LIMA

27 6 4
                                        

Vote!!! Didahulukan (:

Tin tin (suara klakson mobil)

Suara klakson mobil membuat Helen dan Azya menoleh kearah luar, lebih tepatnya kearah gerbang. Terdapat sebuah mobil terparkir didepan gerbang rumah Helen. Kaca mobil tempat pengemudi, perlahan terbuka, menampakkan sosok yang sangat Helen sayangi.

"Halo tan!" seru Azya seraya melambaikan tangannya dengan senyum yang menampilkan sederet giginya, Vita—mama Helen— pun merespon dengan melambaikan tangannya pada Azya.

Tanpa diperintahkan. Tanpa dikode. Helen segera berlari menuju gerbang dengan sebuah kunci  yang sedang digenggamnya. Pintu gerbang terbuka lebar dan membiarkan mobil jazz berwarna merah itu terparkir rapih.

Helen menghampiri mamanya dengan senyum yang merekah diwajah. "Ma!" Helen menghentikannya sejenak, "Ga bawa makanan gitu buat anaknya?"

Soal makanan?! Jangan ditanya, bagi Helen makanan bisa mengalahkan semuanya. Apalagi Vita hanya sesekali kalau pulang sore. Alasan Helen langsung beri pertanyaan pada Vita, padahal Vita baru saja sampai!!! Karena, setiap pulang sore, pasti Vita selalu bawa sesuatu untuk Helen. Tapi, tidak untuk sekarang.

Wajah Helen memang menghadap Vita. Tapi, kedua bola mata Helen melirik kedalam mobil, seperti sedang mencari sesuatu.

Vita merangkul Helen seraya melangkahkan kaki menuju pintu utama. Perlakuan Vita membuat Helen nyaman, beda dengan anak-anak yang lain, mungkin hal seperti itu sudah biasa bagi anak-anak yang lain, kecuali Helen. Kesibukkan orang tuanya membuat Helen iri dengan temannya. Khususnya dalam hal perhatian.

Helen dan Vita berniat langsung ke kamar masing-masing. "Mama ganti baju sebentar, kamu sama Azya juga ganti baju, nanti kalo mama belum selesai tunggu aja dibawah." Helen mengiyakannya. Helen menyelonong masuk ke kamar Azya, sedari Helen disitu—pergi—kembali Azya masih dengan posisi awalnya—duduk didekat jendela. Tampaknya Azya sangat menyukai kegiatannya saat ini.

Langit sore nan cerah yang berwarna biru bercampur putih telah tergantikan, sekarang langit itu sudah dikelilingi cahaya di sore hari yang selalu muncul menjelang waktu maghrib, mungkin dalam beberapa menit kedepan adzan maghrib akan berkumandang. Segera Azya menutup jendela kamarnya.

Helen dan Azya tengah duduk bersebelahan. Helen baru saja membuka mulut untuk berbicara, tetapi ponsel Azya berdering, dengan terpaksa Helen mengurungkan niatnya dan menutup kembali mulutnya.

"Angkat telpon dulu, ya!" ponsel yang digenggamnya berapa detik lalu berdering, kedua bola mata Azya beralih ke layar ponsel, kemudian, jarinya yang lentik pun mulai bergerak di layar ponsel yang menyala.

Karena bosan dan gak mau ganggu Azya, Helen pergi ke kamarnya untuk mengambil ponsel miliknya. Pintu kamar Helen terbuka. Segera Helen masuk dan ia melihat Vita yang tengah menutup jendela kamarnya.

"Elen, kamu tuh ya... udah tau mau maghrib kenapa jendela kamar belom ditutup." Ketemu baru berapa detik saja sudah dikasih ceramah singkat.

"Sorry mom." Cuma itu yang Helen katakan, lalu ia bolak-balik mencari ponsel miliknya. Sudah ditelusuri seluruh sudut kamarnya, mulai dari tempat tidur, meja belajar, sampai kolong tempat tidur pun sudah ditelusurinya. Akhirnya Helen nyerah juga. Wajah Helen sudah dipenuhi keringat dan ia beralih untuk duduk diatas tempat tidur.

Vita melangkahkan kaki menuju tempat tidur putrinya, lalu mereka duduk bersebelahan. "Lagi cari apa?" Helen menggeser tubuhnya kesamping membuat ia berhadapan dengan mamanya, karena takut diomelin... Helen menampilkan wajah cemberutnya. "Hp Elen ilang ma!" Tetapi, Vita menanggapinya biasa saja. Vita mengambil sesuatu yang berada didalam kantong celananya, lalu dikeluarkannya. Dan ternyata. Itu dapat merubah Helen menjadi tampak kebingungan.

'A' FOREVERWhere stories live. Discover now