Song 5 - Sunday Morning Call

117 17 25
                                    


Here's another Sunday morning call...

[]

Ponsel berwarna hitam yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidur itu bergetar. Sebuah panggilan masuk. Tetapi sang pemilik ponsel tengah tertidur lelap. Di panggilan masuk yang kedua, orang itu terbangun. Tangannya meraba-raba meja dan ia meraih ponselnya. Layar yang bercahaya, menampilkan nama orang yang meneleponnya di pagi buta. Jari-jari lentiknya menggeser ikon hijau pada layarnya.

"Halo."

"Maaf mengganggumu pagi-pagi begini, Freya."

Freya menyipitkan mata dan mengecek jam dindingnya. Pukul 3 dini hari. "Ada apa, Rupert?"

Rupert, manajer pub Mother Mac's, yang entah mengapa menelepon Freya. "Hei, temanmu di rumah sakit."

"Siapa? Zachary?"

"Bukan. Bukan berandal satu itu."

"Lalu siapa?"

"Noel."

Untuk sepersekian detik Freya hanya terpaku. Detik berikutnya, dia memekik tertahan sambil melompat berdiri dari tempat tidurnya.

"Tenang, Freya. Hanya luka kecil."

"Oke. Oke. Aku tenang." Freya menarik napasnya dalam-dalam.

Rupet berdeham. "Liam menghubungiku setengah jam yang lalu. Ada musibah kecil yang mengakibatkan Noel harus mendapatkan tindakan medis. Mereka di Wythenshawe Hospital dan akan menumpang menginap di tempatku."

"Oke?" Freya masih belum mengerti.

"Berhubung rumahmu dekat dengan Wythenshawe Hospital, mungkin kamu bisa menjemput kakak-adik itu dan mengantarkannya ke rumahku."

Dan semuanya seperti terjadi dengan begitu cepat. Freya berganti baju dengan terburu-buru, kemudian dia mengeluarkan mobilnya dari garasi, dan segera meluncur menuju Wythenshawe Hospital yang hanya berjarak sekitar 10 mil dari rumahnya di Cheadle.

Freya menyalakan musik keras-keras untuk membuatnya tetap terjaga selama perjalanan. Rasa kantuk masih membayang mengingat laporan yang harus dikerjakannya hingga tengah malam. Mobil SUV itu diparkirkan dan gadis itu bergegas menuju unit gawat darurat.

Pintu unit gawat darurat yang tembus pandang, menampakkan beberapa orang yang berlalu-lalang. Ada yang terburu-buru, ada yang mengusap wajah lelah mereka, ada pula yang berjalan sambil terpincang-pincang. Freya terpaku sejenak. Apa yang dilakukannya di sini? Sebuah telepon di pagi buta membuatnya bergerak sejauh ini. Freya memantapkan hatinya untuk memasuki bangunan unit gawat darurat.

Liam yang sedang duduk di kursi ruang tunggu, langsung berdiri melihat kedatangan Freya. Kedua alis tebalnya menyatu, masih belum bisa mencerna kejadian yang berkilas di hadapannya.

"Rupert meneleponku," kata Freya sambil tersenyum simpul, "dan menceritakan semuanya."

Liam hanya mengangguk sambil memperhatikan lantai rumah sakit yang terlampau bersih. Rasa lelah telah menguasai tubuh pemuda itu.

"Bagaimana Noel?"

Pertanyaan Freya tersebut membuat Liam mendongak dan menatap gadis berambut cokelat muda di depannya itu. Liam tersenyum simpul, entah mengapa keberadaan gadis itu membawa sebuah atmosfer unik. "Dia di bangsal. Mari ku antarkan."

Gadis bertinggi badan 165 cm itu mengikuti sang pemuda bermata sayu menuju bangsal tempat Noel dirawat. Bangsal itu mulai lengang, hanya dua ranjang yang terisi selain ranjang milik Noel yang berada di ujung ruangan. Freya melangkah mendekat dengan hati-hati, sedangkan Liam bersandar pada dinding di dekat pintu bangsal.

Chasing YesterdayKde žijí příběhy. Začni objevovat