius kepadamu" ujarnya.

Oh tidak, seharusnya ia menyadari dari awal bahwa ada apa-apa dibalik ajakan orang tuanya.

"To the poin saja" sahutnya, namun kali ini tak ada lagi nada gembira yang ia pancarkan.

"Kamu pasti masih ingat perkataan saya 2 tahun lalu" ucap pria paru baya itu, Dirga -ayah Davis-.

Ia terdiam, ia tidak akan pernah lupa apa yang dikatakan oleh ayahnya 2 tahun lalu.

+++

Desember 2016

Libur akhir semester sudah datang. Jika biasanya anak-anak akan senang dengan liburannya, lain halnya dengan Davis, gadis itu sekarang tengah memandangi setiap tetesan air hujan yang sudah mulai meredah dari jendela kamarnya.

"Membosankan" satu kalimat itulah yang bisa mencerminkan perasaan Davis sekarang.

Dret....dret....dret...

Tiba-tiba ia merasakan adanya getaran di atas pahanya yang tak lain berasal dari handphone-nya.

Ayah tercinta : Cort's Cafe 19.30.

Sebuah pesan singkat itu mampu membuat hati Davis senang bukan main, pasalnya ia jarang bertemu dengan ayahnya.

Cort's Cafe, 19.45 WIB

Kini ia tengah duduk manis di depan kedua orang tuanya sambil memakan makanan yang telah dipesan.

"Yandra" suara itu mampu membuat Davis menegang.

SS (1) : Ketua OSISWhere stories live. Discover now