"Sakit dong kepala kamu?" Tanyaku lagi, nggak jadi nyoba buat berdarah di kepala. "Aku ditabrak om ku, terus jatuhnya nyusruk gitu ke aspal. Tapi aku nggak nangis dong, Bren."

"Nggak mau, maunya sama kak Luke." Cibir om Jack, memeragakan persis yang kulakukan. "Kak Luke, maunya sama kakak."

"Berisik ah om." Decakku, lantas menelfon di belakang korden, biar om Jack nggak nguping. "Om ku disini loh, Bren. Kakaknya kak Luke, orangnya nyebelin. Dia yang nabrak aku."

"Ngomong sini didepan!" Seru om Jack, membuatku tertawa keras keras. Rasain, ngeledekin aku terus, sih!

"Kamu ditabrak om sendiri, Ka?!"

"Iya!"

"Udah, udah. Kecil kecil udah pinter gosip." Gerutu om Jack, yang kembali disusul dengan tawaan kak Luke.

"Nanti mau tidur sini apa pulang, Ka?" Tanya kak Luke, membuatku lantas beralih sebentar pada Brendon. "Kalau mau pulang, nanti dianterin."

"Bren, besok lagi ya di sekolah." Ujarku, tanpa niat mengabaikan kak Luke. "Aku mau main dulu sama kakak."

"Jangan diajak main!" Seru Brendon. "Orang lagi sakit!"

"Yaudah, mau ngobrol aja." Sergahku, biar dia nggak bawel. "Dadah."

"Mau tidur sini, kak." Aku menghampiri kak Luke, "Tapi besok sekolah."

"Yaudah, besok gue bangunin. Tapi besok gue nggak bisa jemput, ya." Ia mengelus kepalaku. Kalo bisa lahir lagi, aku pasti milih buat lahir jadi adek kandungnya kak Luke. "Jangan pulang sekolah sendiri, Ka. Nanti Calum-"

"Nggak mau." Gelengku, "Nggak mau sama kak Cal."

Kak Luke terdiam, mata teduhnya beralih padaku, entah kenapa.
"Yaudah, bareng Ashton aja, ya. Berdua, jangan misah."

"Ashton kan rumahnya di tengah gurun." Karangku, asal. "Besok sama Brendon aja, kak. Dia kan rumahnya dekat sini."

"Boleh," Tawa kak Luke. "Lo tuh kalo ngomong suka asal, deh. Ngaco, hahaha."

"Dia rumahnya di luar planet, udahlah, nggak keliatan." Ujarku, makin asal. Lagian, rumah jauh banget.

"Nanti alisnya rontok loh Ka lo omongin gitu. Sini, tidur. Udah jam segini, besok jangan susah dibangunin, ya." Kak Luke menepuk tempat kosong di sebelah tempat tidurnya, mengisyaratkanku untuk tidur disana. "Udah makan, kan?"

"Mmm hmm." Anggukku, naik ke atas tempat tidurnya, menuruti apa yang kak Luke katakan. "Kak?"

"Hm?"

"Kakak jangan sakit lagi..." Lirihku, membuatnya tertawa kecil, mengelus lembut rambutku. "Ih, serius kak. Kok malah ketawa, sih?"

"Gue nggak sakit, Ka." Senyum kak Luke. Wajahnya yang pucat, jelas membuatku nggak percaya. "Udah, nggak usah mikirin gue. Tidur, gih."

"Kak." Rengekku, yang jadi kepikiran.

"Udah," Gelengnya, merengkuhku kedalam pelukannya. "Tidur."

"Kakak janji ya, kalo ada apa apa, cerita sama aku?" Tanyaku, "Kakak jangan main rahasia rahasiaan ya, kalo ada apa apa?"

"Iya, bawel." Tawanya kecil. "Lo juga kalo ada apa apa jangan main sembunyi sembunyian sama gue, ya. Ada apa apa, harus cerita."

"Mmm hmm." Anggukku. "Kakak..."

"Hm?"

"Aku sayang kakak." Bisikku. "Kakak kalo mau berubah jadi yang baik baik aja, ya..."

"Hahaha." Tawa kak Luke lagi, sekarang terdengar hambar. "Iya, lah. Udah Ka, kok lo jadi mikirin yang begituan, sih. Tidur, gih. Kalo nggak tidur ntar om Jack dateng lagi, loh."

Kakak • lrhΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα