Part 17 ( i can't )

Start from the beginning
                                        

Tak lama kemudian tuan dan nyonya kang datang.

"selamat pagi eommonim, abonim" sapa jimin.

"jimin ah kau berantakan sekali" jawab nyonya kang sambil terkekeh.

"pulanglah nak, sudah 2 malam kau disini" sambung tuan kang yang nampak kawatir dengan kondisi jimin yang berantakan akibat tidur hanya 3 jam sehari di tempat yang tidak nyaman pula.

"ne eommonim abonim, kalau begitu saya pamit" ucap jimin sambil membungkuk lalu keluar dari ruang inap.





"seulgi ah, eomma dan appa ingin bicara" ucap nyonya kang setelah jimin pergi.

"ada apa?"

"begini, kondisimu memang sudah membaik. Tapi kami tidak bisa meinggalkanmu disini nak"

"maksud appa?"

"seulgi ah, omma ingin kamu pulang ke jepang. Kami ingin merawatmu, kalau kau tinggal bersama kami, akan lebih mudah omma menjagamu sayang"

Apa? apa katanya? pulang ke jepang? apa itu berarti seulgi harus meninggalkan korea, kuliah, teman-teman dan jimin?

"memang disini ada seokjin, tapi dia tidak bisa terus menjagamu seul, dia juga harus pergi ke kantor dan akan sering keluar kota nak"

"lalu bagaimana kuliahku appa?" sebenarnya seulgi tidak menghawatirkan kuliahnya, ia lebih memikirkan jimin, bagaimana pendapatnya jika seulgi pergi? bahkan hubungan mereka belum genap 1 bulan.

"appa tau kau tidak begitu menghawatirkan kuliahmu kan?" ucapan ayahnya membuat seulgi yang semula menunduk kini menatap lelaki paruh baya itu.

"appa tau kau mencintai jimin, tapi sadarlah nak, kau tidak bisa terus merepotkannya, jimin punya kehidupan sendiri, kuliah dan lainnya. Kau tidak bisa terus-terusan bergantung padanya apalagi kalian hanya berstatus sepasang kekasih"

Jleb

Kata-kata tuan kang benar-benar menusuk hati seulgi, ia tau betul yang dibicarakan ayahnya sangat benar.

"pikirkanlah nak, kalau kamu setuju kita akan berangkat 2 hari lagi" ucap nyonya kang kemudian mereka berdua keluar ruangan seulgi untuk menemui dokter.





Jimin menghentikan langkahnya yang hendak memasuki lift, ia teringat ponselnya yang ada di atas nakas di kamar seulgi, jiminpun kembali ke ruang inap untuk mengambil ponselnya.

Jimin melihat kedalam sebelum membuka pintu, dilihatnya kedua orang tua seulgi sedang berbicara serius, sebenarnya dia tidak ingin menguping namun karena rasa penasarannya jimin kemudian membuka pintu perlahan agar suara mereka terdengar.

Setiap kata yang keluar dari mulut tuan dan nyonya kang dicermatinya dengan serius. Sampai pada titik dimana nyonya kang mengatakan akan membawa seulgi kembali ke jepang, saat itu juga hati jimin terasa tertusuk beribu jarum. 

Raut wajahnya berubah masam, dengan cepat jimin pergi dari tempatnya ketika orang tua seulgi melangkah keluar.




Disinilah jimin sekarang, rooftop rumah sakit. 

Dengan wajah kusam, rambut berantakan, hoodie yang telah 2 hari ia pakai dan celana pendek hitam yang menutupi paha sampai lututnya.

Mata sipitnya menatap lurus ke depan memperhatikan jalanan kota seoul yang mulai padat, pikirannya melayang memikirkan perkataan calon mertuanya yang hendak memisahkannya dengan wanita yang telah mengisi hari-harinya selama ini.

'ottoke' gumamnya seraya menghembuskan nafas berat. "seulgi ya, ottoke " gumamnya lagi.

Frustasi, itulah kata yang tepat mendeskripsikan keadaan jimin saat ini, memikirkan jalan terbaik untuk mereka berdua.

Disatu sisi jimin tidak ingin berpisah dari seulgi, ia ingin menemani hari-harinya, selalu berada disisinya, menjaganya, merawatnya.

Namun jimin juga tidak boleh egois, mengingat seulgi yang sakit, dan kenyataan bahwa dirinya tidak bisa selalu berada di sisi seulgi seperti yang ayah seulgi katakan, alangkah lebih baik jika seulgi pergi bersama orang tuanya, kesehatan seulgi akan lebih terjamin bila ibunya sendiri yang merawatnya.

Masalah hubungannya dengan jimin biarlah waktu yang menentukan.

Jimin masih berkutat dengan pikirannya, berdebat dengan otak dan hatinya, logikanya tidak mau menerima kata hatinya begitupun sebaliknya. Setelah sekian lama berfikir akhirnya jimin membuat keputusan, dan semoga keputusan ini jalan terbaik bagi mereka berdua.





Seulgi POV

bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan?

jimin, apa pendapatnya jika aku memberitahu tentang ini?

apa dia akan marah?

atau pergi?

aku tidak ingin menyakitinya, hubungan kami baru berjalan sebulan, tapi sudah begitu banyak masalah yang kami hadapi.

jikaaku pergi, apa jimin akan menungguku? 


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


thanks for voment ♥

FF ini otw complated beberapa eps lagi😁

ditunggu ya~

MOVE ON [COMPLATE]Where stories live. Discover now